9 Menteri Jokowi Harus Segera Dicopot, Kinerjanya Buruk dan di Bawah 1 Persen

- 5 Oktober 2020, 15:32 WIB
Presiden Joko Widodo dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju tertangkap kamera tak menggunakan masker saat rapat terbatas di Istana Negara, Jakarta, Senin 3 Agustus 2020. (Biro Pers Sekretariat Presiden)
Presiden Joko Widodo dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju tertangkap kamera tak menggunakan masker saat rapat terbatas di Istana Negara, Jakarta, Senin 3 Agustus 2020. (Biro Pers Sekretariat Presiden) /

GALAMEDIA - Publik merasa cukup puas dengan kinerja pemerintah Joko Widodo (Jokowi) dalam menangani pandemi Covid-19. Di sisi lain, ada sejumlah menteri yang kinerjanya tak bisa lagi 'diampuni'.

Hal itu merupakan hasil dari survei yang dilakukan oleh Voxpopuli Research Center, tentang tingkat kepuasan publik terhadap pemerintah.

"Selama setahun periode kedua Jokowi, kepuasan publik terhadap kepemimpinan Presiden masih menjulang tinggi hingga mencapai 64,7 persen," kata Direktur Eksekutif Voxpopuli Research Center, Dika Moehamad.

Baca Juga: Gara-gara China, Stok Ikan di Laut China Selatan Semakin Menipis

Ia menyampaikan hal itu lewat keterangan tertulisnya, Senin, 5 Oktober 2020. Menurut Dika, kebijakan yang diambil Presiden untuk menangani Covid-19 masih menjadi opsi terbaik.

Sebagai catatan, Presiden telah menerapkan sejumlah langkah seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), pemberian bansos, hingga pembukaan kegiatan ekonomi secara bertahap.

Meski begitu, masih ada sebanyak 30,6 persen yang menyatakan tidak puas. Masih terus naiknya kurva penambahan kasus positif hingga kesulitan ekonomi akibat dampak PSBB menjadi titik kelemahan Presiden, lanjut Dika. Sisanya 4,7 persen tidak tahu atau tidak menjawab.

Baca Juga: Gatot Nurmantyo Akhirnya Akui KAMI Berpolitik: Saya Ulangi, KAMI Benar-benar Berpolitik!

Di tengah tingginya kepuasan terhadap Presiden, catatan perlu diberikan kepada para pembantu Jokowi di kabinet. Setidaknya ada 9 menteri yang dipandang publik kinerjanya paling buruk, dengan penilaian di bawah 1 persen.

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman

Sumber: Warta Ekonomi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x