CERITA HOROR Pendaki Gunung Lawu, Diteror Makhluk Halus dan Roh Tanpa Raga

5 Oktober 2023, 20:13 WIB
Ilustrasi pendaki Gunung Lawu. Cerita horor pendaki Gunung Lawu yang diteror makhluk halus dan roh tanpa raga /Instagram @pendakilawu/

GALAMEDIANEWS - Berikut ini adalah cerita horor tentang pendaki Gunung Lawu yang diperjalanan diteror makhluk dan roh tanpa raga.

Gunung Lawu berada di perbatasan kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah dan Magetan, Jawa Timur dimana termasuk gunung terangker di Indonesia, sehingga banyak cerita horor yang dialami para pendaki

Gunung Lawu terletak di antara tiga kabupaten, yaitu Karanganyar, Ngawi, dan Magetan. Menariknya Gunung tersebut memiliki tiga puncak ini karena berada di perbatasan kabupaten, yaitu Hargo Dalem, Hargo Dumiling, dan puncak tertinggi bernama Hargo Dumilah.

Sehingga banyak diminati para pendaki Gunung Lawu begitu pula dengan keangkeran ketiga puncak tersebut, sehingga banyak cerita horor yang dialami para pendaki.

Cerita Horor Gunung Lawu 

Dikutip dari YouTube RJL 5 - Fajar Aditya berjudul "CERITA HOROR 4 HARI 3 MALAM PENDAKIAN GUNUNG LAWU", tayang beberapa waktu lalu.

Cerita horor di Gunung Lawu dirasakan pendaki asal Jakarta bernama Faiz memiliki pengalaman menyeramkan ketika mendaki Gunung tersebut bersama 5 orang temannya pada 2019 lalu, 4 dari Jakarta dan 1 dari Solo ketika diteror berbagai makhluk halus penghuni Gunung Lawu salah satunya roh pendaki tanpa raga.

Baca Juga: Sinopsis Film Horor Saranjana Kota Ghaib, Lengkap dengan Daftar Pemeran dan Jadwal Tayang

Tiba-tiba Faiz merasakan keberatan saat membawa tas ransel gunungnya, ia juga menyadari perbedaan drastis bobot tasnya tersebut sehingga membuatnya berkeringat banyak.

"Sampai temen bilang gue kayak lagi mandi keringat, ya memang gue akui itu. Terus tiba-tiba Mas Dias ngomong kalau tadi ada yang duduk di atas tas gue ngadep ke belakang," kata Faiz

"Gue enggak merasa ada hewan di situ, eh ternyata mas Dias ngasih tau yang duduk tadi, orangnya setinggi dengkul kaki gue. Oh, yaudah gue nggak mau tau, karena harus buang pikiran jauh-jauh yang seperti itu,"  lanjutnya.

Ini pengalaman pertama yang cukup menyeramkan baginya beserta teman-temannya saat mendaki Gunung Lawu, kembali Faiz melanjutkan perjalanan bersama rombongan dan membuang pikiran jauh-jauh tentang hal gaib ini

Selanjutnya, sekitar siang hari menjelang dzuhur, di tengah perjalanan Faiz dan para pendaki lainnya dikejutkan oleh segepok uang yang masih bersih tergeletak begitu saja di tanah.

"Uangnya cukup banyak ada Rp2.000 sampai Rp20 ribu segepok berjejer rapi di tengah jalan, kaya uang habis keluar dari bank. Temen gua namanya Lana mau ambil, cuman Mas Dias nyuruh Lana untuk uangnya dibalikin lagi ke posisi semula karena kita enggak boleh ngambil yang bukan hak kita," ungkapnya.

"Kita nggak boleh ambil duit itu. Kembalikan ke posisi semula,” kata Dias kepada rekan-rekan lainnya.

Rekan-rekan pendaki lain sudah paham atau mengetahui bahwasanya Dias adalah seorang indigo yang dapat merasakan hal-hal gaib. Tapi Dias tidak pernah diganggu sama sekali oleh kehadiran sosok makhluk halus sekitar Gunung Lawu.

Kemudian setelah para pendaki meninggalkan uang pada tempatnya, lalu melanjutkan perjalanan, mereka memutuskan untuk beristirahat sebentar dari panasnya terik matahari di gunung Lawu di pos 3. Tiba-tiba anehnya tanpa pertanda apapun, hujan deras turun begitu saja padahal baru saja terik matahari.

Diteror Makhluk Halus dan Roh Tanpa Raga 

Aura di tengah perjalanan menuju pos tiga Gunung Lawu terasa sangat mencekam, dimana terlihat ada sosok wanita dengan muka rata, rambut panjang, dan baju putih terlihat sangat jelas dan mengikuti mereka tapi Faiz dan para pendaki tetap melanjutkan pendakian.

Setelah melihat sosok tersebut, badan Faiz terasa dingin, menggigil, dan tidak dapat digerakkan. Ia mengungkapkan jika sosok tersebut tidak menerima kehadiran mereka.

Saat cuaca masih hujan lebat, Faiz, Tama dan para pendaki terpaksa melanjutkan perjalanan karena sudah paham jika sosok tersebut tidak menyukai keberadaan mereka. Setelah sampai Bivak dengan cepatnya mereka didirikan serta dibantu oleh temannya di dekat sebuah pohon besar yang rindang.

Saat hendak menyantap makanannya, terdengar suara pria dewasa yang tengah berteriak dengan kencang dari arah Gupakan Menjangan. Suasana yang sebelumnya hangat, kini berubah hening. Faiz, Tama dan para pendaki ini berusaha untuk mengabaikan suara yang didengarnya.

Tama dan rombongan membereskan tenda kemudian bersiap untuk summit attack. Setelah beberapa lama melakukan perjalanan, akhirnya mereka sampai di Hargo Dumilah sekitar jam 6 pagi.

Baca Juga: Kondisi Terkini Mbok Yem Pemilik Warung Tertinggi Pasca Kebakaran Gunung Lawu

"Gue takut, cuma gimana caranya nguatin diri supaya terlihat enggak terjadi apa-apa. Walaupun pas balik dari situ badan gue menggigil hebat. Mungkin apa gua belum permisi atau memang sosok itu enggak bisa menerima kedatangan kita. Pokoknya gue maksa temen-temen harus pergi dari sini dan lanjut jalan!," Ungkap Tama.

Singkat cerita, setelah perdebatan terjadi, akhirnya mereka memutuskan melanjutkan perjalanan dengan keadaan hujan yang sangat deras, tak lama kemudian semua mendengar suara bisikan samar-samar, "Hati-hati ya di jalan".

Apabila di sana para pendaki mendengar suara-suara aneh tersebut, maka para pendaki harus membuang salah satu barang yang para pendaki punya, sebagaimana orang yang sedang bertransaksi dengan cara barter.

Sesampainya di puncak Hargo Dumilah, rombongan ini tidak melihat siapapun disana. Terlihat sangat sepi, hanya ada dupa dan awan yang berkabut. Rombongan akhirnya memutuskan untuk pergi ke warung Mbok Yem untuk makan pecel di atas puncak Gunung Lawu.

Keanehan terjadi. Mbok Yem yang biasanya ramah, ia tidak berbicara apapun. Terlihat ia melayani pelanggan lain namun tidak ada siapapun di meja. Setelah selesai makan, rombongan ini melanjutkan perjalanan untuk turun dari gunung lawu. Sangat mengejutkan, suasana pagi hari yang biasanya ramai, kini tidak terlihat siapapun alias sunyi senyap.

Hingga tiba di pos tiga, Tama akhirnya beristirahat. Iksan mengungkap jika kondisi ini sudah tidak lazim. Ia menyarankan untuk membaca Al-Fatihah sebanyak 7 kali kemudian tertidur.

Betapa terkejutnya saat terbangun, Tama dan rombongan sudah ada di basecamp. Kejadian ini sungguh mengerikan, ia sadar betul jika dirinya sedang dalam pendakian dan masih berada di pos 3.

Pendaki lain banyak yang mengelilinginya, mereka berkata kalau Faiz, Tama dan rombongan sudah tertidur selama 3 hari.

Seorang ahli spiritual yang ada disana mengatakan jika yang mendaki adalah roh nya saja, Sementara raganya masih tertinggal di basecamp atau pendakian roh tanpa raga.***

Editor: Tatang Rasyid

Sumber: YouTube RJL 5 - Fajar Aditya

Tags

Terkini

Terpopuler