"Kita sudah tahu bahwa Matahari akan membesar dan kian terang (saat memasuki fase raksasa merah). Kondisi tersebut mungkin akan menghancurkan segala bentuk kehidupan dalam planet kita," kata Profesor Leen Decin, dari KU Leuven Institute of Astronomy dalam pernyataannya, seperti dikutip dari situs sains Space.com.
Dengan kata lain, manusia, hewan, dan tanaman lenyap. Bumi tak lagi biru. Yang tersisa tinggal intinya saja. Kering kerontang.
Lewat L2 Puppis, para ilmuwan melihat sekilas gambaran masa depan dan bagian kunci siklus hidup bintang yang mirip Matahari.
Jika Sang Surya menemui akhirnya, maka Bumi mungkin tak akan tenggelam dalam neraka yang menggelegak dalam bentuk bintang yang bengkak itu. Namun, kehidupan tak akan tersisa di planet manusia.
Yang tertinggal dari Bumi adalah inti batu yang telah terkelupas dan terpanggang hebat. Mungkin, itulah gambaran kiamat bagi planet manusia.
Sementara itu semasa hidupnya Fisikawan dan ahli kosmologi terkenal Stephen Hawking mengatakan, manusia akan mati dalam waktu kurang dari 600 tahun ketika Bumi begitu padat, sehingga konsumsi energi berlebih akan membuat planet ini merah.
Hawking berbicara tentang hal ini Tencent WE Summit Beijing pada November2017, di mana para ilmuwan bertemu dari seluruh dunia untuk berbagi ide tentang masa depan Bumi dan manusia.
Dalam kesempatan itu, ia mengatakan, "Pada tahun 2600, populasi dunia akan berdiri bahu-membahu, dan konsumsi listrik akan membuat Bumi panas membara".***