PENTING! Oximeter Bagi Pasien Covid-19 yang Isolasi Mandiri, Begini Cara Menggunakan dan Fungsinya

- 9 Februari 2021, 12:15 WIB
Oximeter, pengukur oksigen dalam tubuh/darah, salah satu gejala terbaru covid-19 adalah berkurangnya oksigen dalam tubuh maka bisa di cek dengan alat ini untuk mengambil tindakan selanjutnya jika di ketahui kadar oksigen rendah, biasannya pasien akan sangat lemas.
Oximeter, pengukur oksigen dalam tubuh/darah, salah satu gejala terbaru covid-19 adalah berkurangnya oksigen dalam tubuh maka bisa di cek dengan alat ini untuk mengambil tindakan selanjutnya jika di ketahui kadar oksigen rendah, biasannya pasien akan sangat lemas. /Tokopedia

Alat oximeter dilengkapi dengan layar monitor kecil. Pada layar monitor tersebut, akan ditampilkan hasil pengukuran kadar oksigen dalam darah. Berikut ini adalah beberapa tips dan cara menggunakan oximeter dengan baik dan benar:

- Cuci tangan sebelum dan sesudah menggunakan oximeter.
- Pastikan kuku dalam kondisi bersih, tidak panjang, dan hindari penggunaan cat kuku berwarna gelap atau kuku palsu.
- Hangatkan jari tangan, terutama jika jari terasa dingin.
- Nyalakan oximeter dan posisikan jari, baik jari telunjuk, jari tengah, atau ibu jari, di antara capit oximeter.

Baca Juga: Wajib Tahu : Ini Dia Rekomendasi Channel Podcast di Youtube, Selalu Trending
- Setelah oximeter terpasang, diam dan tunggu selama beberapa detik hingga alat berhasil mengukur kadar oksigen dalam darah.
- Pada layar oximeter, tertera dua angka dengan arti yang berbeda. Angka yang ditandai dengan %SpO2 menunjukkan saturasi oksigen dalam darah, sedangkan angka yang tertera sebagai huruf HR (heart rate) menunjukkan jumlah denyut nadi atau detak jantung Anda.

Saturasi oksigen dikatakan normal apabila nilai saturasi oksigen (%SpO2) berada di angka 95% atau lebih. Sementara itu, seseorang dikatakan mengalami kekurangan oksigen atau hipoksemia jika nilai saturasi oksigennya turun hingga kurang dari 92%. Kondisi ini perlu segera mendapatkan penanganan dari dokter.

Baca Juga: Ayo Segera Dapatkan Bantuan Rp1 Juta, Cukup Modal KIP dan Cek Link Ini

Happy hypoxia atau silent hypoxia

Kadar saturasi oksigen dalam darah hanya bisa ditentukan melalui dua cara, yaitu dengan alat oximeter dan pemeriksaan penunjang berupa analisa gas darah. Sayangnya, pemeriksaan penunjang tersebut tidak praktis dan hanya bisa dilakukan di laboratorium klinik atau rumah sakit.

Oleh karena itu, WHO mengimbau agar pasien Covid-19 atau orang yang sedang menjalani isolasi mandiri untuk memiliki oximeter. Hal ini dikarenakan sebagian pasien Covid-19 bisa mengalami happy hypoxia atau silent hypoxia, yaitu kondisi menurunnya saturasi oksigen dalam darah tanpa disertai gejala.

Jika tidak mendapatkan penanganan, kondisi penurunan kadar oksigen tersebut bisa menyebabkan kerusakan jaringan dan organ tubuh, bahkan menimbulkan komplikasi fatal, seperti gagal napas dan kematian mendadak.

Baca Juga: Hari ini PPKM Mikro Mulai Berlaku, Kapolri Terbitkan Telegram Imbau Jajarannya Proaktif Tangani Covid-19

Halaman:

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah