Perkembangan Perang di Jalur Gaza Palestina Tidak Sesuai dengan Apa yang Israel Harapkan

- 3 November 2023, 14:11 WIB
Seorang tentara Israel mengarahkan Pengangkut Personel Lapis Baja (APC) di sisi perbatasan Jalur Gaza Palestina - Israel, 9 Oktober. /REUTERS/Amir Cohen
Seorang tentara Israel mengarahkan Pengangkut Personel Lapis Baja (APC) di sisi perbatasan Jalur Gaza Palestina - Israel, 9 Oktober. /REUTERS/Amir Cohen /

GALAMEDIANEWS - Meskipun operasi militer Israel di Jalur Gaza Palestina terus meningkat dengan cepat, tampaknya Israel menghadapi tantangan besar dalam mencapai tujuannya. Ahli-ahli militer dan analis internasional mengamati perkembangan situasi dengan seksama bahwa perkembangan yang terjadi di Jalur Gaza Palestina tidak sesuai dengan apa yang Israel harapkan dari awal mula perang dimulai.

Operasi militer yang dipimpin oleh Israel telah berlangsung sejak beberapa waktu yang lalu, dengan serangan udara dan operasi darat yang semakin intens. Namun, sejauh ini, tampaknya hasil dari kampanye militer ini tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh Tel Aviv.

Raport-raport terbaru menyebutkan bahwa pasukan Israel telah menderita kerugian yang cukup besar sejak dimulainya operasi darat di Jalur Gaza. Bahkan dengan pengawasan militer Israel yang ketat, sejumlah video di media sosial telah menunjukkan dampak operasi tersebut di rumah sakit-rumah sakit di Gaza.

Baca Juga: Nonton Anime Sousou no Frieren Episode 9 Sub Indo Resmi Fall Bukan Samehadaku, Otakudesu dan Anoboy

Salah satu berita yang menggemparkan adalah kematian Letnan Kolonel Salman Habka, komandan dari batalyon ke-53 dalam tentara Israel. Ini merupakan kematian tertinggi di kalangan komandan militer Israel sejak dimulainya perang dengan Gaza yang dikenal dengan nama "Iron Swords."

Herzi Halevy, Kepala Staf Israel, mengungkapkan bahwa pasukannya telah mengepung Kota Gaza, kota terbesar di Jalur Gaza, dan tengah beroperasi di dalamnya. Mereka terlibat dalam pertempuran langsung dengan dukungan dari angkatan udara Israel.

Para ahli militer menduga bahwa Israel berusaha untuk memotong Jalur Gaza menjadi dua bagian dengan memisahkan Gaza Utara dan Gaza Selatan. Ini adalah tugas yang sulit, mengingat wilayah Gaza yang sempit dengan lebar tidak lebih dari 6 kilometer.

Operasi militer yang keras dan intens telah mengubah sebagian besar Gaza Utara menjadi reruntuhan, dan suara-suara yang semakin kuat menuduh Israel melakukan serangan udara sembrono terhadap pemukiman warga Palestina. Data medis menunjukkan bahwa sekitar 80% dari korban yang jumlahnya mencapai lebih dari 9.000 orang adalah warga sipil, termasuk banyak anak-anak dan perempuan.

Laporan-laporan juga menyebutkan bahwa Israel telah menggunakan lebih dari 20.000 ton bahan peledak di Gaza sejak 7 Oktober, setara dengan kekuatan bom nuklir yang setengahnya lebih kuat daripada bom atom yang dilemparkan Amerika Serikat di kota Hiroshima pada tahun 1945.

Halaman:

Editor: Ryan Pratama

Sumber: RTArabic


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x