”Kami telah membunuh pemuka Khazraj, Sa’d bin Ubadah
Kami lempar dia dengan tombak, dan tidak meleset dari jantungnya.”
(al-Isti’ab fi Ma’rifah al-As-hab, hlm. 180).
Baca Juga: BESOK KICKOFF 18.15 WIB, Persib Janjikan Beri Kekalahan Perdana Untuk PSIS di Liga 1
Hanya saja, beberapa ulama ahli hadis menilai kisah ini statusnya.
Diantaranya, Syaikhul Islam dalam Minhajus Sunah (8/581), dan Imam al-Albani. Alasan bahwa kisah ini lemah,
1. Secara sanad, keterangan ini lemah. Ketika menyebutkan keterangan Ibnu Abdil Bar, Imam al-Albani mengatakan,
ولكني لم أجد له إسناداً صحيحاً على طريقة المحدثين ؛ فقد أخرجه ابن عساكر عن ابن سيرين مرسلاً ، ورجاله ثقات
“Namun aku tidak menjumpai sanad yang shahih sesuai dengan metode para ahli hadis. Disebutkan oleh Ibnu Asakir dari Ibnu Sirin secara Mursal, dan Rijalnya tsiqah. (Irwa’ al-Ghalil, 1/95)
2. Andai info itu benar, dalam arti, suara itu benar-benar ada dan didengar oleh orang yang disekita Sa’d bin Ubadah, ini belum cukup untuk dijadikan dasar bahwa beliau meninggal karena dibunuh jin. Karena bisa saja, jin berdusta kemudian dia ngaku-ngaku telah membunuh Sa’d radhiyallahu ‘anhu. dan info dari jin tidak bisa diterima 100 persen kebenarannya.