Pagelaran Layang Pangajen Bakti Dèmakan Pisah Sambut Bupati Bandung

- 16 Februari 2021, 21:08 WIB
Sejumlah penari tengah melakukan gladi bersih Pagelaran Paseban Pagelaran Layang Pangajen Bakti Dèmakan di Gedung Budaya Sabilulungan, Selasa 16 Februari 2021
Sejumlah penari tengah melakukan gladi bersih Pagelaran Paseban Pagelaran Layang Pangajen Bakti Dèmakan di Gedung Budaya Sabilulungan, Selasa 16 Februari 2021 /Kiki Kurnia

Sedangkan istilah Layang Pangajen Bakti Dèmakan, lanjut Bah Nanu, yaitu Layang artinya surat, sedangkan Pangajen ialah penghormatan, kata Bakti ialah diambil Dasaprebakti (sepuluh tingkat kesetian); anak setia kepada bapak, hamba setia kepada majikan (rakyat setia kepada raja), petani setia berbakti kepada wado (prajurit yang memimpin petani/perbekalan waktu perang), wado setia kepada mantri, mantri setia kepada nu nangganan (komandan pasukan), nu nangganan (girang nangganan) setia kepada mangkubumi, mangkubumi setia kepada raja, raja setia kepada dewata, dewata setia kepada hyang.

"Itulah sepuluh tingkat kesetiaan, yang bila dilaksanakan secara benar akan mendatangkan kedamaian dan kesentosaan hidup," tambahnya.

"Melalui garis itu pulalah kehendak Tuhan (peraturan agama) harus menjiwai kehidupan bernegara".

Baca Juga: Kontrak Zulham dan Fabiano Tak Diperpanjang, Begini Penjelasan Bos Persib

Sedangkan istilah Dèmakan dalam naskah kropak 632 adalah hadiah, anugerah bagi mereka yang menunjukkan prestasi yang baik. Karya bakti inilah yang mendapat imbalan langsung dari, karena Siksa kanda ng menunjukkan adanya hulun yang yang mendapat pujian dan parèkan.

Teks yang tersirat kropak 632 tentang anugerah atau hadiah sekait Dasaprebakti dan Pangrangguhan, Makajangan, Paseban, Pamunahan serta Pasalin yang tersirat dalam naskah pantun Bogor Pamarentahan Nagara Pajajaran Tengah, teks tersebut menjadi inspirasi untuk persembahan upacara serah terima jabatan Bupati Pemerintah Kabupaten Bandung, yang ditafsirkan kedalam pertunjukan yang berbentuk ritual dengan mengambil judul Paseban Pagelaran Layang Pangajen Bakti Dèmakan, yang meliputi tiga pengadegan:

1. Upacara Pangrangguhan, yaitu rakyat menyambut bupati atau pangagung dengan bersukaria dan semangat diiringi berbagai kesenian yang disebut hiburan Makajangan.

Baca Juga: Tak Sepakat UU ITE Direvisi, Rocky Gerung: Yang Mesti Direvisi Isi Kepala Presiden Sebagai Kepala Negara

2. Adegan Paseban Pagelaran yaitu pertemuan besar bupati dengan pejabat dalam rangka membicarakan hasil pembangangunan di daerahnya masing-masing, untuk kesejahteraan rakyat. Alhasil dari keberhasilan pembangunan dan kesetiaannya, maka diberikannya anugerah atau penghargaan yang berupa Layang Pangajen Bakti Dèmakan.

3. Upacara Pamunahan dan Pasalinan, yaitu upacara pengahapusan segala kekurangan dalam bekerja dan kesetiaannya dalam magelaran, maka diberikan penghargaan serta penghormatan atas jasa-jasanya yaitu berupa "Mahkuta Sinanjungan", yang bentuknya seperti "buah bengang dengdek ka tukang (model kerucut segi tiga). Bengan itu seperti odeng atau tawon.

Halaman:

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x