Tengah Malam Berurai Airmata, Begini Jika Presiden Korut Kim Jong-un Mengaku Bersalah pada Rakyat

- 13 Oktober 2020, 12:24 WIB
KIM Jong Un. (Reuters)
KIM Jong Un. (Reuters) /KCNA via Reuters/

GALAMEDIA - Dikenal dingin dan tanpa ampun, Presiden Korea Utara, Kim Jong-un menunjukkan sisi lain karakternya saat menyampaikan pidato di sela-sela parade HUT-75 partai berkuasa, akhir pekan kemarin.

Tepat tengah malam di atas podium dalam even nasional yang ditayangkan langsung tersebut, Kim melakukan sesuatu yang terbilang langka. Penguasa negara Komunis tersebut meminta maaf kepada rakyatnya dengan berurai airmata.

Dikutip Galamedia dari DailyMail, Selasa (13 Oktober 2020) di hadapan massa Kim menyatakan permintaan maaf atas kegagalannya selama wabah virus corona.

Untuk sesaat Kim yang sama sekali tak mencoba defensif memperlihatkan sisi sisi lembutnya saat tiba-tiba melepas kacamata dan menyeka air matanya dengan nada tenang yang tidak biasa.

Baca Juga: Hadapi La Nina, 39.000 Relawan Siap Diterjunkan ke Lokasi Bencana

Meski mengklaim Korea Utara telah bebas dari Covid-19 tanpa kematian, Kim tak menampik kegagalan ekonomi pemerintah di bawah Partai Buruh. Demikian diungkapkan di antara tangisannya seperti laporan The Korea Times.

“Rakyat telah menaruh kepercayaan setinggi langit dan sedalam laut padaku tapi aku gagal memenuhi kepercayaan dengan hasil yang maksimal. Aku sangat menyesal,” ujarnya bergetar.

“Meskipun dipercaya untuk tanggung jawab penting memimpin negara ini dengan menjunjung tinggi perjuangan Kamerad Kim Il-sung dan Kim Jong-il berkat kepercayaan semuanya, upaya dan ketulusanku belum cukup untuk membebaskan rakyat dari kesulitan hidup mereka.”

Baca Juga: Prabowo Sebut Demo UU Cipta Kerja Ditunggangi Kekuatan Asing, Ini Tujuannya

Dianggap sangat di luar kebiasaan,  para pengamat mengatakan pidato Kim tersebut  merupakan gambaran dari tekanan yang meningkat di tengah berbagai persoalan yang melilit rezimnya.

Kim membahas tiga kesulitan dihadapi Korea Utara saat ini yaitu pandemi Covid-19, sanksi internasional, dan bencana alam.

Hong Min, direktur divisi Korea Utara dari Institut Korea untuk Unifikasi Nasional kepada Korea Times mengatakan, “Secara tersirat dari pesannya itu  orang dapat merasakan Kim merasakan banyak tekanan pada kepemimpinannya.”

Baca Juga: Ini Ternyata yang Jadi Latar Belakang Dibuatnya UU Cipta Kerja

Selama pidatonya, Kim menggunakan istilah seperti "tantangan berat", "cobaan yang tak terhitung jumlahnya" dan "bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah".

“Ini menunjukkan dia mengalami kesulitan memerintah dan merasa tertekan karena kekhawatiran rakyatnya mungkin kecewa atau terpengaruh oleh kesulitan semacam ini. Itulah mengapa dia sangat menekankan rakyat dalam pidatonya.”

Sementara itu, Kim Chong-in, pemimpin oposisi utama Korea Selatan mencemooh tampilan Kim yang berkaca-kaca pada parade akhir pekan.

Mengacu pada penembakan pejabat perikanan Korea Selatan oleh pasukan Korea Utara bulan lalu, dia mmenegaskan, "Mengerikan melihatnya meneteskan airmata buaya setelah menembak warga kami sampai mati."

Pada parade tahun ini, Kim meluncurkan rudal balistik antarbenua baru yang mampu mencapai daratan AS.

Para analis mengatakan rudal yang dipamerkan dengan kendaraan pengangkut 11 as tersebut merupakan salah satu rudal balistik antarbenua (ICBM) jalan raya terbesar di dunia jika dapat dioperasikan.

“Rudal ini monster,” kata Melissa Hanham, wakil direktur Open Nuclear Network. Turut ditampilkan Hwasong-15, rudal jarak jauh yang sudah diuji  dan yang tampaknya berjenis  rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam.

Menjelang parade, para pejabat Korea Selatan dan Amerika Serikat mengatakan Kim Jong Un akan menggunakan even tersebut untuk mengungkap senjata strategis baru seperti yang dijanjikannya awal tahun ini.

Baca Juga: Liverpool Sempat Dihantui Batal menjadi Juara Liga Inggris Akibat Pandemi Corona

Seorang pejabat senior pemerintah AS menyebut aksi pamer Kim sangat mengecewakan dan meminta pemerintah bernegosiasi untuk denuklirisasi total.

Parade menampilkan rudal balistik Korea Utara untuk pertama kalinya sejak Kim bertemu dengan para pemimpin internasional, termasuk Presiden AS Donald Trump pada 2018.

"Kami akan terus membangun kekuatan pertahanan nasional sebagai pencegahan perang untuk membela diri," kata Kim yang menjanjikan bahwa kekuatan militer negara tidak akan digunakan secara preemptif.

Halaman:

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah