Genjot SDM Industri Mumpuni, Kemenperin Fasilitasi Kerja Sama Link and Match

- 22 Oktober 2020, 15:45 WIB
/

Program tersebut juga diharapkan dapat mengurangi kesenjangan skill yang dimiliki oleh lulusan SMK dengan yang dibutuhkan oleh industri. “Dengan adanya program ini, diharapkan persentase daya serap industri untuk lulusan SMK dapat meningkat,” sebutnya.

Kerja sama PT. Kalbe Farma Tbk dengan tiga SMK, yakni SMK Bani Saleh Bekasi, SMK Wirasaba Karawang dan SMK Farmasi IKIFA Jakarta Timur, merupakan tindak lanjut kegiatan Coaching Clinic Super Tax Deduction Batch ke-2 yang difasilitasi Kemenperin pada Agustus lalu. Kegiatan tersebut merupakan semacam klinik konsultasi yang disediakan pemerintah bagi perusahaan industri untuk dapat memanfaatkan fasilitasi fiskal melalui kontribusi terhadap pengembangan kompetensi SDM.

Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 45 tahun 2019 dan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 128 Tahun 2019 telah menyiapkan insentif super tax deduction berupa pengurangan penghasilan bruto sebesar 200% dari biaya yang dikeluarkan perusahaan industri sebagai insentif bagi perusahaan yang berperan aktif dalam pengembangan pendidikan vokasi.

“PT. Kalbe Farma Tbk antusias untuk mendapatkan fasilitas insentif, dan dalam waktu dekat kami akan segera mengajukan ke Online Single Submission (OSS),” lanjut Micha.

Baca Juga: Hari Santri Nasional 2020, Jokowi Harap Gerakan Revolusi Jihad Terus Hadir Untuk Pertahankan Bangsa

Kepala BPSDMI Kemenperin menambahkan, pihaknya berharap PT. Kalbe Farma Tbk melalui KLC dapat bekerja sama dengan lebih banyak SMK untuk melakukan pembinaan dan pengembangan siswa. Dengan demikian, diharapkan dapat terbangun SDM unggul bidang farmasi yang mendukung produktivitas dan daya saing sektor tersebut.

“Terlebih, saat ini industri farmasi menjadi salah satu program prioritas dalam Making Indonesia 4.0,” imbuhnya.

Industri farmasi dan alat kesehatan merupakan dua sektor yang ditambahkan dalam prioritas penerapan peta jalan Making Indonesia 4.0. Hal ini karena pemerintah memandang kedua sektor tersebut perlu dioptimalkan dan menjadi mandiri. Sebelumnya, telah ditetapkan lima sektor manufaktur sebagai prioritas pengembangan Industri 4.0, yaitu industri makanan dan minuman, industri tekstil dan pakaian, industri kimia, industri otomotif, serta industri elektronika.

Sebagai tindak lanjut program link and match, Kemenperin juga telah melakukan penyelarasan kurikulum bagi 35 kompetensi keahlian yang terkait sektor industri.

“Selain itu, kami telah melakukan peningkatan komptensi guru SMK bidang produktif melalui pelatihan dan magang sebanyak 3.964 guru,” jelasnya.

Halaman:

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x