Tarhib Ramadan

- 8 April 2021, 22:42 WIB
Ilustrasi Bulan Ramadan.
Ilustrasi Bulan Ramadan. /- Foto: Pixabay/Ahmedsaborty

GALAMEDIA - Alhamdulillah, tak terasa, kita (kaum muslim) dipertemukan kembali dengan bulan yang penuh dengan kemuliaan, rahmah, berkah, dan maghfirah dari Allah SWT.

Itulah Bulan Ramadan. Bulan yang di dalamnya diwajibkan puasa, ibadah yang utama.

Bulan yang di dalamnya ada Lailatul Qadar yang lebih utama dari seribu bulan, dan bulan yang didalamnya diturunkan Alquran sebagai petunjuk bagi manusia serta penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang hak dan yang bathil (TQS. 2: 185).

Wajar, jika bulan suci ini merupakan salah satu bulan yang paling dirindukan kehadirannya oleh kaum muslim.

Berbagai cara dilakukan kaum muslim diseluruh dunia untuk menyambut bulan mulia ini dengan penuh antusias dan hati gembira.

Sebab rasa gembira menyambut kedatangan Bulan Ramadan adalah bagian dari refleksi keimanan seseorang. Ramadan termasuk juga bulan yang di dalamnya penuh perjuangan dan kemenangan.

Baca Juga: Kapan Puasa 2021? Ini Jawaban LAPAN Terkait Penentuan 1 Ramadan 1442 Hijriah

Terlebih lagi ramadhan tahun ini kita masih dalam suasana pandemi yang belum kunjung reda dan derita umat muslim yang makin berkepanjangan setelah 100 tahun tiada kepemimpinan islam.

Sehingga, Ramadan tahun ini harus lebih "istimewa" dalam perjuangan. Pertama, perjuangan meraih derajat takwa individu. Kedua, perjuangan mewujudkan ketakwaan kolektif.

Pertama, perjuangan meraih derajat takwa individu. Sebab takwa adalah hikmah yang Allah kehendaki mewujud pada orang-orang yang berpuasa. Takwa tidak lain adalah totalitas ketundukan seorang hamba kepada Allah SWT.

Karena itu takwa sejatinya meniscayakan setiap hamba selalu terikat dengan syariah-Nya. Hal ini bisa dilakukan dengan melihat dan mencontoh aktivitas Rasulullah Saw dan para sahabat ketika menyambut dan melaksanakan puasa Ramadan.

Suasana Ramadan pada masa Rasulullah SAW dipenuhi dengan suasana ibadah, perjuangan, dan taqarrub kepada Allah SWT.

Nabi saw mendorong kaum muslim untuk meningkatkan ibadah dan mengisi Bulan Ramadan itu dengan memperbanyak amal kebaikan.

Baca Juga: Timun Suri Buah yang Jadi Primadona Saat Ramadan, Ternyata Manfaatnya Banyak!!

Ibadah-ibadah yang sifatnya ruhiyah seperti shalat tarawih, membaca Alquran, sedekah, zikir, dll. Tidak hanya meningkatkan ibadah yang sifatnya ruhiyah, Ramadan pada masa Rasulullah saw juga diisi dengan aktivitas jihad untuk memerangi orang-orang kafir.

Pasca Rasul SAW wafat, suasana Ramadan pada masa Rasulullah SAW tetap berlanjut dan dilanjutkan oleh Khulafaur Rasyidin dan tidak ada perbedaan, yang berbeda hanyalah luas wilayah tempat tinggal kaum muslim yang semakin luas.

Hal ini merupakan buah dari spirit jihad yang dilakukan oleh kaum muslim supaya agama islam bisa tersebar keseluruh penjuru dunia. Sebab, Islam merupakan rahmat bagi seluruh alam, tidak hanya untuk umat islam saja (lihat QS. 29: 107).

Kedua, perjuangan mewujudkan ketakwaan kolektif. Ketakwaan tentu tak terbatas mewujud pada individu saja. Takwa juga harus mewujud di tengah-tengah masyarakat.

Bahkan di tengah-tengah kehidupan bernegara. Ketakwaan kolektif semacam ini hanya mungkin terwujud saat di tengah-tengah masyarakat diterapkan dan ditegakkan syariah Islam secara kaffah dalam seluruh aspek kehidupan mereka.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Ide Jualan Menu Buka Puasa yang Laris Manis Saat Ramadan

Akan tetapi, syariah islam tidak akan bisa tegak begitu saja, tanpa ada perjuangan dari umat islam dan negara untuk menerapkannya.

Sehingga Ramadan sebagai bulan paling mulia, yang di dalamnya terdapat malam yang paling mulia, tentu akan lebih sempurna jika diisi dengan pendekatan utama kepada Allah SWT.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menyatakan: "Wajib menegakkan kepemimpinan, baik karena alasan menegakkan agama maupun pendekatan diri kepada Allah. Sebab sesungguhnya pendekatan diri kepada Allah dalam hal kepemimpinan ini, yaitu dengan menaati Allah dan Rasul-Nya adalah pendekatan paling utama kepada Allah".

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah juga menegaskan bahwa: "wajib diketahui bahwa wilayah amri an-nas (Imam/Khalifah) adalah kewajiban agama yang paling agung karena agama tidak akan tegak tanpa Imamah/Khalifah".

Inilah urgensitas kaum muslim untuk memperjuangkan tegaknya syariah islam secara kaffah ditengah-tengah kehidupan dalam bingkai Khilafah ala minhaj Nubuwwah.

Baca Juga: Jelang Ramadan 1442 H, Ini Tradisi yang Selalu Ditunggu-tunggu Masyarakat

Dengan penerapan syariah tersebut akan tercipta keberkahan dan kemaslahatan hidup bagi seluruh manusia, bukan hanya umat islam saja.

Alhasil, mari kita menyiapkan diri mengerahkan energi selama ramadhan untuk lebih utuh memahami islam dan menebar kesadaran memperjuangkan tegaknya Islam kaffah.

Lebih semangat lagi untuk mengajak orang memahami islam secara utuh dan mengajak orang untuk turut serta menjadi bagian dari dakwah dalam mewujudkan tegaknya syariah Islam Kaffah merupakan implementasi dari ketakwaan yang ingin diraih di Bulan Ramadan ini.

Sebab, ketakwaan sejati adalah ketika terikat secara totalitas dengan syariat islam.

Allahu’alam bi showab

Penulis:
Kartini, S.Pd
Pemerhati Kondisi Ummat

Seluruh materi dalam naskah ini merupakan tanggung jawab pengirim. Gugatan, somasi, atau keberatan ditujukan kepada pengirim

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x