Tadarus Pagi: Alquran Surat At Tin, Berikut Tafsir, Bacaan Arab, Latin, dan Terjemahnya

6 Juli 2021, 07:04 WIB
alquran//freepik.com /


GALAMEDIA - Quran surat At Tin terdiri 8 ayat. Berikut bacaan arab, latin, terjemah, dan tafsir surat At Tin.

وَٱلتِّينِ وَٱلزَّيْتُونِ
wat-tīni waz-zaitụn
1. Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun

وَطُورِ سِينِينَ
wa ṭụri sīnīn
2. dan demi bukit Sinai

وَهَٰذَا ٱلْبَلَدِ ٱلْأَمِينِ
wa hāżal-baladil-amīn
3. dan demi kota (Mekah) ini yang aman,

Baca Juga: Natasha Wilona Beri Klarifikasi Usai Namanya Diduga Sebagai Artis yang Nekat Bekerja Meski Covid-19

لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ فِىٓ أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
laqad khalaqnal-insāna fī aḥsani taqwīm
4. sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.

ثُمَّ رَدَدْنَٰهُ أَسْفَلَ سَٰفِلِينَ
ṡumma radadnāhu asfala sāfilīn
5. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),

إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ
illallażīna āmanụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti fa lahum ajrun gairu mamnụn
6. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.

Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 6 Juli 2021: Masuk Penjara, Elsa Berjanji Akan Balaskan Dendamnya Pada Al dan Andin

فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِٱلدِّينِ
fa mā yukażżibuka ba'du bid-dīn
7. Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu?

أَلَيْسَ ٱللَّهُ بِأَحْكَمِ ٱلْحَٰكِمِينَ
a laisallāhu bi`aḥkamil-ḥākimīn
8. Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya?

Keutamaan Nabi Ulul Azmi
Dalam surat ini, seperti yang dijelaskan dalam laman rumaysho, Allah telah bersumpah dengan tiga tempat diutusnya para Nabi Ulul ‘Azmi (gelar khusus bagi rasul pilihan yang mempunyai ketabahan luar biasa), yaitu

Baca Juga: Sinopsis Buku Harian Seorang Istri 6 Juli 2021: Alya Kena Mental! Bu Farah Lepas Tangan Soal Buwana Corps

1. Tempat adanya buah tiin dan zaitun, yaitu Baitul Maqdis, tempat diutusnya Nabi ‘Isa ‘alaihis salam.
2. Bukit Sinai yaitu tempat Allah berbicara langsung dengan Nabi Musa bin ‘Imran ‘alaihis salam.
3. Negeri Mekah yang penuh rasa aman, tempat diutus Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dari Sempurna Lalu Masuk Neraka
Setelah bersumpah dengan tiga tempat tersebut, lalu disebutkan al-muqsam alaih yaitu isi sumpah,

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ (4) ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ (5) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.”

Tafsiran pertama dari ayat di atas, manusia diciptakan dalam bentuk sebaik-baiknya yang sempurna. Kemudian ia akan masuk dalam neraka. Demikian yang dikatakan oleh Mujahid, Abul Aliyah, Al-Hasan Al-Bashri, Ibnu Zaid dan selainnya.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 6 Juli 2021: Mama Sarah Terpaksa Beri Tahu Semua Orang Soal Kejahatan Elsa  

Ia masuk neraka dikarenakan ia tidak mau taat pada Allah Taala dan enggan mengikuti ajaran Rasul SAW. Yang selamat dari neraka adalah orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.

Tafsiran kedua dari ayat di atas, manusia diciptakan dalam keadaan kuat ketika muda lalu dikembalikan di usia tua dalam keadaan lemah. Tafsiran kedua ini disebutkan dari Ibnu Abbas dan Ikrimah.

Masa tua adalah masa tidak semangat untuk beramal. Seseorang akan melewati masa kecil, masa muda, dan masa tua. Masa kecil dan masa tua adalah masa sulit untuk beramal, berbeda dengan masa muda, yaitu masa emas untuk beramal saleh.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 6 Juli 2021: Kejahatannya Terekspos, Mama Sarah Juga Ungkap Soal Elsa dan Roy

Ibrahim An-Nakha’i mengatakan, “Jika seorang mukmin berada di usia senja dan pada saat itu sangat sulit untuk beramal, maka dia akan dicatat sebagaimana dahulu (di waktu muda) dia pernah beramal. Inilah yang dimaksudkan dengan firman Allah (yang artinya): bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.”

Berlindung dari Keadaan Jelek di Waktu Tua
Jadi, usia muda adalah masa fit (semangat) untuk beramal. Oleh karena itu, manfaatkanlah dengan sebaik-baiknya. Janganlah disia-siakan. Mintalah juga perlindungan kepada Allah dari usia tua yang jelek sebagaimana do’a yang Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam contohkan. Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa meminta perlindungan dengan do’a,

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَرَمِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْبُخْلِ

“Allahumma inni a’udzu bika minal kasl wa a’udzu bika minal jubn, wa a’udzu bika minal harom, wa a’udzu bika minal bukhl.

Baca Juga: Pasien Isoman Bisa Konsultasi dengan Dokter Sekaligus Peroleh Obat dan Multivitamin Gratis

"Ya Allah, aku meminta perlindungan pada-Mu dari rasa malas, aku meminta perlindungan pada-Mu dari lemahnya hati, aku meminta perlindungan pada-Mu dari usia tua (yang sulit untuk beramal) dan aku meminta perlindungan pada-Mu dari sifat kikir (pelit).” (HR. Bukhari)

Allah adalah Hakim Seadil-Adilnya
Di akhir ayat, Allah sebut,

فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِالدِّينِ (7) أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِينَ (8)

“Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu? Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya?”

Baca Juga: Pelaku Usaha Dukung Vaksinasi Covid-19 dan Penyediaan Oksigen di Jabar

Syaikh As-Sa’di rahimahullah berkata, “Apa yang menyebabkan manusia sampai mengingkari hari pembalasan terhadap amalan. Padahal telah banyak bukti dari berbagai ayat Allah dengan bukti yang yakin. Juga sudah ada bukti dengan berbagai nikmat yang telah Allah beri yang kita jangan sampai mengingkarinya.

Bukankah Allah adalah Hakim yang seadil-adilnya? Maksudnya, Allah tidak akan membiarkan manusia begitu saja tanpa diperintah dan tanpa dilarang. Tak mungkin pula Allah membiarkan mereka tanpa diberi pahala dan tanpa diberi hukuman.”

Yuk tadarus pagi. Wallohualam.***

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah

Tags

Terkini

Terpopuler