Jadi Google Doodle, Ini Fakta Menarik Subak Asal Bali yang Mendunia

29 Juni 2020, 11:58 WIB
Subak di Tabanan Bali. (wikipedia) /

GALAMEDIA - Hari ini, Senin 29 Juni 2020, Subak tampil di Google Doogle. Sebuah penghargaan luar biasa terhadap warisan budaya asli Indonesia.

Tampilan Subak di Google Doodle merupakan buah karya dari ilustrator Tanah Air, Hana Augustine.

Subak dalam Google Doodle ditayangkan untuk memperingati penetapannya sebagai sistem irigasi yang menjadi warisan dunia UNESCO.

Seperti apa fakta Subak yang lahir di Bali dan kini sudah mendunia? Berikut ulasannya:

Baca Juga: Pria Ini Gugat Perusahaan karena Tak Mengizinkannya Shalat 5 Waktu

1. Lahir di Bali
Subak lahir di tanah Bali, bagian dari Indonesia. Bali disebut sebagai "surga" terakhir di muka Bumi.

2. Lahir dari kombinasi beragam iklim
Antara iklim tropis, hujan dan tanah vulkanis yang subur menjadikan pulau Bali sebagai tempat yang ideal untuk budidaya tanaman; termasuk tumbuhan padi, kelapa, cengkih dan kopi.

Kegiatan pertanian ini mempunyai pengaruh yang besar pada lanskap Bali, terutama dalam penciptaan sawah berundak-undak.

Baca Juga: Manchester City Berambisi Raih Gelar Ketiga Piala FA Dekade Ini

3. Ada di 5 kabupaten di Bali
Penetapan sebagai warisan budaya dunia ini disambut baik oleh pemerintah dan masyarakat Bali.

Sesuai dengan pengajuannya, Subak di Bali yang memiliki luas kurang lebih 20.000 hektare yang terdiri atas beberapa Subak yang berada di 5 kabupaten, yaitu kabupaten Badung, Bangli, Buleleng, Gianyar, dan Tabanan.

4. Diakui UNESCO
Subak Bali telah diakui oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB atau The United Nations Educational, Scientific and, Cultural Organization (UNESCO).

Dari laman bulelengkab.go.id, Subak diakui sebagai warisan budaya dunia setelah sebelumnya diusulkan dan dilakukan penelitian dengan metode dari berbagai ilmu pengetahuan.

Baca Juga: Hewan Lucu Ini Diklaim Ilmuwan Mampu Menekan Gelombang Kedua Covid-19

5. Demokratis
Subak merupakan sebuah sistem irigasi yang memungkinkan koordinasi antar petani.

Tangkapan layan Google Doogle. (dok)

Organisasi tersebut adalah sebuah organisasi demokratis. Para petani yang memanfaatkan sumber air yang sama, bertemu secara teratur untuk bermsyawarah dan mengkoordinasikan penanaman.

6. Bahan penelitian
Subak telah dipelajari oleh Clifford Geertz. Sedangkan peneliti lain seperti J. Stephen Lansing telah menarik perhatian umum tentang pentingnya sistem irigasi tradisional.

Baca Juga: Update Covid-19 di Jabar: Positif Aktif 1.396, Pasien Sembuh 1.520

Pada tahun 1987 Lansing bekerja sama dengan petani-petani Bali untuk mengembangkan model komputer sistem irigasi Subak. Dengan itu ia membuktikan keefektifan Subak serta pentingnya sistem ini.

7. Warisan dunia
Pada 29 Juni 2012, UNESCO mengakui Lanskap kultur Provinsi Bali yang dipengaruhi oleh subak sebagai Situs Warisan Dunia, pada sidang pertama yang berlangsung di Saint Petersburg, Rusia.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler