GALAMEDIA - Adik Kaisar Jepang Naruhito, Pengeran Fumihito resmi mendapat gelar Putra Mahkota sekaligus pewaris pertama Tahta Krisan dalam ritual tradisional akhir pakan kemarin.
Sedianya upacara digelar tujuh bulan lalu, namun ditunda karena pandemi. Pemberian gelar mahkota pangeran berusia 54 tahun yang lebih dikenal dengan panggilan Pangeran Akishino itu mengakhiri rangkaian ritual suksesi kekaisaran yang dimulai pada Mei tahun lalu.
Baca Juga: Cara Menemukan Minat Anak, Ini Langkah yang Harus Dilakukan Orangtua
Naruhito naik tahta setelah Akihito mundur di usia 86 tahun dengan alasan kesahatan. Dikutip Galamedia dari DailyMail, Senin (9 November 2020) ritual kali ini dilakukan di ruang paling eksklusif istana, Kamar Pinus.
Naruhito (60) menyatakan sang adik resmi menjadi putra mahkota yang berada di urutan pertama untuk menggantikannya sebagai penguasa monarki tertua di dunia tersebut kelak.
“Dengan ini saya menyatakan baik di dalam maupun di luar negeri Pangeran Fumihito sekarang adalah putra mahkota,” ujar Naruhito yang mengenakan jubah cokelat kemerahan.
Baca Juga: Gawat dan Menyedihkan, Masih Ada Warga Kabupaten Bandung yang Belum Tahu Agenda Pilkada Bandung
Sementara itu, Putra Mahkota Fumihito mengenakan jubah oranye dan didampingi istrinya, Putri Mahkota Kiko. “Saya mengakui tanggung jawab sebagai putra mahkota dan akan menjalankan tugas saya.”
Upacara yang berdurasi sekitar 15 menit tersebut awalnya dijadwalkan pada 19 April lalu. Namun ditunda setelah pemerintah Jepang menyatakan darurat corona.
Ritual hari Minggu pun lebih sederhana dari yang semula mengundang 350 tamu menjadi sekitar 50 orang, termasuk Perdana Menteri Yoshihide Suga dan pejabat tinggi pemerintah lainnya serta perwakilan prefektur dan pejabat asing terpilih.
Baca Juga: Model Dylan Sada Meninggal Dunia, Begini Unggahan Terakhirnya di Instagram
Dalam upacara terpisah dan tertutup pada Minggu malam, Putra Mahkota Fumihito mewarisi pedang kekaisaran yang melambangkan statusnya sebagai putra mahkota.
Jamuan istana dan acara lainnya termasuk penandatanganan publik dibatalkan sebagai bagian dari tindakan anti-corona.
Deklarasi status putra mahkota pada hari Minggu membuka jalan bagi pemerintah untuk mulai membahas apa yang harus dilakukan mengingat kurangnya ahli waris Tahta Krisan.
Baca Juga: Ma'ruf Amin : Khilafah itu Islami, Jangan Islam itu Khilafah dan Jangan Salah Paham
Suksesi Naruhito hanya menyisakan dua pewaris tahta, yaitu Putra Mahkota Fumihito dan putranya yang masih berusia 14 tahun, Hisahito.
Anak perempuan Kaisar Naruhito yang berusia 18 tahun, Putri Aiko dan dua putri Fumihito, Mako dan Kako tidak dapat menjadi penguasa monarki karena Japang menganut sistem partiarkal.
Hukum Kekaisaran Jepang yang sebagian besar didasarkan pada konstitusi sebelum perang tidak mengizinkan kaisar perempuan dan melarang bangsawan perempuan menikahi rakyat biasa.
Baca Juga: Jangan Sepelekan Hipertensi? Ini Panduan dan Jenis Olahraga yang Harus Dilakukan Pengidap Hipertensi
Pemerintah Jepang pada tahun 2005 sempat mempertimbangkan kemungkinan kaisar perempuan. Tapi diskusi terhenti setelah Hisahito lahir pada tahun berikutnya.
Survei menunjukkan sebagian besar warga Jepang mendukung kaisar perempuan, seiring popularitas Putri Aiko yang kian tinggi.
PM Suga baru-baru ini mengatakan pemerintah akan mulai mempelajari sejumlah langkah untuk mengamankan suksesi kekaisaran yang stabil setelah proklamasi putra mahkota.
Baca Juga: Pengrusakan APK Paslon No.3 Cederai Demokrasi dan Semangat Pilkada Kabupaten Bandung
Tugas resmi istana sendiri kian meningkat menyusul mundurnya Kaisar Akihito yang dikenal aktif berinteraksi dengan publik, termasuk mengunjungi daerah yang dilanda bencana untuk menghibur warga.
Putra Mahkota Fumihito yang selama ini dikenal blak-blakan mengungkapkan pandangannya tentang bagaimana keluarga istana harus beradaptasi dengan zaman yang modern.
Baca Juga: Satgas Imunisasi IDAI Ungkap Prioritas dalam Penggunaan Darurat Vaksin Covid-19
Menurut Fumihito tugas kerajaan dapat dibagi secara adil terlepas dari jenis kelamin. Meski demikian ia menolak berkomentar mengenai apakah sudah saatnya Jepang memiliki kaisar perempuan.
Keluarga kekaisaran saat ini memiliki 13 anggota keluarga perempuan, termasuk enam yang akan menikah dan kehilangan status kerajaannya.***