Maestro Ibing Badaya Wirahmasari Ini Terpaksa Menjual Medali Emas untuk Menyambung Hidup

- 22 Agustus 2021, 22:20 WIB
Bah Ondik (75) saat mengajarkan Ibing Tayuban (Lenyepan) khas menak Rancaekek di Studio Cantika, Komplek Parakan Kencana, Rancaekek, Ahad, 22 Agustus 2021./Kiki Kurnia/Galamedia
Bah Ondik (75) saat mengajarkan Ibing Tayuban (Lenyepan) khas menak Rancaekek di Studio Cantika, Komplek Parakan Kencana, Rancaekek, Ahad, 22 Agustus 2021./Kiki Kurnia/Galamedia /

Revitalisasi
Rasa optimistis Bah Ondik pun muncul tatkala banyak kalangan generasi muda mau belajar dan memperdalam sekaligus merevitalisasi tarian khas Rancaekek ini.

Mata Bah Ondik pun kembali berbinar saat menyaksikan sejumlah generasi muda berlatih dan menyadap tarian yang dikuasainya tersebut.

Perlu diketahui, kawasan Rancaekek di masa Hindia Belanda, sangat kental dengan berbagai seni termasuk seni tari. Satu di antaranya tari karawitan putri atau tari badaya wirahmasari rancaekek.

Tarian ini diciptakan Lurah Rancaekek R Sambas Wirakoesoema sekitar tahun 1923-1925. R Sambas Wirakoesoema atau dikenal Pa Wira mengajarkan tarian tersebut khusus kepada para menak di Rancaekek melalui Perguruan Tari Wirahamsari.

"Namun Pa Wira pun sering mengajak masyarakat umum untuk belajar tari. Anjena teu ngamènak, sok ngajak warga diajar ngibing (Beliau tidak merasa diri sebagai menak, selalu mengajak warga biasa belajar nari)," ungkap Bah Ondik menambahkan.

Namun ketika R Sambas Wirakoesoemah, wafat pada tahun 1962. Perguruan Tari Wirahmasari sempat vakum 2 tahun.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 23 Agustus 2021: Elsa Mendapat Keringanan Hukuman Karena Bersikap Kooperatif

Tahun 1964 perguruan tari ini kembali menggelar latihan dengan juru latih Abah Ondik, anak dari juru rebab Perguruan Tari Wirahmasari. Bersama cucu R Sambas bernama R Abay Soebardja (Pak Abay).

Perguruan tari ini dibuka kembali di Gedung Nasional Cicalengka selama 3 tahun, di bawah asuhan kolonel Tatang Maulana.

Jauh sebelum wafat, R Sambas Wirakoesoema, telah menunjuk Abah Ondik (kecil) kala masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) untuk menjadi juru kendang di perguruan tari tersebut.

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x