Iran Minta Gencatan Senjata di Jalur Gaza Sementara AS Mengirim Kapal Selam Nuklir ke Timur Tengah

- 6 November 2023, 21:25 WIB
AS kirim kapal selam Nuklir kelas Ohio ke Timur tengah dan sudah tiba di wilayah tanggung jawab Komando Pusat AS. Iran Ancam AS jika tidak ada Gencatan Senjata di Jalur Gaza
AS kirim kapal selam Nuklir kelas Ohio ke Timur tengah dan sudah tiba di wilayah tanggung jawab Komando Pusat AS. Iran Ancam AS jika tidak ada Gencatan Senjata di Jalur Gaza /X.com / CENTCOM/

GALAMEDIANEWS - Konflik berkelanjutan di Jalur Gaza Palestina telah memunculkan kekhawatiran internasional, dengan Iran memberikan peringatan tegas kepada Amerika Serikat (AS) bahwa akan ada konsekuensi serius jika perang tidak segera dihentikan. Ketegangan semakin meningkat seiring berlanjutnya konflik, yang mengakibatkan peningkatan militer yang signifikan di Timur Tengah.

Peringatan dari Iran:

Menteri Pertahanan Iran, Mohammad-Reza Ashtiani, mengeluarkan peringatan keras kepada Amerika Serikat, mendesak mereka untuk menghentikan perang di Gaza dan menerapkan gencatan senjata. Dia memperingatkan bahwa jika tidak dilakukan, maka akan ada konsekuensi serius. Iran secara konsisten telah mendesak agar kekerasan di Gaza diakhiri dan telah menuduh AS memicu ketegangan di wilayah tersebut sejak konflik dimulai.

Tuduhan Dukungan AS:

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani, menuduh Israel melakukan "kejahatan perang dan genosida" dengan dukungan penuh dari pemerintah AS. Dia berpendapat bahwa tindakan ini mencerminkan "semangat sombong" Washington yang telah menimbulkan kebencian di kalangan bangsa-bangsa di seluruh dunia.

Baca Juga: Koridor Evakuasi Warga Jalur Gaza yang diserukan Israel Hanya Kebohongan Belaka

Sikap AS:

Sebaliknya, Amerika Serikat menolak untuk meminta gencatan senjata penuh di Gaza, bahkan memveto Resolusi Dewan Keamanan PBB pada tanggal 18 Oktober. Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengulangi posisi Amerika Serikat, dengan mengatakan bahwa gencatan senjata bisa memungkinkan Hamas "berkumpul kembali" dan melancarkan serangan lebih lanjut terhadap Israel.

Toll Konflik Gaza:

Konflik Gaza telah mengakibatkan banyak korban manusia, dengan lebih dari 9.770 warga Palestina tewas, termasuk 4.800 anak, dan lebih dari 25.000 luka. Laporan dari Kementerian Kesehatan Palestina dan organisasi internasional menunjukkan bahwa sebagian besar yang terkena dampak adalah perempuan dan anak-anak.

Perlawanan yang Berlanjut:

Meskipun ada peningkatan militer Israel dan infiltrasi sporadis di sepanjang perbatasan Gaza, Perlawanan Palestina terus melawan serangan Israel. Perlawanan yang gigih ini telah menjadi ciri khas konflik.

Latar Belakang Pengepungan Gaza:

Gaza telah berada di bawah pengepungan militer Israel yang ketat sejak tahun 2007, setelah pemilihan demokratis di Palestina yang hasilnya ditolak oleh Tel Aviv dan Washington.

Baca Juga: Menlu AS, Blinken Gunakan Rompi Anti Peluru dalam Kunjungan Rahasia ke Irak

Penempatan Militer AS:

Sebagai tindakan peragaan kekuatan di Timur Tengah, Angkatan Laut AS telah mendeploy kapal selam berpeluru kendali ke wilayah tersebut. Langkah ini diambil di tengah meningkatnya ketegangan dalam konflik Israel-Hamas. Kapal selam ini mampu meluncurkan rudal nuklir dan kabarnya terlihat bergerak melalui Terusan Suez.

Peningkatan Militer di Timur Tengah:

Amerika Serikat telah meningkatkan kehadiran militernya secara signifikan di Timur Tengah sejak konflik dimulai. Ini termasuk pengiriman dua kapal induk, pesawat tempur yang luas, sekitar 1.000 tentara Amerika, dan pasukan komando operasi khusus yang memberikan "nasihat" kepada militer Israel dalam operasi mereka di Gaza.

Penguatan Pertahanan Regional:

Washington juga telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kemampuan pertahanan sekutu-sekutu di Teluk, dengan mengirimkan sistem pertahanan rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) ke Arab Saudi dan sistem rudal permukaan-ke-udara Patriot ke Kuwait, Yordania, Irak, Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab, seperti dilaporkan oleh The Wall Street Journal.

Tujuan AS:

AS menyatakan bahwa peningkatan militer mereka bertujuan untuk mencegah eskalasi regional dan melindungi kepentingan Amerika Serikat dan mitra-mitra mereka. Amerika Serikat bertekad untuk tidak membiarkan situasi di Israel berkembang menjadi konflik regional yang lebih luas.

Upaya Diplomatik:

Menteri Luar Negeri Antony Blinken telah melakukan upaya diplomatis dengan mengadakan pembicaraan dengan pemimpin-pemimpin regional, termasuk Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani di Baghdad.

Baca Juga: Kebijakan Perang Joe Biden Ditentang Oleh Para Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di Washington DC

Serangan terhadap Aset Militer AS:

Aset militer AS di wilayah tersebut telah menjadi sasaran serangan dari milisi yang terkait dengan Iran di Suriah dan Irak sejak konflik dimulai pada bulan Oktober. Kelompok-kelompok ini telah melancarkan puluhan serangan di pangkalan-pangkalan militer AS, menyebabkan korban dan memunculkan kekhawatiran tentang dampak regional yang lebih luas dari konflik ini.***

Editor: Feby Syarifah

Sumber: Al Jazeera Palestine Chronicle


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah