Kania Alma Tiara, Antara Game dan Cita-Cita menjadi Doktor

11 Juli 2023, 09:00 WIB
Kania Alma Tiara, calon doktor yang hobi bermain game./dok. pribadi /

GALAMEDIANEWS - Meski masih berusia muda, Kania Alma Tiara punya segudang pengalaman berharga yang bisa dibagikan kepada orang lain, khususnya untuk generasi Z atau Gen Z.

Poin penting yang bisa dipetik dari perjalanan hidupnya, mojang Bandung ini mampu menyeimbangkan dua dunia yang berbeda, hobi dan pendidikan.

Dua dunia tersebut bisa dijalani secara seimbang oleh Kania yang kini baru berusia 24 tahun. Meski begitu, ia akhirnya memutuskan mana yang menjadi prioritasnya.

Berbincang dengan galamedianews baru-baru ini, gadis kelahiran Cianjur tahun 1998 ini mengaku memiliki hobi yang juga dijalani oleh banyak anak muda, yakni bermain game.

Alumnus SMAN 5 Bandung ini bahkan mengaku sempat addict bermain game. Beragam jenis game menjadi santapan sehari-hari. Selama 24 jam, hampir sebagian besar waktunya dihabiskan untuk bermain game.

Baca Juga: 4 Game Horror Online yang bisa Dimainkan, Bersama Teman-teman Secara Gratis di Mobile

Kecintaan anak pertama dari pasangan Hamynudin Fariza-Aldianti terhadap game sudah ada sejak ia masih kecil. Game pertama yang dimainkannya mulai dari game konsole hingga game PC Ragnarok.

"Aku itu termasuk pecandu. Bahkan sempat bolos (sekolah) juga. Apalagi waktu main Ragnarok yang gamenya harus naik level, itu kan makan banyak waktu," ujar Kania membuka perbincangan.

Kania Alma Tiara saat bermain game./dok. pribadi

Memilih prioritas

Karena sudah menjadi pecandu, Kania pun terus memainkan game hingga ke jenjang pendidikan tinggi. Kecanduan Kania terhadap game sempat membuat orang tuanya khawatir akan masa depannya.

Namun, ia berhasil membagi waktu dan memilih mana yang menjadi prioritas. Di sisi lain, orangtuanya, khususnya sang ibu, memberikan 'ultimatum'. Kania pun luluh dan mulai bertanggungjawab terhadap apa yang dijalaninya.

"Waktu kuliah S1, orangtua melihat orang-orang sekitar banyak yang nggak beres sekolahnya. Beliau nangis, apalagi ibu ya. Tapi saya tegesin sama orangtua kalau saya bukan tipe orang yang mau merusak hidup sendiri. Saya sadar akan tanggung jawab," ungkapnya.

Kondisi itu yang membuat Kania akhirnya bisa mengatur manajemen waktu. Ia pun menerima tantangan dari kedua orangtuanya. Boleh bermain game asalkan pendidikan tidak terbengkalai.

"Akhirnya saya racik time managament untuk menerima tantangan dari orangtua. Jadi kalau memang main game nggak ganggu (pendidikan), saya harus lulus S1 dalam waktu 3,5 tahun dan harus cumlaude. Dan akhirnya saya membuktikan bisa," tuturnya.

Setelah menyelesaikan S1 dari Telkom University, Kania tetap tak bisa meninggalkan hobinya bermain game. Dari Mobile Legends, Sausage Man hingga Valorant sudah ia mainkan. Apalagi ia akhirnya mendapat lampu hijau dari orangtuanya.

Kania Alma Tiara./dok. pribadi

Ia bahkan sering melakukan live streaming game online hingga masuk ke dalam pro scenes untuk lebih kompetitif. Kegemarannya itu juga membawa Kania meraih prestasi dalam game jenis FPS di beberapa ajang kompetisi e-sport.

Hobi dan pendidikan akhirnya berjalan seimbang bahkan setelah lulus S1, ia sempat diterima bekerja di salah satu perusahaan swasta besar di Tanah Air sebagai SAP Consultant. Di tahun yang sama pun, Kania memutuskan untuk mengambi S2. Ia ingin membuktikan jika hobi yang dijalani tak mengganggu pendidikannya.

Akhirnya, setelah menempuh pendidikan selama 2 tahun dari 2020-2022, Kania berhasil meraih Master of Management Information System di Bina Nusantara University (Binus).

Ia pun bercerita, saat menempuh S2, masih bisa membagi waktu antara bermain game, karir dan kuliah. Kania pun membuktikannya dengan capaian yang diraihnya.

Calon doktor muda

Singkat cerita, Kania akhirnya memilih keluar dari tempat kerjanya meski mendapat penghasilan besar. Ia memilih untuk menjadi salah satu dosen di Binus, di almamaternya ketika mengejar gelar S2.

Enam bulan berstatus sebagai dosen, Kania yang mengajar kelas entrepreneur ini harus mengambil keputusan untuk masa depannya.

Ia pun mantap memilih untuk mengajar dan tak lagi mengejar mimpi menjadi pro player.

"Karena mengajar sudah jadi passion aku ya. Dulu juga waktu S1 aku sempat jadi assisten dosen. Prinsipku dari dulu harus bisa memberikan dampak positif yang besar bagi banyak orang dan ketika punya ilmu aku ingin menularkan ilmu aku ini buat orang lain, menariknya hal ini ternyata sangat menyenangkan," tuturnya.

Meski tak melanjutkan mimpi menjadi pro player, Kania hingga kini masih tetap menyalurkan hobinya bermain game. Dari game juga, Kania kini tercatat sebagai bagian dari Gekraf Jabar bidang Aplikasi dan Game Development.

Kania ingin bisa berkontribusi lebih terutama dapat menjadi inspirasi bagi teman-teman yang memiliki hobi di game namun tidak bisa menyeimbangkan antara pendidikan, pekerjaan serta hobi.

Ia pun kini tercatat sebagai mahasiswa S3 Unpad alias calon doktor. Kania membuktikan jika hobi tidak akan mengganggu jika memiliki skala prioritas yang tetap dan ia memilih untuk mengejar mimpi sebagai seorang doktor di usia muda.

"Manusia pasti memiliki waktu longgar dalam sehari yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan positif salah satunya menyalurkan hobi. Asal kita bisa handle dan atur waktu, kita itu pasti punya kok waktu free. Dan yang terpenting, kita harus punya prioritas dalam hidup. Bagi saya, pendidikan memang yang lebih menjadi prioritas," pesan Kania untuk generasi muda.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler