Band Elkasih 10 Tahun Teraniaya Soal Hak Cipta Merdeka di 10 November

- 11 November 2020, 18:41 WIB
ist
ist /



GALAMEDIA - Indonesia telah memiliki landasan hukum bagi perlindungan atas Hak-Hak Kekayaan Intelektual (HKI) seperti hak cipta. Hal ini memberi harapan perlindungan terhadap berbagai macam karya cipta, termasuk karya musik.

Demikian antara lain pandangan yang mengemuka dalam dialog antara pelaku industri musik dan wartawan, yang berlangsung di studio Nagaswara Music, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa 10 November 2020.

Dialog yang dipandu wartawan senior, Bens Leo tersebut, menghadirkan CEO Nagaswara Music, Rahayu Kertawiguna, personil Band Elkasih, serta para wartawan yang tergabung di Forum Wartawan Hiburan (Forwan) Indonesia.

Baca Juga: Donor Darah DWP Jawa Barat di Saat Pandemi Covid-19 Mendapat Apresiasi Sekda Jabar

“Musik adalah perjuangan. Sepuluh November ini harus menjadi momentum bagi kita untuk memperjuangkan hak-hak para pelaku industri musik,” ujar Rahayu Kertawiguna.

Terkait perlindungan hak cipta, menurut Bens Leo, di Indonesia mengenal konsep "hak ekonomi" dan "hak moral". Hak ekonomi adalah hak mendapat manfaat ekonomi atas ciptaan. Hak moral adalah hak yang melekat pada diri pencipta.

Hak ini tidak dapat dihilangkan dengan alasan apa pun. “Jangka waktu berlakunya hak cipta sepanjang hidup penciptanya ditambah 70 tahun,” ujar Bens menambahkan.

Baca Juga: Reses, Edwin Senjaya Terima Curhatan Warga yang Kehilangan Mata Pencaharian

Mengemukanya masalah perlindungan hak cipta dalam diskusi ini memang terkait dengan kasus hak cipta yang sempat dihadapi kelompok musik Elkasih di bawah label musik yang pernah menaunginya.

Band Elkasih dibentuk, 1 Januari 2008. Grup dengan konsep musik “hybrid pop” itu beranggotakan El Ibnu (vokal), El Arif (drum), El Fajar (bas), El Ari (keyboard), dan El Binbin (gitar).

Mei 2008, Elkasih bekerjasama dengan label pertama mereka, dan merilis mini album perdananya yang bertajuk “Pesan Dari Surga”. Dalam mini album yang berisi 6 (enam) buah lagu itu, single “Kau Tigakan Cinta” mencuat di pasaran.

Baca Juga: Jangan Sepelekan, Keseringan Mencukur Bulu Kemaluan Bisa Menghilangkan Manfaat Ini

Lagu “Kau Tigakan Cinta” cukup populer di kalangan anak muda Indonesia sehingga mengangkat nama Elkasih. Selain menduduki puncak tangga lagu populer di stasiun-stasiun radio tanah air dan televisi, lagu tersebut juga sempat merajai perolehan download Ringback Tones (RBT).

Dengan label yang sama, Elkasih kembali merilis album kedua mereka, “Cinta Itu Ada”, di tahun 2010. Album ini berisi 7 (tujuh) buah lagu. Semua lagu dalam dua album Elkasih itu diciptakan oleh El Ibnu alias Noventino Budi Lesmana.

Persoalan manajemen Elkasih dengan label tempat mereka bernaung, kemudian membuat para personil band itu berpisah. Belakangan, kemalangan yang bertubi-tubi menimpa El Ibnu viral di media sosial, dan membuka cerita perjalanan band dengan filosofi “yang terkasih” (Elkasih) itu.

Baca Juga: Habib Rizieq Bertemu Amien Rais, Bakal Bergabung dengan Partai Ummat?

“Mereka (Band Elkasih), adalah pihak-pihak yang berhak sebagai pemegang hak cipta, sebagai pemilik hak cipta yang harus dilindungi dan diperjuangkan haknya,” ujar Rahayu lagi.

Elkasih selanjutnya menyerahkan hak atas publishing lagu-lagu mereka di bawah bendera Nagaswara Publisherindo Musik. Dengan demikian, pengelolaan atas lagu-lagu itu dan royalti dapat secara jelas diberikan.

13 lagu Elkasih yang berada di bawah Nagaswara Publisherindo Musik tersebut, Album ke-1, “Pesan Dari Surga” : “Kau Tigakan Cinta”,  “Lelakimu”,  “Aku Harus Pergi”,  “Pergilah Cinta”,  “Pesan Dari Surga” dan “Sekali dan Terakhir”.

Baca Juga: Masa Pandemi, Ayo Eksplor Hobi Baru!

Di album ke-2, “Cinta Itu Ada” meliputi lagu; “Mimpi 3 Malam”, “Dimana Kau Punya Hati”, “Tapi Kau Cintaku”, “Cinta Itu Ada”,  “Cinta Gelap”, “PD (Please Deh)” dan lagu “Annisa.”

“Akhirnya kami telah memerdekakan grup kami Elkasih yang sempat tersandera oleh pihak yang tidakmenghargai karya-karya kami. Sekarang kami berlabuh di label yang bisa dipercaya, Nagaswara Music and Publishing,” ujar El Ari mewakili rekan-rekannya.

El Ari mengungkapkan, selama Elkasih vakum, satu album mereka di label yang lama sama sekali tidak pernah mendapatkan report dan royalti. Padahal, ia dan teman-temannya tahu bahwa lagu-lagu mereka masih menghasilkan dari YouTube, iTunes, Joox dan lain-lain.

Baca Juga: Calon Menantu Habib Rizieq, Irfan Alaydrus: Nama Alaydrus Nasabnya sampai ke Rasulullah

“Kami tidak pernah mendapatkan hak kami. Itulah permasalahan selama 10 sampai 12 tahun. Baru sekarang kami dapat memerdekakan hak-hak kami yang sempat tersandera,” tambah Ari.

Grup musik yang didirikan 12 tahun silam ini kembali mencuri perhatian publik, setelah diketahui vokalisnya, El Ibnu, terserang stroke, hidup di atas kursi roda, serta sempat tinggal di panti sosial. Ibnu dan para personil band Elkasih hampir tidak pernah menikmati buah hasil karya mereka.

Penderitaan yang dialami El Ibnu justru menyatukan kembali para personil band ini minus El Binbin yang sudah tidak bermusik lagi. El Ari lantas menggagas ide untuk membantu Ibnu yang tengah kesulitan, agar tetap semangat dan terus berkarya lewat talentanya menulis syair untuk Elkasih.

Baca Juga: Lihat Penyambutan Habib Rizieq Shihab, Syeikh Ali Jaber: Saya Salut, Bangga dan Terharu

Upaya pertama yang diperjuangkan Elkasih adalah memastikan langkah hukum atas 13 lagu yang mereka hasilkan di dua album. Meski tidak mudah, saat ini 13 lagu tersebut sudah kembali kepada Elkasih sebagai pemilik sah.***

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x