“Teknologi digital menawarkan cara-cara baru dalam membangun relasi dan interaksi manusia. Dalam perspektif agama, fenomena ini membangun model dan budaya dalam pelaksanaan dakwah Islam,” katanya.
Baca Juga: Sinopsis Buku Harian Seorang Istri 1 Desember 2021: Nana dan Dewa Panik, Junior Masuk UGD
Selain itu, ruang virtual bersifat tidak terbatas. Pembatasan secara fisik dan waktu menjadi tidak berlaku. Sehingga memberikan peluang besar dalam diseminasi dakwah Islam.
“Kita semua sebagai akademisi dan praktisi dakwah harus memiliki keterampilan dalam beradaptasi dengan teknologi terbarukan”, pungkasnya.
Konferensi diikuti oleh 1.000 peserta yang terdiri dari akademisi, praktisi, mahasiswa dan masyarakat umum dari seluruh Indonesia. Hadir sebagai pemateri pada sesi pertama adalah Prof. Etin Anwar, MA, P.hD., Prof Dr. KH. Dindin Solahudin, MA, dan Prof. Dr. H. Asep Saeful Muhtadi, MA. Sesi pertama membahas mengenai konstruksi dakwah digital dalam berbagai konteks. Sesi ini dipandu oleh Acep Muslim, S.Sos., MGMC.
Baca Juga: Antisipasi Peningkatan Kasus Covid-19, ASN Dilarang Cuti saat Nataru
Sementara itu, sesi kedua menghadirkan empat narasumber yakni Dr. Pitoyo, SS., M.I.Kom, Dr. Mahi M. Hikmat, M.Si, Dr. Moch. Fakhruroji, M.Ag dan Irfan Junaidi. Pada sesi ini membahas tinjaun dakwah digital dari perspektif regulasi, lembaga, budaya dan praktik. Sesi kedua dipandu oleh Ridwan Rustandi, M.Sos.
Konferensi ini diharapkan memberikan sumbangsih dalam perkembangan kajian dan praktik dakwah Islam yang selaras dan merepresentasikan wajah Islam di ruang virtual. ***