Dokter memberinya beberapa obat dan terapi pernapasan. Namun kerusakan paru-paru di awal Agustus membuatnya diintubasi dan memerlukan ventilator.
Keesokan harinya dokter mengambil langkah terakhir dengan oksigenasi membran ekstrakorporeal untuk mengoksidasi darah karena tubuh Fagan tidak merespons baik ventilator.
Baca Juga: Buruh Kota Cimahi Mulai Bergerak ke Gedung Sate Suarakan Tolak UU Cipta Kerja
Brant, ayah Fagan mengumumkan kematian putrinya pada 19 September. Dia mengatakan Fagan berjuang dengan luar biasa.
Pagi itu perawat mendapati Fagan tidak responsif hingga dilarikan ke unit CT scan yang menunjukkan terjadi 'pendarahan otak besar-besaran'.
Meski membutuhkan operasi darurat dokter memperingatkan peluangnya untuk bertahan hidup sangat terbatas.***