Donald Trump Hapus Daftar Hitamnya, Prabowo Subianto Siap Jalin Kerjasama Pertahanan Dengan AS

- 8 Oktober 2020, 19:21 WIB
 Prabowo Subianto dikabarkan telah mendapat Visa dari Amerika Serikat.
Prabowo Subianto dikabarkan telah mendapat Visa dari Amerika Serikat. /Instagram/@prabowo



GALAMEDIA - Selama lima hari, yakni 15-19 Oktober mendatang, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bakal melakukan lawatan ke Amerika Serikat (AS).

Juru Bicara Menteri Pertahanan Bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Antar Lembaga Dahnil Anzar Simanjuntak mengungkapkan kunjungan ini dilakukan Prabowo untuk memenuhi undangan pemerintah AS yang disampaikan Menhan AS Mark Esper beberapa waktu lalu.

"Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto diundang pemerintah Amerika Serikat melalui Menteri Pertahanan Amerika Serikat Mark Esper untuk berkunjung ke Amerika Serikat pada tanggal 15-19 Oktober 2020," kata Dahnil saat menyampaikan keterangan, Kamis 8 Oktober 2020.

Baca Juga: Demo Tolak Omnibus Law Cipta Kerja di Jakarta Panas, Banyak Tempat Dibakar Massa

Dahnil menuturkan, kunjungan Prabowo sekaligus melanjutkan berbagai pembicaraan detail mengenai kerja sama kedua negara di bidang pertahanan.

"Melanjutkan pembicaraan detail terkait kerja sama bilateral bidang pertahanan," kata dia.

Dahnil menjelaskan Prabowo selama ini memang aktif melakukan diplomasi dengan AS meski tidak berkunjung secara langsung ke negeri Donald Trump tersebut.

Upaya diplomasi ini merupakan salah satu langkah mewujudkan politik luar negeri bebas aktif dan tidak terlibat aliansi militer dengan negara manapun, termasuk AS.

Baca Juga: Ancam Tindak Tegas, Airlangga Hartarto: Kita Tahu Siapa yang Membiayai Demo Tolak Omnibus Law

"Sesuai prinsip politik bebas aktif dan tidak terlibat aliansi militer dengan negara mana pun, namun menjaga kedekatan yang sama dengan semua negara," katanya.

Sebelumnya media Politico melaporkan Prabowo kembali diizinkan masuk ke AS dan dikabarkan telah menerima visa.

Prabowo telah lama masuk daftar hitam AS atas dugaan perannya dalam pelanggaran hak asasi manusia sejak beberapa dekade lalu. Pemerintahan Donald Trump akhirnya menghapusnya dari daftar tersebut.

Baca Juga: Susul Ridwan Kamil, Sri Sultan Janji Kirim Surat Cinta Teruntuk Jokowi Soal Omnibus Law plus BLT

Pada 2000, dia sempat ditangkal ketika akan berkunjung ke AS untuk menghadiri upacara kelulusan putranya Didit Hadiprasetyo di salah satu universitas di Boston.

Kala itu, tak jelas alasan AS mengembargo Prabowo masuk ke negaranya. Akan tetapi, artikel yang ditulis New York Times pada Maret 2014 mengungkapkan bahwa pemerintah AS sempat khawatir dengan stabilitas Indonesia usai jatuhnya Soeharto.

Baca Juga: Verifikasi Akun ShopeePay, Ada Fitur Tambahan dan Promo Lainnya

Kepada Reuters pada 2012, Prabowo sempat menyatakan bahwa dia ditolak masuk AS atas tuduhan menghasut kerusuhan yang menewaskan ratusan orang setelah Soeharto lengser.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x