Aji Mumpung Jadi Agen BRILink
Tidak hanya Ujang, pemilik Toko Telur Rizky juga mencoba aji mumpung dengan menjadi agen BRILink selain menjual telur kepada pembeli. Saat ditemui tim Galamedia, Rizky (36) tampak semangat melayani warga yang ingin membeli telur maupun melakukan aktivitas perbankan mini melalui layanan BRILink.
“Tiga tahun yang lalu, saya coba peruntungan dengan juga menjadi agen BRILink. Harga telur yang kadang tidak menentu, seringnya membuat saya harus memutar otak agar tetap untung tanpa kehilangan pelanggan. Akhirnya saya mendaftarkan diri ke unit terdekat untuk menjadi agen BRILink,” ungkap Rizky kepada tim Galamedia saat ditemui di lokasi.
“Banyaknya, masyarakat di sini yang datang untuk bayar PLN, PDAM atau top up saldo game. Ada sekitar 50 transaksi per hari kalau di sini. Lumayan buat nambah-nambah atau nge-backup dari jualan sembako,” katanya.
Dari pantauan tim Galamedia, sejak dari kawasan Situ Patenggang hingga Ciwidey bawah terdapat puluhan agen BRILink yang merubah halaman teras depan rumah atau tokonya dengan warna biru. Mereka melayani berbagai layanan perbankan mini seperti transfer, pembayaran PLN, pembayaran cicilan, isi ulang pulsa hingga top up saldo game online.
Fenomena menjamurnya agen BRILink di kawasan Ciwidey senada dengan jumlah warung usaha yang beralih menjadi agen BRILink di Jawa Barat menurut BRILink Departement Head BRI Regional Office Bandung, Piprasary Tandirerung.
“Sampai saat ini ada sekitar 3.565 agen BRILink yang tersebar di sejumlah kota/kabupaten di Jawa Barat. Setiap Agen BRILink nantinya akan dibina oleh Petugas Penunjang Bisnis Keagenan (PPBK), yaitu pekerja BRI yang bertugas dalam proses bisnis BRILink di Unit Kerja, yang mencakup kegiatan akuisisi, pembinaan, pengelolaan dan pendampingan agen BRILink untuk mendukung produktivitas bisnis BRILink,” katanya.
Double job menjadi pemilik warung usaha dan agen BRILink memiliki tantangan yang berbeda dalam melayani masyarakat. Sama seperti para agen BRILink di kawasan Ciwidey yang memiliki potensi untuk mengedukasi para petani lokal di sana dan wisatawan yang sedang mengalami kesulitan saat menjangkau layanan perbankan.***