GALAMEDIA - Penggunaan minyak jelantah secara berulang kali, ternyata dapat membahayakan kesehatan.
Alasannya, minyak jelantah mengandung senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik atau zat yang dapat menyebabkan pertumbuhan sel kanker.
"Penggunaan minyak jelantah berulang kali, lebih dari tiga kali tidak baik bagi kesehatan. Selain itu minyak yang digunakan secara berulang sudah tidak lagi memiliki kandungan gizi," kata Analis Kesehatan dari Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kendari Satya Darmayani, Senin 28 Desember 2020.
Baca Juga: Sandiaga Uno Berfoto Bareng Luhut Pandjaitan, Netizen Langsung Protes: Ga Ngefek Buat Rakyat Miskin
Kepala Sub Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Jurusan Teknologi Laboratorium Medis Politeknik Kesehatan Kendari itu menjelaskan, minyak jelantah adalah minyak limbah yang merupakan bekas pemakaian kegiatan rumah tangga.
"Umumnya bisa berasal dari minyak kelapa, minyak sayur, minyak jagung, minyak samin atau minyak lainnya," ujarnya seperti dilansirkan Antara.
Sisa dari minyak jelantah umumnya hanya dimanfaatkan sebagai pencuci perkakas yang berkarat, namun sayangnya kebanyakan orang justru membuang sisa minyak jelantah ke lingkungan.
Baca Juga: Mantul, Pesawat Karya Anak Banksa Ini Memperoleh Type Certificate
Tidak itu saja, minyak jelantah, yang dibuang langsung ke lingkungan memiliki berbagai dampak negatif, di antaranya menjadi beban pencemar Chemical Oxygen Demand (COD) dan Biochemical Oxygen Demand ( BOD) yang berbahaya bagi lingkungan, minyak jelantah tidak hanya dapat mencemari air, tetapi juga dapat mencemari tanah serta udara karena baunya yang tidak sedap.