Sebaik-baik Manusia adalah Seorang Lelaki yang Memegang Kendali Kudanya dan Berjuang di Jalan Allah

6 Juli 2020, 09:43 WIB
Masjid Istiqlal /

Assalamu'alaikum
Riyädus Salihin


Bismillaahirrahmaanirrahiim

Dari Abu Sa'id Al Khudri, dia berkata, Rasulullah Saw. bersabda,

"Hampir saja terjadi suatu zaman dimana harta seorang muslim yang paling baik adalah kambing yang digembalakannya di puncak gunung dan tempat-tempat terpencil, dia pergi menghindar dengan membawa agamanya disebabkan takut terkena fitnah."

(HR Al-Bukhäri)

Baca Juga: Dalam Sehari Positif Corona di Jabar Bertambah Lebih dari 100 Orang


Dalam riwayat lain disebutkan dari Abu Hurairah Ra., dari Rasulullah Saw, beliau bersabda,

"Sebaik-baik kehidupan manusia adalah seorang laki-laki yang memegang kendali kudanya dan bergegas untuk berjuang di jalan Allah.
Setiap kali mendengar suara musuh yang menakutkan atau sangat mengerikan, ia melompat ke atas punggung kudanya untuk mengharapkan kematian Atau seorang laki-laki yang berada dalam kumpulan kambing yang berada di puncak gunung atau berada di pedalaman lembah ini, ia mendirikan salat, menunaikan zakat dan beribadah kepada Rabbnya sampai menemui ajalnya, tidaklah ia menjadi manusia kecuali dalam kebaikan."

(HR Muslim)


Hadis di atas memberikan faedah:

(a) Keadaan zaman yang akan dialami oleh kaum muslimin, dimana pekerjaan mereka akan terkontaminasi oleh berbagai hal yang haram dan terbukanya pintu berbagai kemaksiatan, sehingga pergi menghindar demi menegakkan agamanya merupakan bentuk ketaatan yang paling utama.
Demikian pula menggembalakan kambing di puncak gunung dan tempat-tempat terpencil merupakan salah satu jenis pekerjaan yang paling baik.

Baca Juga: Alhamdulillah, Kasus Positif Aktif Covid-19 di Kota Bandung Menurun


(b) Keutamaan jihad, mempersiapkannya, dan menantikannya.


(c) Berusaha untuk memperoleh yang halal dengan cara menggembala kambing yang jauh dari kerumunan orang, dan tidak luput dari salat serta tidak mengabaikan hak orang lain.


(d) Seorang muslim tidak akan bergaul dengan masyarakat kecuali dengan kebaikan dan kesabaran supaya ia jauh dari kehancuran sehingga ajal datang padanya.


(Dr. Mustafa Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Rijyadís salihina, Juz 2, 1407 H/1987 M: 511-512).

Editor: Kiki Kurnia

Tags

Terkini

Terpopuler