Sejarah dan Filosofi Rendang, Makanan Terlezat di Dunia

- 16 Juli 2020, 08:20 WIB
Rendang. (rendangdenlapeh.id)
Rendang. (rendangdenlapeh.id) /

"Karena perjalanan melewati sungai dan memakan waktu lama, rendang mungkin menjadi pilihan tepat saat itu sebagai bekal," ujarnya dari wikipedia.

Hal ini karena rendang kering sangat awet, tahan disimpan hingga berbulan lamanya, sehingga tepat dijadikan bekal kala merantau atau dalam perjalanan niaga.

Baca Juga: Dibandingkan Logam Lain, Ini yang Membuat Emas Jadi Istimewa

Rendang juga disebut dalam kesusastraan Melayu klasik seperti Hikayat Amir Hamzah yang membuktikan bahwa rendang sudah dikenal dalam seni masakan Melayu sejak 1550-an (pertengahan abad ke-16).

Terhormat
Rendang memiliki filosofi tersendiri bagi masyarakat Minang Sumatra Barat, yaitu musyawarah dan mufakat, yang berangkat dari empat bahan pokok yang melambangkan keutuhan masyarakat Minang.

Secara simbolik, dagiang (daging sapi) melambangkan "niniak mamak" (para pemimpin suku adat), dan karambia (kelapa) melambangkan "cadiak pandai" (kaum Intelektual).

Sementara lado (cabai) melambangkan "alim ilama" yang tegas untuk mengajarkan syariat agama, dan pemasak (bumbu) melambangkan keseluruhan masyarakat Minangkabau.

Baca Juga: Ini Dia Manfaat dari Daging Domba (Lamh Ad-Da'in)

Dedak
Rendang dihasilkan dari proses memasak suhu rendah dalam waktu lama menggunakan aneka rempah-rempah dan santan. Proses memasaknya butuh waktu berjam-jam hingga yang tinggal hanyalah potongan daging berwarna hitam pekat dan dedak.

Dalam suhu ruangan, rendang dapat bertahan hingga berminggu-minggu. Rendang yang dimasak dalam waktu yang lebih singkat dan santannya belum mengering disebut kalio, berwarna cokelat terang keemasan.

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x