GALAMEDIANEWS - Ribuan orang telah membanjiri jalan-jalan di Jerusalem dan Tel Aviv, mengecam pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Protes ini disebabkan oleh kurangnya kesiapsiagaan pemerintah dalam menghadapi serangan yang terjadi pada 7 Oktober oleh kelompok Palestina, Hamas, serta penanganan krisis tawanan yang terjadi setelahnya.
Di luar kediaman Netanyahu, polisi harus menghadapi ratusan pengunjuk rasa. Mereka mengibarkan bendera Israel sambil berseru, "Penjara sekarang!" Sementara di Tel Aviv, ibu kota komersial Israel, ribuan pengunjuk rasa, termasuk kerabat dan teman dari beberapa tawanan yang diculik, berseru, "Bawa mereka pulang sekarang!"
Hadas Kalderon, seorang demonstran, berkata, "Saya berharap dan menuntut dari pemerintah saya untuk berpikir di luar kotak." Dia menyatakan bahwa lima anggota keluarganya termasuk di antara yang diculik dan bahwa setiap hari adalah hari perang bagi keluarganya.
Baca Juga: Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di London Inggris Menutup Jalan Oxford Circus
Serangan yang terjadi pada 7 Oktober lalu menyaksikan ratusan pejuang Hamas menyerbu selatan Israel, menewaskan lebih dari 1.400 orang dan menawan setidaknya 240 orang.
Israel kemudian meluncurkan serangan balasan terhadap Gaza yang telah menewaskan lebih dari 9.400 warga Palestina, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak, serta merusak wilayah yang luas di wilayah yang dikepung.
Kemarahan publik di Israel terus tumbuh, dengan banyak keluarga tawanan yang ditahan di Gaza secara tajam mengkritik respons pemerintah dan menuntut agar kerabat mereka segera dipulangkan.
Sebelum perang ini, Benjamin Netanyahu telah menjadi sosok yang memecah belah di Israel. Dia telah menghadapi tuduhan korupsi, meskipun dia membantahnya, dan telah mendorong rencana untuk membatasi kekuatan yudisial, yang telah menghadirkan ratusan ribu demonstran di jalanan.