Anak-anak di Gaza Memakai Gelang Tanda Pengenal, Permudah Identifikasi jika Menjadi Korban Serangan Israel

- 26 Oktober 2023, 07:31 WIB
Ali Daba Putra pria penduduk Palestina menunjukkan gelangnya di tempat pengungsian mereka di Khan Younis selatan Jalur Gaza 24 Oktober 2023.
Ali Daba Putra pria penduduk Palestina menunjukkan gelangnya di tempat pengungsian mereka di Khan Younis selatan Jalur Gaza 24 Oktober 2023. /REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa/


GALAMEDIANEWS - Di tengah situasi konflik yang memakan banyak korban di Gaza, beberapa keluarga kini menggunakan gelang identifikasi dalam upaya mencari sanak saudara mereka yang mungkin tewas akibat serangan Israel. Penduduk Gaza menghadapi dilema pemakaman massal yang hanya menampilkan nomor identifikasi alih-alih nama.
Dalam laporan terbaru, keluarga El-Daba berusaha mengurangi risiko menjadi korban serangan udara hebat Israel terbaru. Serangan ini dipicu oleh aksi militan Hamas yang menyerang kota-kota Israel pada 7 Oktober lalu, yang menewaskan 1.400 orang dan menyandera sejumlah warga.

Ali El-Daba, berusia 40 tahun, mengungkapkan bahwa ia telah melihat mayat-mayat yang hancur akibat bom dan tak dapat dikenali. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk memisahkan keluarganya untuk menghindari risiko kematian bersamaan dalam satu serangan. Ia menyebut bahwa istrinya, Lina, 42 tahun, tinggal di Kota Gaza di bagian utara bersama dua putra dan dua putri, sedangkan ia pindah ke Khan Younis di bagian selatan bersama tiga anak lainnya.

El-Daba menyebut bahwa ia bersiap untuk yang terburuk dan telah membeli gelang tali biru untuk anggota keluarganya, mengikatkannya di kedua pergelangan tangan.

"Jika sesuatu terjadi, dengan cara ini saya akan mengenali mereka," ujarnya.

Baca Juga: Rumah Sakit Indonesia di Gaza Palestina Mengalami Pemadaman Listrik Besar-besaran

Selain keluarga El-Daba, keluarga Palestina lainnya juga membeli atau membuat gelang identifikasi untuk anak-anak mereka, bahkan ada yang menuliskan nama-nama anak mereka di lengan mereka.

Pemakaman massal ini telah diizinkan oleh ulama Muslim lokal. Sebelum pemakaman dilakukan, petugas medis memotret dan mengambil sampel darah dari jenazah-jenazah yang tidak dikenali tersebut, kemudian memberikan nomor identifikasi.

Meskipun militer Israel telah meminta warga untuk meninggalkan bagian utara Jalur Gaza, salah satu wilayah terpadat di dunia, dan pergi ke selatan yang dianggap lebih aman, serangan udara masih merata di seluruh wilayah yang dikuasai Hamas.

Juru bicara militer Israel mengatakan, "IDF (Israel Defense Forces) telah mendorong penduduk utara Jalur Gaza untuk pindah ke selatan dan menjauh dari target-target teroris Hamas di Kota Gaza."

Namun, Hamas ternyata sudah merapatkan diri di tengah populasi sipil di seluruh Jalur Gaza. Sehingga, IDF akan terus melancarkan serangan setiap kali ada target Hamas, dengan berusaha sebisa mungkin untuk meminimalkan dampaknya pada warga sipil yang tidak terlibat.

Halaman:

Editor: Feby Syarifah

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah