SURAT AL KAHFI Ayat 1-15, Tulisan Arab, Latin dan Terjemahan Bahasa Indonesia, Cocok Untuk Hafalan

- 20 Januari 2023, 08:05 WIB
Membaca Surat Al Kahfi ayat 1-15, tulisan arab, latin dan terjemahan bahasa Indonesia.
Membaca Surat Al Kahfi ayat 1-15, tulisan arab, latin dan terjemahan bahasa Indonesia. /Pexels/

GALAMEDIANEWS - Berikut bacaan surat Al Kahfi Ayat 1-15 dilengkapi tulisan Arab dan Indonesia serta terjemahan Bahasa Indonesia. Bacaan surat Al Kahfi dalam artikel ini hanya ayat 1-15 hingga cocok untuk hafalan di hari Jumat.

Seperti diketahui, hari Jumat menjadi merupakan hari yang sangat istimewa bagi umat Islam. Walaupun dalam Islam sebenarnya semua hari itu baik.

Karena hari Jumat menjadi hari istimewa, kita dianjurkan memperbanyak amal kebaikan agar jadi ladang pahala.

Baca Juga: Wisata Kuliner Outdoor Bandung, Teras Sentani, Instagramable dan Hits Untuk Liburan

Sebagaimana yang telah disabdakan Nabi Muhammad SAW bahwa hari Jumat adalah sebaik-baiknya hari.

"Jumat adalah sebaik-baiknya hari kala matahari terbit. Nabi Adam diciptakan pada hari Jumat. Demikian pula ketika dimasukan dan dikeluarkan dari surga. Dan tidak akan terjadi hari kiamat, kecuali pada hari Jumat."(Riwayat Muslim dari Abu Hurairah).

Salah satu amalan di hari Jumat yaitu membaca Surat Al Kahfi. Apalagi banyak keutamaan membaca Surat Al Kahfi.

Baca Juga: Tagih Janji Elon Musk Soal Hapus Bot Spam, Pengguna Twitter Dibanjiri Lebih Banyak Pesan Spam dari Sebelumnya

Beberapa keutamaan membaca surat Al Kahfi yakni terhindar dari fitnah dajjal, disinari cahaya Allah, mendapat cahaya kebaikan dan mendapat Pengampunan Dosa.

Berikut bacaan surat Al Kahfi ayat 1-15 yang cocok untuk dibaca dan dihafalkan di hari Jumat:

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ


اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ عَلٰى عَبْدِهِ الْكِتٰبَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَّهٗ عِوَجًا ۜ

Al-ḥamdu lillāhil-lażī anzala ‘alā ‘abdihil-kitāba wa lam yaj‘al lahū ‘iwajā(n).

Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Kitab Suci (Al-Qur’an) kepada hamba-Nya dan Dia tidak membuat padanya sedikit pun kebengkokan.


قَيِّمًا لِّيُنْذِرَ بَأْسًا شَدِيْدًا مِّنْ لَّدُنْهُ وَيُبَشِّرَ الْمُؤْمِنِيْنَ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَهُمْ اَجْرًا حَسَنًاۙ

Qayyimal liyunżira ba'san syadīdam mil ladunhu wa yubasysyiral-mu'minīnal-lażīna ya‘malūnaṣ-ṣāliḥāti anna lahum ajran ḥasanā(n).

(Dia juga menjadikannya kitab) yang lurus agar Dia memberi peringatan akan siksa yang sangat pedih dari sisi-Nya dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan kebajikan bahwa mereka akan mendapat balasan yang baik.


مّٰكِثِيْنَ فِيْهِ اَبَدًاۙ

Mākiṡīna fīhi abadā(n).

Mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya.


وَّيُنْذِرَ الَّذِيْنَ قَالُوا اتَّخَذَ اللّٰهُ وَلَدًاۖ

Wa yunżiral-lażīna qāluttakhażallāhu waladā(n).

(Dia menurunkan Al-Qur’an itu) juga agar Dia memberi peringatan kepada orang-orang yang berkata, “Allah mengangkat seorang anak.”


مَّا لَهُمْ بِهٖ مِنْ عِلْمٍ وَّلَا لِاٰبَاۤىِٕهِمْۗ كَبُرَتْ كَلِمَةً تَخْرُجُ مِنْ اَفْوَاهِهِمْۗ اِنْ يَّقُوْلُوْنَ اِلَّا كَذِبًا

Mā lahum bihī min ‘ilmiw wa lā li'ābā'ihim, kaburat kalimatan takhruju min afwāhihim, iy yaqūlūna illā każibā(n).

Mereka sama sekali tidak mempunyai pengetahuan tentang (hal) itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah besar (dosa) perkataan yang keluar dari mulut mereka. Mereka hanya mengatakan (sesuatu) kebohongan belaka.


فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَّفْسَكَ عَلٰٓى اٰثَارِهِمْ اِنْ لَّمْ يُؤْمِنُوْا بِهٰذَا الْحَدِيْثِ اَسَفًا

Fa la‘allaka bākhi‘un nafsaka ‘alā āṡārihim illam yu'minū bihāżal-ḥadīṡi asafā(n).

Maka, boleh jadi engkau (Nabi Muhammad) akan mencelakakan dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Qur’an).


اِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْاَرْضِ زِيْنَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ اَيُّهُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا

Innā ja‘alnā mā ‘alal-arḍi zīnatal lahā linabluwahum ayyuhum aḥsanu ‘amalā(n).

Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di atas bumi sebagai perhiasan baginya agar Kami menguji mereka siapakah di antaranya yang lebih baik perbuatannya.


وَاِنَّا لَجٰعِلُوْنَ مَا عَلَيْهَا صَعِيْدًا جُرُزًاۗ

Wa innā lajā‘ilūna mā ‘alaihā ṣa‘īdan juruzā(n).

Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya sebagai tanah yang tandus lagi kering.


اَمْ حَسِبْتَ اَنَّ اَصْحٰبَ الْكَهْفِ وَالرَّقِيْمِ كَانُوْا مِنْ اٰيٰتِنَا عَجَبًا

Am ḥasibta anna aṣḥābal-kahfi war-raqīmi kānū min āyātinā ‘ajabā(n).

Apakah engkau mengira bahwa sesungguhnya para penghuni gua dan (yang mempunyai) raqīm benar-benar merupakan keajaiban di antara tanda-tanda (kebesaran) Kami?


اِذْ اَوَى الْفِتْيَةُ اِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوْا رَبَّنَآ اٰتِنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً وَّهَيِّئْ لَنَا مِنْ اَمْرِنَا رَشَدًا

Iż awal-fityatu ilal-kahfi fa qālū rabbanā ātinā mil ladunka raḥmataw wa hayyi' lanā min amrinā rasyadā(n).

(Ingatlah) ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu berdoa, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu dan mudahkanlah bagi kami petunjuk untuk segala urusan kami.”


فَضَرَبْنَا عَلٰٓى اٰذَانِهِمْ فِى الْكَهْفِ سِنِيْنَ عَدَدًاۙ

Faḍarabnā ‘alā āżānihim fil-kahfi sinīna ‘adadā(n).

Maka, Kami tutup telinga mereka di dalam gua itu selama bertahun-tahun.


ثُمَّ بَعَثْنٰهُمْ لِنَعْلَمَ اَيُّ الْحِزْبَيْنِ اَحْصٰى لِمَا لَبِثُوْٓا اَمَدًا ࣖ

Ṡumma ba‘aṡnāhum lina‘lama ayyul-ḥizbaini aḥṣā limā labiṡū amadā(n).

Kemudian Kami bangunkan mereka supaya Kami mengetahui manakah di antara dua golongan itu yang lebih tepat dalam menghitung berapa lama mereka tinggal (dalam gua itu).


نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَاَهُمْ بِالْحَقِّۗ اِنَّهُمْ فِتْيَةٌ اٰمَنُوْا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنٰهُمْ هُدًىۖ

Naḥnu naquṣṣu ‘alaika naba'ahum bil-ḥaqq(i), innahum fityatun āmanū birabbihim wa zidnāhum hudā(n).

Kami menceritakan kepadamu (Nabi Muhammad) kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami menambahkan petunjuk kepada mereka.


وَّرَبَطْنَا عَلٰى قُلُوْبِهِمْ اِذْ قَامُوْا فَقَالُوْا رَبُّنَا رَبُّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ لَنْ نَّدْعُوَا۟ مِنْ دُوْنِهٖٓ اِلٰهًا لَّقَدْ قُلْنَآ اِذًا شَطَطًا

Wa rabaṭnā ‘alā qulūbihim iż qāmū fa qālū rabbunā rabbus-samāwāti wal-arḍi lan nad‘uwa min dūnihī ilāhal laqad qulnā iżan syaṭaṭā(n).

Kami meneguhkan hati mereka ketika mereka berdiri lalu berkata, “Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi. Kami tidak akan menyeru Tuhan selain Dia. Sungguh, kalau kami berbuat demikian, kami telah mengucapkan perkataan yang sangat jauh dari kebenaran.”


هٰٓؤُلَاۤءِ قَوْمُنَا اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِهٖٓ اٰلِهَةًۗ لَوْلَا يَأْتُوْنَ عَلَيْهِمْ بِسُلْطٰنٍۢ بَيِّنٍۗ فَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًاۗ

Hā'ulā'i qaumunattakhażū min dūnihī ālihah(tan), lau lā ya'tūna ‘alaihim bisulṭānim bayyin(in), faman aẓlamu mimmaniftarā ‘alallāhi każibā(n).

(Salah seorang dari para pemuda itu berkata kepada yang lain,) “Mereka itu kaum kami yang telah menjadikan tuhan-tuhan (untuk disembah) selain Dia. Mengapa mereka tidak mengemukakan alasan yang jelas (tentang kepercayaan mereka)? Maka, siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah?

Itulah Surat Al Kahfi ayat 1-15, semoga bermanfaat.***

Editor: Reza Rafaeza


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x