Cegah Bullying, Keluarga adalah Ruang Bimbingan Psikologis Terbaik bagi Anak

- 10 Juni 2023, 11:20 WIB
Ilustrasi cegah bullying.
Ilustrasi cegah bullying. /PIxabay/

Oleh : Rahmat Suprihat, S.Pd
-Aktivis Pendidikan Kota Bandung

BULLYING atau perundungan merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus.

Unicef menegaskan bullying atau perundungan bisa diidentifikasi lewat tiga karakteristik yaitu disengaja (untuk menyakiti), terjadi secara berulang-ulang, dan ada perbedaan kekuasaan. Bullying bisa terjadi secara langsung atau online.

Tindakan perundungan yang dilakukan oleh beberapa anak yang masih dikategorikan sebagai peserta didik, akhir-akhir ini menjadi sebuah hal yang memiriskan disamping upaya masif yang sedang dilakukan oleh Dinas Pendidikan melalui workshop Fasilitator Guru Anti Perundungan.

Baca Juga: Komitmen Zuckerberg Membangun Meta AI Berbasis Sains Terbuka ke Dalam Semua Produknya  

Rahmat Suprihat, S.Pd./ist
Rahmat Suprihat, S.Pd./ist

Sekolah sebagai institusi pendidikan secara jelas memiliki peran strategis dalam rangka mengedukasi dan menyosialisasikan berbagai macam upaya yang berhubungan dalam pembangunan karakter terbaik para peserta didik.

Termasuk agar para peserta didik senantiasa untuk tidak melakukan hal-hal yang bentangan dengan norma-norma yang ada dan salah satunya adalah Perundungan.

Namun, upaya yang dilaksanakan oleh sekolah saja tentunya sangat tidak cukup, perlu upaya keterlibatan yang lebih masif dari pihak keluarga sebagai garda paling depan dalam melahirkan sebuah komitmen baik, tentang hal apa saja yang semestinya dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh anggota keluarga tersebut.

Anak sebagai sosok yang jiwanya sedang berkelana mencari identitas dirinya harus mendapatkan bentuk contoh keteladanan termasuk yang paling utama keteladanan yang lahir dan berkembang di lingkungan keluarganya. Dengan adanya contoh terbaik dari lingkungan keluarga maka secara tidak langsung anak akan menjadi sosok yang terbaik pula.

Hal lain adalah perlunya konsistensi untuk membangun komitmen yang ada di keluarga menjadi bagian strategis agar anak-anak senantiasa menyadari tentang peran penting dirinya di dalam keluarga terutama di dalam membangun rasa tanggung jawab bahwa kebaikan yang dilakukan oleh dirinya bukan hanya untuk dirinya sendiri tetapi memiliki daftar lain untuk keluarga dan masyarakat secara umum.

Norma-norma yang telah dibangun didalam keluarga dan dipahami oleh semua anggota keluarga akan mendorong anak menjadi pribadi yang memiliki komitmen untuk menjaga eksistensi norma-norma itu sebagai bentuk tanggung jawab pribadi.

Baca Juga: 4 Kuliner Steak di Bandung, Rasa Enak Harga Merakyat, Rekomendasi Wisata Kuliner di Akhir Pekan

Selain itu suasana kehangatan yang penuh harmonisasi di dalam keluarga harus dibangun dengan banyak momen yang dapat dimanfaatkan secara bersama-sama dan dijadikan ruang komunikasi positif dalam membicarakan hal-hal yang bersifat kekinian dan bahkan dapat dijadikan sebagai ruang curhat sesama anggota keluarga.

Hal ini tentunya sangat beralasan karena semakin cepatnya informasi saat ini sampai kepada siapapun akan dengan mudah memberikan stimulus yang baik dalam menjalin komunikasi di lingkungan keluarga tersebut.

Keluarga merupakan ruang bimbingan psikologis yang paling tepat dalam membangun prinsip pendampingan terhadap pertumbuhan jiwa anak.

Dengan pendampingan yang intens dan penuh rasa kekeluargaan maka segala bentuk penyimpangan yang tidak diharapkan dari perilaku anak secara mudah terdeteksi dan secara cepat akan mudah pula dihadirkan solusi terbaiknya.

Selain itu monitoring atau pengawasan rutin dari pihak keluarga terhadap perilaku anak akan menjadi bagian yang menjauhkan anak itu dari perilaku dan tindakan yang merugikan dirinya dan bahkan orang lain.

Satu hal lain yang harus dibangun oleh keluarga dalam rangka mendampingi dan meningkatkan pola asuh anak adalah dengan senantiasa meningkatkan intensitas komunikasi yang produktif dengan pihak sekolah.

Sehingga, setiap hal-hal yang dianggap mencurigakan dari perkembangan anak dapat diinformasikan terhadap pihak sekolah sehingga pihak sekolah pun akan melakukan pendampingan melalui kanal-kanal pelayanan pendidikan sesuai dengan permasalahan yang dimiliki oleh anak sebagai peserta didik di sekolah.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x