Indonesia akan Melakukan Impor Beras 22.500 ton dari Negara Kamboja

- 20 Maret 2024, 07:21 WIB
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyampaikan kepada wartawan di Istana Kepresidenan,Jakarta/Tangkapan Layar
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyampaikan kepada wartawan di Istana Kepresidenan,Jakarta/Tangkapan Layar /Tangkapan Layar ANTARA/Yashinta Difa/

GALAMEDIANEWS – Kepala BAPANAS (Badan Pangan Nasional) Arief Prasetyo Adi mengatakan, bahwa pemerintah melakukan impor sebanyak 22.500 ton beras dari negara Kamboja, agar stok terpenuhi.

Dikutip dari ANTARA, tujuan impor beras tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan stok beras saat menjelang Idul Fitri 1445 H. Selain impor beras dari Kamboja pemerintah juga mengandalkan produksi dalam negeri. “Kami mengutamakan produksi dalam negeri, hanya untuk Bulog ketersediaan hari ini, memang pengadaan dari luar negeri. Dari Kamboja 22.500 (ton),” menurutnya usai mengikuti rapat yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta pada hari Senin.

 Kata Arief, Bapanas menyiapkan panen raya pada bulan Maret-April 2024 untuk ketersedian stok beras. Dia mengaku optimis dengan kondisi harga gabah yang sedang terkoreksi menjadi Rp6.700 per kilogram, hal ini berdampak pada penurunan harga beras, asalkan produksi sesuai dengan perencanaan.

Baca Juga: Sebagai Negara Penghasil Beras, Indonesia Jor-joran Impor Beras Thailand, Kenapa?

Arief meyakini pemerintah akan mampu mencukupi kebutuhan beras bagi masyarakat menjelang Lebaran, termasuk dengan memberikan bantuan bagi para keluarga penerima manfaat (KPM). “Masyarakat kita yang 22 juta KPM yang terbawah itu sudah diberikan beras bantuan pangan 10 kilogram gratis, tahun lalu (diberikan selama) tujuh bulan, sekarang enam bulan. Jadi masyarakat desil 1-2 itu sebanyak 98 persen sudah ter-cover,” menurutnya.

Melalui intervensi dengan memberikan beras sebanyak 10 kilogram kepada 22 juta Keluarga Penerima Manfaat, menurut dia, pemerintah secara tidak langsung telah memenuhi kebutuhan 8 persen dari total masyarakat Indonesia. “Satu rumah tangga bisa 3-4 orang. Jadi maksud saya itu sudah (diantisipasi). Kemudian, Gerakan Pangan Murah, Pak (Menteri Dalam Negeri) Tito (Karnavian) dan semua pemerintah daerah melakukan ya,” menurutnya.

Selanjutnya, Arief meyakini bahwa stok beras di Bulog akan terus memantau agar tetap berada di angka 1,2 juta ton hingga Juni 2024. “Hari ini sampai dengan Juni, kan masih tiga bulan lagi. Kami harus mengatur. Yang jelas stok Bulog harus dijaga 1,2 juta (ton),” menurut dia.

Baca Juga: Beras Masih Mahal, Mendag: Akibat Gangguan El Nino, Apa itu El Nino?

Menko PMK, menjamin ketersedian pangan saat Lebaran masih aman

Dikutip dari ANTARA, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan menjamin ketersedian stok pangan menjelang Idul Fitri 1445 H/2024 M masih aman. "Tadi dari Kementerian Perdagangan sudah melaporkan, Insya Allah siap, tidak ada masalah," menurutnya saat selesai Rapat Tingkat Menteri (RTM) Angkutan Lebaran 2024 di Kantor Kemenko PMK di Jakarta, hari Senin.

Halaman:

Editor: Tatang Rasyid

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x