Dedi Setiadi: PARFI Jangan Jadi Organisasi 'Papan Nama' dan 'Tong Kosong Nyaring Bunyinya'

- 19 Maret 2021, 16:26 WIB
Dedi Setiadi dan para sineas./dok.istimewa
Dedi Setiadi dan para sineas./dok.istimewa /

"Tahapan produksi dan prosedur kerja menjadi jelas bagi semua pihak. Dengan adanya standarisasi profesi dan standarisasi teknis produksi film dan televisi, membuat pekerja dan user saling tahu hak dan kewajiban masing-masing secara profesional," lanjut Dedi.

Baca Juga: Memiliki Makna Mendalam, viral When Pamungkas Said adalah Lagu to The Bone Milik Pamungkas

Budaya Organisasi yang Kuat

Dedi berharap di tubuh PB PARFI muncul kepemimpinan yang kuat. Kepemimpinan harus menjadi energi menciptakan kehidupan organisasi yang terkoordinasi dalam tata kelola yang etis, serta mendapat respon positif dari integritas pribadi setiap individu.

"Kepemimpinan yang kuat bersumber dari budaya organisasi yang kuat. Yaitu kepemimpinan yang mampu menyebabkan kesatuan tindakan dan bergerak ke arah yang tepat," ujarnya.

Momentum masa kepengurusan PB PARFI Periode 2020 – 2025 hasil Kongres PB PARFI Ke-XVI di Jakarta, menurut Dedi, harus menjadi energi pendorong untuk terciptanya budaya kolaborasi. Menjaga kewibawaan organisasi. Menjaga soliditas antar pengurus dan anggota.
Menyatukan semua kepentingan ke dalam visi organisasi.

"Belajar dari sejarah dengan berbagai kegagalan yang sempat menerpa organisasi insan film, kita harus bisa menjadi fasilitator pencapaian kinerja. Sekarang PARFI harus lebih produktif dalam rangka peningkatan kompetensi dan ekonomi anggotanya," harap Dedi.***

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah