Cukup Scan Barcode, Bayar Infak di Masjid Agung Tasikmalaya Lebih Mudah

- 22 April 2024, 03:12 WIB
Ilustrasi QRIS. Barcode QRIS tersebar di sejumlah titik di Masjid Agung Kota Tasikmalaya pada saat momentum hari raya lebaran. Layanan ini membantu jamaah untuk bersedekah.
Ilustrasi QRIS. Barcode QRIS tersebar di sejumlah titik di Masjid Agung Kota Tasikmalaya pada saat momentum hari raya lebaran. Layanan ini membantu jamaah untuk bersedekah. /M. Bayu Pratama/PRMN/

Fadel dan Feri adalah beberapa warga yang nyaman dengan perkembangan digital dalam fasilitas pembayaran infak dan sedekah di lingkungan masjid. Masjid Agung Kota Tasikmalaya adalah contoh masjid yang terus bertransformasi baik dari segi interior masjid hingga fasilitas  layanan infak dan sedekah.

Masjid Agung Tasikmalaya memang termasuk salah satu masjid tertua di Indonesia. Masjid yang diresmikan pada tahun 1888 ini terus mengalami perkembangan dan tampil lebih modern. Baru-baru ini, masjid yang dibangun di tanah seluas 7.215 meter persegi ini juga mendobrak dengan melakukan kerja sama dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk membantu melayani pengelolaan keuangan pada pembayaran zakat, infak, dan shodaqoh (ZIS).

Sebagai bentuk kerja sama dan hubungan baik, logo BRI Peduli pun terpasangan pada papan nama Masjid Agung Kota Tasikmalaya. Logo tersebut baru saja diganti setelah sebelumnya yang dipakai adalah logo BRImo. Namun karena banyaknya masukan dari tokoh agama dan masyarakat setempat, logo yang dipasang mengalami penyesuaian menjadi BRI Peduli.

Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Agung Tasikmalaya, KH. Aminuddin Bustomi menyebut pemasangan logo BRI Peduli sebagai bentuk dukungan dan kerja sama yang telah diberikan.

“Papan nama tersebut sebagai bukti hubungan baik dan dukungan dari BRI kepada perkembangan Masjid Agung Tasikmalaya,” tulis KH Aminuddin Bustomi kepada tim Pikiran Rakyat.

Masjid Agung Tasikmalaya bukan satu-satunya masjid yang telah dibantu oleh dana CSR BRI. Telah banyak masjid di nusantara yang direnovasi berkat bantuan BRI. Hal ini pun tidak terlepas dari sejarah BRI hingga kini berusia 128 tahun. Bank yang digagas oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja ini berawal dari memanfaatkan kas masjid untuk mengurangi kesenjangan sosial antara pribumi dan Belanda waktu itu, Kas masjid tersebut terus berputar untuk membantu warga atau pengusaha yang mengalami kesulitan.

Bayar zakat, infak, dan shodaqoh kini jauh lebih mudah dengan adanya fasilitas perbankan seperti QRIS, kartu debit, maupun kartu kredit. Tidak perlu lagi repot menyiapkan uang cash saat akan berinfak.

Menurut Regional CEO BRI Bandung, Sadmiadi menyebut BRI sebagai perbankan yang serius dalam digitalisasi keuangan untuk aktivitas sehari-hari masyarakat. “Pemanfaatan fasilitas merchant BRI seperti EDC dan QRIS memberikan rasa aman bagi pelaku usaha dan juga pembeli karena dapat menghindari pembayaran dengan uang palsu. Selain itu, lebih mudah juga dalam mengelola keuangan karena pembayaran secara cashless,” kata Sadmiadi dalam keterangannya.***

***

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah