4 Asal Usul Kisah di Indonesia Berbagai Pulau

29 September 2023, 13:29 WIB
Ilustrasi asal usul kisah pulau di Indonesia./Instagram @Christine /

 

GALAMEDIANEWS - Di Indonesia, macam-macam cerita rakyatnya murni berasal dari daerah yang berbeda - beda dan selalu diceritakan secara turun - temurun, cerita rakyat merupakan sajian kisah dari masa lampau atau tempo dulu.

Dari sekian banyaknya macam-macam cerita rakyat, kesemuanya disampaikan secara lisa, sejenis Satra.

Layaknya kisah fiksi dalam novel dan drama kolosal, macam-macam cerita rakyat diangkat dari pemikiran yang fiktif dan sebagian di antaranya merupakan kisah nyata. Dalam sajian cerita rakyat pasti mengandung pesan moral yang bisa di ambil pelajarannya.

Baca Juga: Perempat Final Badminton Asian Games 2023: Ini Susunan Pemain Beregu Putra Indonesia vs Korea Selatan

1. Situ Bagendit

Legenda situ bagendit merupakan cerita rakyat yang berasal dari Garut Jawa Barat, menurut warga Garut Situ Bagendit terdiri dari dua kata, iya itu ( Situ ) yang artinya Danau dan ( Bagendit ) yang berasal nama Orang yang disebut Nyai Endit.

Legenda ini menceritakan sosok wanita yang memiliki kekayaan yang melimpah, tetapi sangat kikir dan tidak mau menolong sesamanya.

"Konon, Legenda ini menceritakan asal - usul Situ Bagendit, yakni destinasi wisata berupa danau di Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, yang banyak dikunjungi hingga sekarang,"

Baca Juga: 5 SMA Terbaik di Kabupaten Kudus Jawa Tengah, Diurutkan Berdasarkan Nilai UTBK 2022 Versi LTMPT

Tokoh Nyai Endit yaitu:

Kisahnya, di sebelah Utara Kota Garut terdapat Desa yang amat sangat subur, di tempat inilah hidup seorang janda kaya raya bernama Nyai Endit yang ditakutin oleh warga.

Warga sangat takut karena dengan kekayaannya itu Nyai Endit bisa berbuat sesuka atau seenak hati nya.

Disisi lain, para penduduk juga ketergantungan pada Nyai Endit untuk mendapatkan pinjaman uang meski di setiap pinjaman akan dikenakan buanga yang sangat tinggi.

Nyai Endit memiliki pengawal atau tukang pukul yang ditugaskan sebagai penagih hutang - hutang yang dipinjamkan oleh warga, apa bila terlambat membayarnya atau tidak mampu melunasi hutang berikut sama bunganya.

Baca Juga: Hari Jantung Sedunia: Melangkah Menuju Jantung yang Lebih Sehat

Nyai Endit akan menyuruh anak buahnya untuk memberi hukuman, salah satunya Sember kekayaan nyain Endit adalah garapan yang luas dengan hasil melimpah apa bila waktu panen tiba

Terbentuknya Situ Bagendit

Nyai Endit mengadakan pesta yang sangat megah, saat pesta sedang berlangsung datanglah seorang pengemis yang ingin ketemu Nyai Endit. Mesti dihalangi oleh para pengawal, pengemis itu kekeh ingin bertemu dan berhasil lah menerobos masuk ke halaman rumahnya, pengemis itu lalu mengatakan bahwa sikapnya yang dilakukan Nyai Endit sangat tidak manusiawi.

Ia pun mengatakan Nyai Endit sangat serakah dan kejam, lantaran tidak mau bersimpati pada keadaan warga masyarakat sekitaran yang mengalami kelaparan dan membutuhkan bantuan.
Mendengar perkataan pengemis, Nyai Endit marah besar langsung memberitahukan para pengawalnya untuk segera mengusir orang mengacaukan pestanya itu.

Baca Juga: 3 Hotel Dekat Tempat Wisata di Batu Malang seperti Jatim Park dan Wisata Paralayang Batu

Namun tidak disangka pengemis itu mampu mengalahkan para pengawal yang besar dan kekar dalam satu gerakan. Pengemis ternyata bukan sembarangan, ia merupakan orang 'Sakti'yang menjelma menjadi seorang pengemis, semua tamu yang hadir tertegun dibuatnya.

Pengemis itu lantas menantang Nyai Endit untuk mencabut rantung pohon yang baru ditancapkan di halaman rumahnya, pengemis mengatakan apabila mampu mencabutnya maka ia orang yang paling mulia di dunia.

Pengemis itu juga mengizinkan apa bila ingin diwakilkan, dengan sombongnya, Nyai Endit mentruh pengawal untuk mewakilinya. Diluar dugaan, pengawal tidak sanggup mencabut rantingnya, namun ketika pengemis itu maju dan mencabut rantung tersebut berhasil di cabut nya dengan mudah.

Baca Juga: 3 Hotel Dekat Tempat Wisata di Batu Malang seperti Jatim Park dan Wisata Paralayang Batu

Tiba-Tiba lubang di tanah bekas tanting keluar air yang sangat deres sedangkan pengemis itu langsung lenyap begitu saja, disaat bersamaan hujat turun dengan sangat deras dan guncangan gempa bumi seakan - akan menelan Desa itu.

Dengan sekejap desa yang didiami oleh Nyai Endit terendam banjir dan berubah menjadi danau, yang kemudian dikenal dengan nama Situ Bagendit 'Konon' di Danau itu hidup lintah raksasa yang diyakini sebagai jelmaan Nyai Endit.

2. Maling Kundang

Di pesisir pantai daerah Sumatra Barat hidup seorang Ibu bersama anak kesayangannya yang bernama Malin, sejak suaminya meninggal, ibunya harus berjuang mati-matian untuk menghidupi Malin.

Baca Juga: Prediksi Skor Bundesliga: Hoffenheim vs Dortmund, Ini Head to Head dan Line Up

Meskipun begitu, ia tetap merasa bahagia karena Malin merupakan anak yang penyayang, dia juga sangat Maja, Malin akan selalu menemani ibunya bekerja menjual ikan, semakin hari Malin semakin beranjak dewasa, ia merasa sudah saatnya untuk menggantikan ibunya bekerja.

Namun Malin memiliki keinginan lain ketika melihat banyak temen sebayanya bisa kaya raya dalam waktu cepet setelah berjuang di kota.


Malin Merantau

"Mak, Malin ingin merantau ke kota seberang, Malin akan menghasilkan banyak uang untuk emak dari sana,"

Ibu Malin sangat terkejut mendengar keinginan putra kesayangannya itu! Jangan, Malin , tetap di sini bersama Emak. Emak tidak ingin ada hal buruk yang menimpamu jika merantau ke kota.

Baca Juga: Klasemen Sementara Perolehan Medali Asian Games 2023: Indonesia Turun ke Posisi 12

Malin berupaya meyakinkan ibunya bahwa ia akan baik - baik saja di kota, dengan hati yang gelisah. Ibu maling melepaskan putranya yang hendak merantau.

"Hati - Hati disana ya, Nak. Jangan lupa untuk cepet pulang, ibu Malin memeluk Malin dengan sangat erat,"

Ibunya pun mengijinkan, lalu Malin pergi dan pamitan sambil melambaikan tangan di tepi pantai air manis, untuk mengantarkan kepergian Malin.

Beberapa lama kemudian, Malin tidak kunjung pulang ke rumah, bertahun - tahun ibunya hanya hidup sendirian. Hingga pada suatu hari, ibu Malin mendapatkan kabar dari salah satu anak temennya yang juga merantau di kota sebrang.

Baca Juga: Gregoria Mariska Belum Mampu Sumbang Poin untuk Indonesia di Asian Games 2023

"Malin sudah menikah dengan putri Sorang bangsawan, Bu. Dia pasti tidak mungkin akan kembali kesini," jelas akan teman ibu Malin yang baru saja kembali dari kota sebrang. Tidak, Malin pasti akan kembali,!

Dua bulan kemudian, istri Malin yang sedang hamil mengidamkan berlibur ke Pantai Air Manis, karena sangat menyayangi istrinya, malin mengabulkan permintaan istrinya itu. Didalam perjalanan Malin teringat dengan ibunya kepada istrinya, Malin merasa malu jika ia harus mengenalkan ibunya kepada istrinya,

Saat kapal mereka sudah menepi di pinggir pantai, ibu Malin yang sedang berjualan ikan melihat anaknya dari kejauhan. Iya sangat yakin itu adalah Malin, sang ibu bergegas berlari dan memeluk tubuh Malin.

Lepaskan! Siapa kau? Ibu Malin terkejut ketika tubuhnya didorong oleh Malin. "Malin, ini aku ibumu," Ibu? Apa perempuan lusuh ini ibumu? Kenapa kau pembohong, Malin? Kau bilang kau anak bangsawan sepertiku! Istri Malin sangat marah menemukan kebohongan Malin yang terungkap. Tidak, dia bukan ibuku!

Baca Juga: Ice Cold Murder, Dokumenter Kasus Pembunuhan Wayan Mirna Salihin Kini Hadir di Netflix

"Malin bersikeras tidak mengakui ibunya ia bahkan menarik tubuh istrinya untuk meninggalkan pantai,"

Ibu Malin merasa sangat sedih sekaligus marah, ia pun berdoa kepada Tuhan dan menyumpahi Malin agar dikutuk menjadi batu. Langit bergemuruh setelah dia itu terdengar, Malin menyesali perbuatan yang ia lakukan kepada ibunya.

Ibu maafkan anakmu yang durhaka ini! "Teriak Malin," sia - sia karena tidak lama setelahnya, kepal Malin terombang - ambing oleh ombak hingga karam dan terpecah. Ke esok paginya semua orang di Pantai Air Manis terkejut menemukan banyak kepingan kapal yang berserakan, namun mereka lebih terkejut saat menemukan batu berbentuk manusia tengah bersujud.

Kutukan ibu Malin menjadi nyata, ia menemukan anaknya yang ia kutuk menjadi batu. Ibu Malin menangis dan menyesali ucapannya.

3. Danau Toba

Danau Toba merupakan salah satu cerita rakyat dari Sumatra Utara yang terkenal di beberapa penjuru daerah, kisah ini bercerita tentang terbentuknya Danau Toba dan Pulau Samosir yang ada di Sumatra Utara kedua tempat tersebut kini menjadi wisata budaya yang sering dikunjungi oleh masyarakat dari kota.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Hotel Daerah Ancol Jakarta Utara, Cocok Buat Liburan Akhir Pekan Bersama Keluarga

Kisah ini bermula dari seorang pemuda bernama Toba ia merupakan yatim piatu yang hidup sebatang kara, pekerjaan sehari - hari dari Toba adalah memancing atau bekerja di ladang. Suatu hari Toba memutuskan untuk memancing di sungai untuk dijadikan sebagai lauk, beruntungnya mata kail yang dilemparkan berhasil menangkap seekor ikan besar.

Ikan tersebut menarik perhatian Toba karena ukuran serta bentuknya yang berbeda dari ikan - ikan lainya, warna ikan itu adalah kekuningan dan sisik - sisiknya kuning keemasan, Toba semakin terkejut ketika melihat ikan tersebut berubah menjadi seorang perempuan yang cantik jelita.

Tuan, aku adalah kutukan Dewa karena telah melanggar larangan besarnya, telah ditakdirkan kepadaku, bahwa aku akan berubah bentuk menyerupai makhluk apa saja yang memegang atau menyentuhku, karena tuan telah memegang ku,! Maka aku pun berubah menjadi manusia seperti tuan ini. Toba akhirnya membawa perempuan tersebut ke rumahnya dan karena kecantikan yang dimiliki oleh perempuan itu tiba meminta izin untuk menikahinya.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Hotel Murah di Semarang, Tawarkan Kenyamanan dengan Fasilitas Lengkap dan View Bagus

Perempuan itu lantas menyetujui tetapi dengan beberapa syarat, permintaanku hanya satu. Hendaklah tuan menutupi rapat - rapat rahasiaku, jangan sekali - kali tuan menyebutkan jika aku berasal dari ikan, jika tuan menyatakan kesediaan tuan untuk menjadikan rahasia ini aku bersedia menjadi istri tuan.

Toba pun menyetujuinya dan mereka pun menikah, pernikahan tersebut berjalan sesuai dengan harapan, keduanya hidup dalam kebahagiaan dan juga kesederhanaan hingga akhirnya Meraka memiliki seorang anak laki - laki bernama Samosir.

Samosir tubuh menjadi anak yang memiliki kepribadian cukup nakal dan sukur untuk dimintai tolong, bahkan Samosir hanya ingin tidur - tiduran saja di rumh tenoa membantu siapa pun.

Tidak hanya itu Samosir memiliki nafsu makan yang tinggi dan membuat Toba harus mencari lauk pauk yang lebih dari biasanya, suatu hari sang ibu meminta tolong kepada Samosir untuk mengantarkan makanan kepada Toba yang ada di ladang, meski males Samosir akhirnya mengiyakan permintaan ibunya dan berjalan menuju ladang.

Sayangnya batu sampai setengah perjalanan, Samosir merasa lapar dan memutuskan untuk memakan setengah bekal yang diberikan sang ibu untuk ayahnya.

Baca Juga: Gregoria Mariska Belum Mampu Sumbang Poin untuk Indonesia di Asian Games 2023

Mengetahui bahwa makanannya hanya setengah saja Toba marah dan membentak Samosir, Toba bahkan tidak sengaja mengatakan kepada Samosir bahwa ia adalah anak dari seekor ikan. Mendengar hal ini Samosir pergi ke ibunya dan mengadukan apa yang telah dikatakan Toba, apa yang diceritakan Samosir membuat sang ibu marah kepada suaminya, Toba yang telah melanggar janji.

Tidak lama setelah itu Samosir dan ibunya menghilang dan tanah yang sebelumnya dipijak oleh mereka menguarkan air yang begitu banyak, air tersebut dalam sekejap membuat seluruh daratan yang ada disekitarnya penuh dangan air dan membentuk sebuah danau. Kini danau tesebut dikenal sebagai Danau Toba dan Pulau yang ada di tengahnya adalah Pulau Samosir

4. Raja Ampat

Raja Ampat menjadi salah satu destinasi Wisata andalan yang ada di Provinsi Papua Barat, keindahan pesona alamnya yang eksotis kecantikan terumbu karang, dan warna - warni ikan dan lautan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Raja Ampat.

Baca Juga: Klasemen Sementara Perolehan Medali Asian Games 2023: Indonesia Turun ke Posisi 12

Pada suatu ketika sepasang suami istri yang tinggal di Teluk Kabaui Kampung Wawiyai kabui sedang pergi ke hutan untuk mencari makan, mereka adalah perambah hutan, ketika mereka sampai di tepian sungai waikeo mereka melihat enam butir telur Naga, barang - barang tersebut disembunyikan di dalam tas lalu pria dan wanita itu mengambil dan membawanya pulang untuk disimpan.

Pada malam hari mereka mendengar bisikan - bisikan dan setelah menyelidiki dari mana bisikan itu berasal, mereka terkejut menemukan bahwa telur - telur tersebut telah menetes dan melahirkan 4 anak laki - laki dan seorang perempuan.

Satu telur tidak menetes, pakaian yang mereka kenakan menandakan mereka adalah keturunan bangsawan anak - anak tersebut diberi nama.

Raja Waigeo adalah perang
Raja Salawati adalah Betani
Raja Lilinta ( Misool ) adalah Dohar
Raja Waigama ( Batana ) adalah Mohammed
Gadis itu bernama Pintolee

Baca Juga: Hanya Ada 2 SMA Terbaik di Kabupaten Rembang Tembus Peringkat Nasional, Menurut Nilai UTBK 2022

Dan ketika dia diketahui hamil saudara laki - lakinya memasukinya ke dalam cangkang dan mengirimnya terapung ke Pulau Numfor, telur yang tidak mau menetes itu diberi nama k
Katuaai dan di ubah menjadi batu.

Ia masih diperlukan menjadi raja dan disimpan di ruangan khusus dengan penjaga yang diwakili oleh dua batu lainya, tahun demi tahun Ketuaai dicuci dan airnya disiram serta digunakan dalam Pembaptisan Kawe, batu itu hanya terlihat ketika sedang dicuci.

Masyarakat Raja Ampat sangat menghormati telur - telur tersebut dan didirikanlah sebuah rumah di tepi Sungai Waikeo sebagai rumah bagi mereka, sekarang menjadi objek pemujaan bagi masyarakat di wilayah tersebut.

Pada abad ke - 15, kepulauan ini diperintah oleh kesultanan Tidore di Kepulauan Maluku, agar dapat memerintah secara efektif, kesultanan ini mengangkat emat orang raja dari wilayah setempat.

Mereka menguasai Pulau Misool, Salawati, Batanta, dan Waigeo, Pulau - Pulau ini merupakan emat pulau terbesar di kawasan ini dan istilah yang digunakan untuk menyebut keempat raja ini mereka akar dari nama Pulau tersebut, Raja Ampat. Terdapat 610 Pulau yang membentuk sepanjang 743 kilometer, Ibukotanya adalah Waisai, sebuah kota yang terletak di Pulau Waigeo.***

Editor: Dadang Setiawan

Sumber: pmjnews

Tags

Terkini

Terpopuler