Khutbah Jumat 17 Juni 2022: 2 Amalan yang jadi Pembuka Pintu Surga

- 16 Juni 2022, 18:38 WIB
Ilustrasi Khutbah Jumat.
Ilustrasi Khutbah Jumat. /Unsplash/Fahrul Azmi.

GALAMEDIA - Inilah khutbah Jumat minggu ini dengan tema masuk surga dengan 2 amalan ini.

Dalam khutbah Jumat ini, dijelaskan bahwa ada dua amalan yang menjadi dasar bagi seseorang supaya bisa masuk surga.

Masuk surga sendiri merupakan impian setiap manusia, dan para ulama pun mengungkapkan beberapa amalan yang bisa membuat kita masuk surga.

Khutbah Jumat ini juga menjelaskan dengan detail dua amalan agar kita bisa masuk surga.

Baca Juga: Link Download Pakta Integritas PPDB Jateng 2022, Unduh Pernyataan Kebenaran Dokumen PPDB Jenjang SMA-SMK

Inilah khutbah Jumat dengan tema 2 amalan yang memudahkan masuk surga.

Khutbah Pertama

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ

وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ سَارَ عَلَى نَهْجِهِ القَوِيْمِ وَدَعَا إِلَى الصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا

اللّهُمَّ عَلِّمْنَا مَا يَنْفَعُنَا، وَانْفَعَنَا بِمَا عَلَّمْتَنَا، وَزِدْنَا عِلْماً، وَأَرَنَا الحَقَّ حَقّاً وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرَنَا البَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ

Amma ba’du

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah

Baca Juga: Stadion GBLA Terancam Tak Bisa Dipakai Lanjutan Piala Presiden

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam, yang memerintahkan kita untuk terus bertakwa kepada-Nya. Selain bertakwa, Allah memerintahkan kita pula untuk berakhlak yang mulia kepada sesama.

Dengan menjalankan kebaikan dan ketaatan itulah bentuk syukur kita kepada Sang Khaliq, Rabbal ‘Alamin. Tanpa ketaatan, seseorang tidak disebut bersyukur walaupun dia memiliki harta yang melimpah dan berbagai nikmat lainnya di tangannya.

Pada hari Jumat penuh berkah ini, kita diperintahkan bershalawat kepada Nabi akhir zaman, Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, kepada keluarga, para sahabat, serta pengikut setia beliau hingga akhir zaman.

Baca Juga: Instragamable, Ini Tempat Wisata di Bandung Dengan Berbagai Tempat Ikonik Dunia

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah

Perintah takwa inilah yang sering kita dengar dalam khutbah Jumat berulang kali,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.“ (QS. Ali Imran: 102)

Apa bentuk takwa yang sebenarnya?

Sebagaimana disebutkan dalam Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim oleh Ibnu Katsir, dari Anas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata mengenai takwa yang sebenarnya,

لاَ يَتَّقِي العَبْدُ اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ حَتَّى يَخْزُنُ مِنْ لِسَانِهِ

“Tidaklah seseorang disebut bertakwa dengan sebenar-benarnya kepada Allah sampai ia bisa menjaga lisannya.”

Baca Juga: Partai Demokrat Bisa Menang di Pileg 2024 Asal Ramah Terhadap Milenial

Kata Ibnu Katsir rahimahullah,

وَمَنْ مَاتَ عَلَى شَيْءٍ بُعِثَ عَلَيْهِ

“Siapa yang meninggal dunia dengan suatu keadaan, maka ia akan dibangkitkan seperti keadaan itu pula.”

Perlu diingat bahwa ada dua amalan yang membuat seseorang mudah masuk surga, yaitu takwa dan akhlak yang mulia.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ فَقَالَ « تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ ». وَسُئِلَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ فَقَالَ « الْفَمُ وَالْفَرْجُ»

“Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ditanya mengenai perkara yang banyak memasukkan seseorang ke dalam surga, beliau menjawab, ‘Takwa kepada Allah dan berakhlak yang baik.’ Beliau ditanya pula mengenai perkara yang banyak memasukkan orang dalam neraka, jawab beliau, ‘Perkara yang disebabkan karena mulut dan kemaluan.’” (HR. Tirmidzi, no. 2004 dan Ibnu Majah, no. 4246. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).

Baca Juga: Link Nonton Melur Untuk Firdaus Episode 12, Tayang Malam Ini Kamis 16 Juni 2022

Apa itu Takwa?

Takwa asalnya adalah menjadikan antara seorang hamba dan sesuatu yang ditakuti suatu penghalang.

Sehingga takwa kepada Allah berarti menjadikan antara hamba dan Allah suatu benteng yang dapat menghalangi dari kemarahan, murka dan siksa Allah.

Takwa ini dilakukan dengan melaksanakan perintah dan menjauhi maksiat.

Namun takwa yang sempurna kata Ibnu Rajab Al-Hambali adalah dengan mengerjakan kewajiban, meninggalkan keharaman dan perkara syubhat, juga mengerjakan perkara sunnah, dan meninggalkan yang makruh.

Baca Juga: Bacaan Surat Yasin Lengkap 83 Ayat: Latin, Arab dan Artinya Bahasa Indonesia

Inilah derajat takwa yang paling tinggi.

Ibnu Mas’ud ketika menafsirkan ayat “bertakwalah pada Allah dengan sebenar-benarnya takwa” yang terdapat dalam surah Ali Imran ayat 102, beliau berkata,

أَنْ يُطَاعَ فَلاَ يُعْصَى ، وَيُذْكَرُ فَلاَ يُنْسَى ، وَأَنْ يُشْكَرَ فَلاَ يُكَفَّرُ

“Maksud ayat tersebut adalah Allah itu ditaati, tidak bermaksiat pada-Nya. Allah itu terus diingat, tidak melupakan-Nya. Nikmat Allah itu disyukuri, tidak diingkari.” (HR. Al-Hakim secara marfu’, namun mauquf lebih shahih, berarti hanya perkataan Ibnu Mas’ud). Yang dimaksud bersyukur kepada Allah di sini adalah dengan melakukan segala ketaatan pada-Nya.

Adapun maksud mengingat Allah dan tidak melupakan-Nya adalah selalu mengingat Allah dengan hati pada setiap gerakan dan diamnya, begitu saat berucap.

Baca Juga: Persib Belum Bisa Diperkuat 4 Pemain Andalan di Piala Presiden 2022, Robert Alberts Ungkap Soal Daisuke Sato

Semuanya dilakukan hanya untuk meraih pahala dari Allah. Begitu pula larangan-Nya pun dijauhi. (Lihat Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 1:397-402)

Apa itu Akhlak yang Baik?

Ibnu Rajab mengatakan bahwa berakhlak yang baik termasuk bagian dari takwa. Akhlak disebutkan secara bersendirian karena ingin ditunjukkan pentingnya akhlak.

Sebab banyak yang menyangka bahwa takwa hanyalah menunaikan hak Allah tanpa memperhatikan hak sesama. (Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 1:454).

Bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan akhlak yang baik sebagai tanda kesempurnaan iman.

Baca Juga: 10 Rekomendasi Hoodie Brand Lokal Pria yang Keren dan Pas Banget Buat Daily Outfit Kamu

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا

“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Abu Daud, no. 4682 dan Ibnu Majah, no. 1162. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)

Bentuk Akhlak yang Baik

Akhlak yang baik (husnul khuluq) ditafsirkan oleh para salaf dengan menyebutkan beberapa contoh.

Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah mengatakan,

حُسْنُ الخُلُقِ : الكَرَمُ وَالبَذْلَةُ وَالاِحْتِمَالُ

“Akhlak yang baik adalah ramah, dermawan, dan bisa menahan amarah.”

Asy-Sya’bi berkata bahwa akhlak yang baik adalah,

البَذْلَةُ وَالعَطِيَّةُ وَالبِشرُ الحَسَنُ ، وَكَانَ الشَّعْبِي كَذَلِكَ

Bersikap dermawan, suka memberi, dan memberi kegembiraan pada orang lain.” Demikianlah Asy-Sya’bi, ia gemar melakukan hal itu.

Halaman:

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x