Penutupan Jalan di Kota Bandung Tak Efektif, Dianggap Jadi Bumerang dan Beban Baru

- 21 September 2020, 18:59 WIB
Penutupan Jalan Asia Afrika Kota Bandung saat ditutup, Jumat 18 September 2020. (foto: Dicky Irvan/galamedia)**
Penutupan Jalan Asia Afrika Kota Bandung saat ditutup, Jumat 18 September 2020. (foto: Dicky Irvan/galamedia)** /

GALAMEDIA - Penutupan sejumlah ruas jalan di Kota Bandung dinilai tak efektif dalam mengantisipasi penyebaran Covid-19.

Program dari Pemkot dan Polrestabes Bandung itu malah dinilai bisa menjadi bumerang dan beban baru bagi masyarakat.

Seperti diketahui, sejak Jumat 18 September 2020, pemerintah menutup sejumlah ruas jalan. Di antaranya Jalan Asia Afrika- Tamblong, Jalan Otista-Suniaraja, Jalan Purnawarman - Martadinata, Jalan Merdeka - Riau, dan Jalan Merdeka - Aceh.

Baca Juga: Menteri Agama Positif Covid-19, Doa Anak Buah Habib Rizieq Mengejutkan

Penutupan jalan tersebut, dilakukan tiga kali dalam sehari, yakni pagi, siang dan malam. Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Bandung, Riana menilai penutupan jalan itu perlu dilakukan evaluasi agar ditemukan langkah yang lebih signifikan dalam penanganan pandemi di Kota Bandung.

"Upaya penutupan jalan tersebut kurang efektif dalam mencegah penyebaran Covid-19. Perlu dievaluasi dan perlu dikoordinasikan dengan institusi terkait," ujar Riana.

"Jangan sampai kebijakan ini menjadi bumerang dan beban bagi warga Kota Bandung," tambahnya saat ditemui di Gedung DPRD Kota Bandung, Jln. Sukabumi, Kota Bandung, Senin 21 September 2020.

Diakuinya, penutupan jalan sejumlah ruas jalan protokol di Kota Bandung memberikan dampak terhadap relaksasi ekonomi. Dimana sejumlah kawasan tersebut merupakan sentra ekonomi di Kota Bandung.

Baca Juga: Benarkah Wilayah Jawa Barat Terlarang bagi Warga DKI Jakarta?

"Tentu relaksasi ekonomi terganggu, padahal pada masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) ini sedang dilakukan pemulihan ekonomi," ujarnya.

Riana menuturkan, upaya pembatasan akses-akses di perbatasan luar wilayah Kota Bandung, dianggap lebih baik dibanding dengan penutupan sejumlah jalan strategis yang berdampak pada aktivitas ekonomi masyarakat.

"Jadi selama itu keputusan terbaik dan disepakati oleh seluruh Forkompinda dengan harus dilakukannya pembatasan akses dari luar Kota Bandung, saya setuju," katanya.

"Maka mau tidak mau, kalau itu yang terbaik, daripada penyebaran covid-19 di Kota Bandung terus tidak terkendali," tambah dia.

Baca Juga: Tragis, Mahasiswi di Tasikmalaya Tewas Akibat Kecelakaan Sepeda Motor Saat Hendak ke Kampus

Di sisi lain, ia juga mengungkit soal sikap para pedagang Pasar Baru yang malah melakukan botram di tengah jalan sebagai bentuk protes terhadap Jalan Otto Iskandardinata.

Menurut Riana, hal itu tidak perlu dilakukan. Namun dapat dilakukan pembicaraan atau komunikasi dengan pemerintah terkait aspirasi tersebut.

"Sebenarnya bisa dibicarakan, karena masalah apapun bisa diselesaikan dengan komunikasi yang baik. Terutama Forkopimda yang berwenang dalam kebijakan penutupan jalan tersebut," tuturnya.

Baca Juga: Presidium KAMI Gatot Nurmantyo Ingatkan Presiden Jokowi Berpotensi Langgar Undang-undang

Sementara itu, Wali Kota Bandung, Oded M. Danial menegaskan pihaknya akan melakukan evaluasi terkait penutupan sejumlah jalan protokol di Kota Bandung, sebagai langkah pencegahan terjadinya potensi kerumunan.

"Sejak kemarin, saya melakukan evaluasi di lapangan, ditambah masukan-masukan dari masyarakat. Maka hari ini, jajaran gugus tugas saya perintahkan untuk melakukan rapat evaluasi bersama instansi lainnya. Mudah-mudahan nanti ada solusi terbaik kedepannya," kata Oded.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x