Jamur Massachusetts dari Game The Last of Us Ada di Dunia Nyata!

24 Januari 2023, 18:50 WIB
Jamur Massachusetts ada di dunia nyata./Instagram/@thelastofus /

GALAMEDIANEWS - Sudahkah kamu menonton serial adaptasi dari game The Last of Us. Mungkin kamu sebagai gamers tidak asing dengan game satu ini.

Kamu mungkin berpikir bahwa serial ini adalah sebuah cerita fiksi, namun parasit yang diceritakan pada serial tersebut yaitu Massachusetts adalah jamur yang menyebar ke seluruh dunia dan dapat mengubah manusia menjadi zombie.

Kenyataanya menurut para ahli gagasan tersebut memang dapat menginfeksi manusia dan tidak terlalu dibuat buat seperti yang dikisahkan di serial film tersebut.

Baca Juga: Keistimewaan BULAN RAJAB dan Contoh AMALAN Bulan Mulia Seperti Dicontohkan Nabi

Dilansir dari dailymail.co.uk salah satu kelompok jamur tersebut adalah Entomophthora Muscae, yang dapat menginfeksi lalat betina dengan menggunakan mayat lalat betina tersebut untuk menarik perhatian pejantan untuk kawin dengannya.

Ada fakta yang menyebutkan bahwa semakin lama inang betina mati, semakin menarik bagi pejantan lalat.

Cara kerja jamur tersebut adalah dengan cara menembus kulit lalat betina, sebelum menyebar ke seluruh tubuh, jamur ini akan menginfeksi sistem sarafnya.

Setelah satu minggu mencerna isi perutnya, jamur memaksa lalat untuk naik ke tempat yang tinggi dan melebarkan sayapnya sebelum mati.

Jamur Entomophthora Muscae akan menumbuhkan batang berukuran mikro pada mayat lalat betina seperti meriam.

Baca Juga: 5 Tips Mudah yang Dapat Kamu Lakukan untuk Meningkatkan Kecepatan WiFi

Batang tersebut berisi cairan dengan spora yang dapat dikeluarkan, cairan ini dapat memikat pejantan untuk kawin dengan mayat betina yang terinfeksi.

Lalat pejantan ini akan memicu batang jamur yang berisi spora yang dapat menular dan akan mengubahnya menjadi lalat zombie. Hal ini dapat membuat spora jamur ini dapat menyebar luas dengan cepat pada lalat lain.

Dikutip dari dailymail.co.uk, Profesor Universitas Kopenhagen, Dr. Henrik de Fine Licht mengatakan, jamur yang berada di series maupun game The Last of Us tidak terlalu dibuat-buat tentang penyakit jamur yang dapat merambat dari satu spesies ke spesies lain namun dalam kasus series ini serangganya adalah manusia.

Hal ini didukung saat mahasiswa PhD Sam Edwards bekerja sama dengan Dr. de Fine Licht melihat beberapa kesamaan antara jamur E. Muscae dan jamur fiksi dalam series maupun game The Last of Us melalui cara seorang wanita tua yang bereaksi terhadap infeksi.

Baca Juga: Resmi Dibuka! Pendaftaran Calon Perwira Polisi Melalui SIPSS Polri 2023 - Simak Penjelasannya

Kemampuan jamur Entomophthora Muscae dalam memanipulasi perilaku inang mereka telah berevolusi dan sudah disesuaikan selama jutaan tahun ko-evolusi dengan inang serangga masing-masing.

Sehingga kemungkinan jamur dalam menginfeksi sesuatu yang berbeda dari serangga seperti manusia itu tidak ada.

Dalam pembuatan The Last of Us, Neil Druckmann dan Craig Mazin mengatakan bahwa jamur mereka sebenarnya berdasarkan Cordyceps yang menginfeksi semut tukang kayu.

Cordyceps adalah jamur yang menginfeksi semut untuk berjalan ke atas tanaman dan menjepit rahangnya pada tanaman hingga semut itu mati.

Jamur Cordyceps dapat menumbuhkan tangkai seperti antena melalui kerangka luar semut yang menjadi korbannya, kemudian menembakkan spora ke tanah sehingga dapat menginfeksi serangga lain sebanyak mungkin.

Hal ini mirip dengan versi video game The Last of Us karakter dalam game tersebut memakai masker gas karena adanya spora jamur di udara. Karena sangat berbahaya menghirup udara spora yang ada di udara bisa berujung kematian.

Dilansir dari dailymail.co.uk Sam Edwards mengatakan film atau serial game The Last of Us sangat realistis dari perspektif jamur dan mungkin dapat mendidik dengan cara menambah pandangan berbeda pada film atau game zombie.***

Editor: Usman Alwasim

Sumber: dailymail

Tags

Terkini

Terpopuler