Pernyataan pertama yang dikeluarkan oleh Abu Obeida adalah untuk mengaku bertanggung jawab atas sebuah operasi militer di timur kota Rafah, di selatan Gaza, atas nama Al-Qassam Brigades.
Operasi tersebut menewaskan dua tentara Israel, melukai dua lainnya, dan mengakibatkan penangkapan Gilad Shalit. Yang kemudian menjadi sejarah.
Operasi itu merupakan respons langsung terhadap serangan Israel yang menargetkan keluarga Palestina Abu Ghalia ketika sedang piknik di pantai Beit Lahia, di utara Gaza.
Tragedi tersebut terjadi pada 9 Juni 2006, dan pesan pertama Abu Obeida muncul pada tanggal 25 bulan yang sama, seolah-olah sebagai respons terhadap penderitaan Huda.
Sejak hari itu, rakyat Palestina, dan akhirnya rakyat Arab, dan akhirnya banyak orang di seluruh dunia, mulai mengaitkan suara Abu Obeida dengan kekuatan dan keteguhan Perlawanan Palestina.
Apa yang membuat pesan Abu Obeida efektif adalah kenyataan bahwa ia jarang terlihat berbohong atau menyesatkan.
Dengan kemampuannya untuk melepaskan diri dari bahasa dan batasan audiens target, Abu Obeida telah menjadi penting dalam mewakili generasi baru pemimpin Palestina dan Arab, yang sering dibandingkan dengan mereka yang dianggap sebagai boneka Washington dan sekutu baratnya.***