CREATIVE ENTREPRENEURSHIP ON MARKETING

20 Juni 2022, 12:25 WIB
Yudhi Koesworodjati/dok.pribadi /

GALAMEDIA - Berusaha atau menjalankan bisnis berbeda dengan kewirausahaan. Kewirausahaan bukanlah permainan tunggal. Kewirausahaan adalah sebuah tim.

Oleh sebab itu seorang entrepreneur harus membangun tim bisnis. Memilih mitra kerja sangatlah penting.

Bisnis yang dibangun dan dijalankan oleh banyak pendiri lebih sukses daripada bisnis yang didirikan oleh individu.

Baca Juga: Cara Membuat Botok Tempe Teri dan Resepnya, Dibungkus Daun Pisang dengan Cara Dikukus

Kolaborasi antarmanusia akan memunculkan ide bisnis, tapi itu tidak cukup. Ide adalah bagian dari proses kreatif membangun bisnis.

Terdapat "triangular doctrine" untuk memulai bisnis yaitu memiliki ide, teknologi, dan passion. Ide adalah keinginan untuk memulai.

Teknologi adalah memiliki sesuatu yang bisa digunakan. Passion adalah kemampuan untuk mewujudkan ilmu menjadi sesuatu yang berdampak besar. Semua itu adalah "entrepreneurship intention”.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 20 Juni 2022: Gawat Reyna Diculik Orang Misterius, Andin dan Nino Sigap

Jadi memulai bisnis tidak lagi dari Apa (What) yang bisa dilakukan tapi mulai dari Mengapa (Why) melakukan sesuatu.

Apa pun institusinya, UMKM atau bukan, sepanjang masih di luar hukum itu, sulit untuk maju. Banyak orang yang berkeinginan mengelola bisnis tapi belum punya ide dan teknologi.

Mulai saja dari passion (minat pribadi, kelebihan dan keterampilan) setelah itu baru membangun ide dan menguasai teknologi (innovation-driven).

Preskripsi ini relevan melihat kondisi faktual sekarang banyak orang sedang susah cari kerja, mengembangkan kemampuan entrepreneurial, cara mewujudkan ide menjadi usaha kreatif.

Baca Juga: Hati-hati Macet! Ini Lokasi dan Jadwal Lokasi Perbaikan Ruas Tol Cipularang dan Tol Padaleunyi

Dengan adanya passion, entrepreneur pasti akan lebih nyaman dalam menjalani segala sesuatu serta akan tercurah kemampuannya kepada bisnis yang dijalani.

Oleh karena itu, passion merupakan salah satu indikasi yang bisa menentukan keberhasilan dan kegagalan wirausaha.

Tidak jarang saat entrepreneur memulai bisnis dengan passion justru merekalah yang dapat menciptakan tren baru di industrinya.

Passion seringkali pula menjadi penentu dari DNA sebuah brand. DNA ini kemudian menjadi keotentikan dan menjadi kunci yang penting sebelum pebisnis melangkah ke fase berikutnya.

Otentisitas produk atau layanan kita akan selalu dicari pelanggan, di mana saja dan kapan saja mereka mengkonsumsinya.

Baca Juga: Lirik Ku Jatuh Cinta, OST Keluarga Cemara 2 yang Dinyanyikan Marion Jola dan Teza Sumendra

Entrepreneur harus benar-benar bisa mengidentifikasi perbedaan yang ada sampai ke “tingkat DNA”, bukan hanya di permukaan.

Sehingga mampu lebih terkoneksi dengan pelanggan untuk mampu membuat produk yang benar-benar sangat personal bagi pelanggan sehingga tidak ada satu pun produk lainnya yang menyerupai produk tersebut.

Menciptakan dan men-deliver superior experience buat audiens dan customer adalah sebuah prioritas yang tidak boleh diabaikan oleh pebisnis masa kini.

Baca Juga: Keren! Album Proof BTS Puncaki Chart Billboard 200, Jadi Album Grup Musik Terlaris

Kewirausahaan kekinian selalu terkoneksi dengan digitalisasi bisnis. Teknologi telah dan akan terus menjadi penggerak revolusioner pada seluruh aspek kehidupan.

Megatrends yang sangat tampak bahwa transformasi digital men-disrupt bisnis.

Entrepreneur mesti kreatif berjalan pada alat digital agar dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan customer, berkolaborasi, melindungi aset, dan seabrek benefit lainnya.

Menggunakan alat digital sekarang berarti entrepreneur akan menemukan peluang lebih lanjut untuk integrasi, pertumbuhan, dan kesuksesan di masa mendatang.

Baca Juga: Lirik Tuhan Ku Tak Sanggup, OST Ranah 3 Warna yang Dinyanyikan Novia Bachmid

Bagaimanapun juga yang digital tetap harus konvensional. Entrepreneur butuh paham tentang pemasaran, tentang customer preference.

Ini adalah segala bentuk ekspektasi, like, dislike, motivasi, atau keinginan, yang menciptakan keputusan untuk membeli suatu produk.

Entrepreneur dituntut untuk terus mengasah intuisi market sensitivity-nya yang sangat berperan dalam perkembangan usahanya sehingga piawai dan berani mengambil peluang bisnis.

Pemahaman tentang ini bagus buat branding, product development, distribusi, dan customer experience.

Baca Juga: Jadi Pengisi OST Ranah 3 Warna, Siapa Sosok Novia Bachmid? Ini Profil dan Perjalanan Kariernya

Suatu bisnis idealnya bukan cuma seonggok commodity yang punya nilai jual tetapi juga mesti punya value di mata konsumen yang idealnya diarahkan untuk menciptakan deeper connection antara konsumen dengan suatu produk.

Ketika entrepreneur mencapai tingkat emosional dengan pelanggan, anda menjadi merek di benak mereka.

Entrepreneur perlu menciptakan emotional connection diatas fitur fungsional untuk membangun brand loyalty.

Inilah yang didefinisikan sebagai keinginan yang pada akhirnya mengubah dari produk biasa jadi sebuah brand.

Bisa saja sejumlah produk manfaat fungsionalnya sama atau tidak jauh berbeda, namun karena manfaat emosional yang dirasakan pelanggan berbeda, maka harga sebuah produk bisa jauh lebih mahal ketimbang yang lain.

Merek inilah yang bisa meningkatkan manfaat emosional kepada sebuah produk.

Baca Juga: Wagub: Bonus Juara MTQ Jangan Kalah Dengan Bonus Even Olahraga

Dengan demikian semakin diyakini pemasaran saat ini bukan lagi merupakan suatu fungsi bisnis, pemasaran adalah suatu cara menjalankan bisnis.

Semua arah baru yang penting dalam pemikiran dan praktik bisnis berorientasi pada pemasaran. Yang penting dari tindakan memasarkan adalah terkait dengan pasar, tujuannya pasar.

Entrepreneur musti memerhatikan dengan cermat perubahan lanskap yang sedang terjadi di pasar.

Pemasaran mengintegrasikan pelanggan ke dalam rancangan produk dan merancang proses secara sistematis untuk interaksi yang akan menciptakan substansi dalam hubungan tersebut. ***

Pengirim:
Yudhi Koesworodjati
- Dosen Tetap Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas - Pasundan Pemerhati pariwisata)

Seluruh materi dalam naskah ini merupakan tanggung jawab pengirim. Gugatan, somasi, atau keberatan ditujukan kepada pengirim.

Editor: Mia Fahrani

Tags

Terkini

Terpopuler