GALAMEDIA - Antibodi kecil yang ditemukan pada hewan yang terlihat cute, alpaca dapat membantu menekan gelombang kedua Covid-19 dan memungkinkan negara-negara yang dilanda pandemi dengan aman mengakhiri lockdown.
Demikian klaim para ilmuwan di Swedia dan Afrika Selatan yang menggunakan nanobodi dari alpaca yang diimunisasi, guna melawan virus dan mencegahnya mengikatkan diri atau menginfeksi manusia.
Baca Juga: Rilis Film James Bond Picu Persaingan Kate Middleton dan Meghan Markle
Dikutip Galamedianews dari DailyMail, Senin (29 Juni 2020) antibodi kecil ini jika benar berfungsi seperti yang diharapkan maka akan ikut menekan lonjakan virus dan pada gilirannya merusak kemampuan menginfeksi inang.
Para ahli mengklaim penelitian mereka berpotensi menetralkan virus. Dan fakta bahwa nanobodi terbilang murah dan mudah direproduksi membuatnya bisa menjadi pilihan yang dapat diakses secara luas.Nanobodi juga disebut kalangan ilmuwan jauh lebih mudah dikloning dan diubah.
Baca Juga: Siap Jadi Tsar Rusia, Putin Langgengkan Kursi Presiden Hingga 83 Tahun
Sementara itu para penulis ilmiah dari departemen mikrobiologi, tumor dan biologi sel di Rumah Sakit Universitas Karolinska di Stockholm kepada The Telegraph mengatakan, “Pandemi saat ini memiliki konsekuensi drastis bagi populasi dunia. Karena itu vaksin, antibodi atau antivirus sangat dibutuhkan.”
“Antibodi penawar dapat memblokir masuknya virus pada langkah awal infeksi dan berpotensi melindungi individu yang berisiko tinggi terserang penyakit parah,” tambahnya.
Baca Juga: Ulla, Perempuan yang Mengakhiri Penantian Titel Juara Liverpool
Nanobodi yang dikembangkan kali ini dinamai Ty1, yang terambil dari Tyson, alpaca berusia 12 tahun dari Jerman yang telah diimunisasi. Antibodi Tyson ini kemudian diisolasi.
Gerald McInerney, ketua tim Karolinska memaparkan, "Pada prinsipnya, semua bukti akan menunjukkan bahwa ini akan bekerja dengan sangat baik pada manusia. Tetapi secara keseluruhan sistemnya sangat kompleks." Meski demikian makalah akademik yang diterbitkan awal bulan ini belum ditinjau sesama ilmuwan.***