West Java Contemporrary Dance Festival, Nungky: Dalam Berkesenian Butuh Proses, Ruang dan Waktu serta Dukungan

- 30 Juni 2022, 20:29 WIB
Pementasan West Java Contemporrary Dance Festival tahun 2022 di Theater Tertutup UPTD Pengelolaan Kebudayaan Jawa Barat, Kamis, 30 Juni 2022.
Pementasan West Java Contemporrary Dance Festival tahun 2022 di Theater Tertutup UPTD Pengelolaan Kebudayaan Jawa Barat, Kamis, 30 Juni 2022. /Kiki Kurnia/Galamedia/
GALAMEDIA - MI INDUNG ka Waktu Mi Bapa ka Jaman atau For Your Voice (FYV) judul yang dibawakan oleh kelompok tiga pada pementasan West Java Contemporrary Dance Festival tahun 2022 di Theater Tertutup UPTD Pengelolaan Kebudayaan Jawa Barat, Kamis, 30 Juni 2022.
 
Ada 10 grup yang tampil pada penutupan pembinaan para koreografer kontemporer. Masing-masing grup berisi lima orang menampilkan hasil karyanya selama pembinaan koreografer kontemporer muda yang digelar Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar melalui UPTD Pengelolaan Daerah Jawa Barat, 27 - 30 Juni 2022.
 
Sekalipun pembinaan terbilang singkat, namun para koreografer muda ini mampu menyajikan karya seni kontemporernya cukup apik, bahkan menjanjikan. Walaupun masih ada yang harus dibenahi disana-sini alias belum sempurna.
 
 
Secara keseluruhan, 50 peserta pembinaan yang terbagi dalam 10 kelompok cukup baik menyajikan karyanya dihadapan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Benny Bachtiar dan Kepala UPTD Pengelolaan Kebudayaan Daerah Jawa Barat Erick Henriana serta undangan dan para penyaji (pemateri). 
 
Seperti yang disajikan kelompok tiga dengan judul FYP. Penampilannya hampir sempurna. Mengangkat tema kekinian yang digandungi semua orang yakni medsos, namun mereka tidak lupa akar seni tradisional yang menjadi dasar berkesenian mereka.
 
Kolaborasi seni tradisi dengan seni yang berkembang saat ini, cukup apik dan menarik. Didukuhg lighthing dan akustik ruangan, mereka tampil cukup menjanjikan walaupun masih ada kekurangan dan belum sempurna.
 
 
Setidaknya hal ini diakui salah seorang penateri, Dr. Siti Nungky Kusuma Astuti. Menurut Presiden seni kontemporer ini, kekurangsempurnaan penampilan para peserta karena waktu yang singkat dalam membuat sebuh karya. 
 
Sementara dalam pembuatan sebuah karya itu, menurut Nungky dibutuhkan waktu dan proses yang cukup panjang. "Dalam berproses sebuah karya butuh waktu dan dukungan semua pihak. Untuk itu, kami meminta pada kepala dinas, berika mereka ruang dan waktu serta dukungan untuk berproses membuat karya. Saya yakin jika diberi ruanv dan waktu yang cukup, penampilan mereka akan jauh lebih dari sempurna," ujarnya.
 
Nungky pun meminta pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar untuk mendaftarkan mereka (peserta pembinaan), terutama yang berhasil menyajikan karyanya dengan baik untuk mengikuti festival seni kontemporer internasional, yang tahun ini memasuki tahun ke-30.
 
 
"Pada festival seni kontemporer ini, kami banyak mengangkat para seniman muda agar karyanya banyak dilihat dan diapresiasi seniman senior dari berbagai negara. Ini namanya yang namanya kesenian itu butuh proses agar dihargai oleh banyak orang," katanya.
 
Sementara iti, Kadis Parbud Jabar, Benny Bachtiar mengakui jika Jawa Barat sudah banyak kehilangan koreografer seni kontemporer, terutama dari kalangan muda.
 
"Hal ini karena arus globalisasi dan rongrongan budaya luar yang mengikis budaya tradisional Indonesia. Untuk itu, kami menggelar pembinaan koreografer seni kontemporer di tahun 2022," ujarnya.
 
 
Benny berharap para peserta ini bisa memberikan warna baru seni kontemporer Jawa Barat yang berakar dari seni tradisional Jabar. Selain itu bisa menjadi motor penggerak seni kontemporer di daerahnya masing-masing.
 
Menurut Benny, seni kontemporer ini bisa menjadi daya tarik wisata, selain seni tradisional yang sudah menjadi daya tarik.
"Berbicara soal pariwisata, pasti tidak akan lepas dari seni budaya. Dan seni budaya baik tradisional maupun kontemporer dan modern pasti menjadi daya tarik pariwisata," katanya.
 
Dalam pementasan sekaligus evaluasi itu, setiap kelompok diberi kesempatan menyajikan karyanya dihadapan para pemateri dan tamu undangan. Setiap kelompok rata-rata menyajikan karyanya kurang lebih 10 menit. Sehingga dalam pementasan itu memghabiskan waktu sekitar dua jam.
 
 
Agar bisa diapresiasi masyarakat luas, selain disaksikan langsu di teater tertutup juga disiarkan langsung secara daring melalui youtube UPT Pengelolaan Kebudayaan Daerah Jawa Barat.***
 

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x