10 Etika Murid Dalam Kitab Karya Imam Nawawi : Adabul ‘Alim Wal Muta’allim

- 3 Februari 2023, 17:24 WIB
kumpulan kitab
kumpulan kitab /pixabay@picturedesign96/

GALAMEDIANEWS – Kitab Adabul ‘Alim Wal Muta’allim karya dari sosok ulama yang terkenal akan kecintaannya terhadap ilmu pengetahuan yaitu Imam Nawawi. Ia dilahirkan pada bulan Muharram tahun 631 H di Desa Nawa.

Namanya Yahya bin Syaraf bin Muriy bin Hasan bin Husain bin Muhammad bin Jum’ah bin Hizam Muhyiddin an-Nawawi ad-Dimasyqi asy-Syafi’i al-Asy’ari. Berikut etika murid (al-muta’allim) dari karyanya tersebut.

10 adab murid ketika sedang belajar :

  1. Murid harus menyucikan hatinya dari perkara-perkara yang dapat mencederai kesungguhan niatnya dalam belajar.

  2. Seorang murid harus bisa menyingkirkan segala hal yang bisa mengganggu konsentrasi belajarnya untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.
    Imam Syafi’i berkata : “Orang yang mencari ilmu sedang ia dalam keadaan tercukupi ia termasuk orang yang beruntung. Namun, orang yang mencari ilmu sedang ia dalam keadaan susah. Mengorbankan jiwa raganya, serta tetap khidmat terhadap para ulama maka inilah yang disebut orang yang paling beruntung.”

    Baca Juga: Dibayangi Ancaman Buaya Setiap Seberangi Sungai, Murid SDN Ciloma Dapat Bantuan Perahu
  3. Seorang murid ketika akan memulai belajar, ia membaca kalimat puji-pujian kepada Allah SWT, Rasulullah SAW, do’a untuk para ulama, guru-guru, kedua orang tua dan semua umat Islam. Lalu, berdo’a meminta keberkahan atas materi yang akan ia pelajari. Alangkah baiknya belajar di pagi hari. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah SAW : “Ya Allah, berikanlah keberkahan untuk umatku pada setiap pagi hari-hari mereka”
  4. Seorang murid harus bisa menjaga moodnya agar senantiasa bergairah dalam belajar. Baik di siang hari maupun malam hari; baik saat ia sedang di rumah maupun sedang bepergiaan. Ia harus bisa memanfaatkan  waktu luangnya untuk belajar. Tidak masuk akal seseorang yag akan mewariskan derajat para nabi, lalu berleha-leha membuang waktu dan menghilangkan kesempatan itu.
    Dalam Shahih Muslim, disebutkan Yahya bin Abi Katsir mengatakan bahwa ilmu pengetahuan itu tidak akan pernah didapatkan tanpa pengorbanan. Sementara, Al Khatib al-Baghdadi menyatakan, bahwa sebaik-baik waktu untuk belajar dan menghafal adalah sepertiga malam. Kemudian sesaat setelahnya, baru kemudian pagi hari. 

  5. Seorang murid harus senantiasa rendah hati terhadap ilmu yang ia pelajari, juga terhadap guru yang mengajarinya. Sebab, dengan kerendahhatian itulah ia akan mendapatkan ilmu pengetahuan.
  6. Murid juga seharusnya memiliki mimpi dan cita-cita yang tinggi disertai dengan kesabaran. Dengan demikian, halangan dan rintangan apa pun akan siap dihadapi. Apa pun yang bisa ia selesaikan hari ini, akan ia tuntaskan dan tidak menunda hingga hari esok.
    Baca Juga: Detik-detik KEBAKARAN Ayam Geprek Pangeran Bandung, Diskar PB Kerahkan Mobil Pemadam
  7. Ketika akan memasuki majelis ilmu gurunya seorang murid hendaknya hadir dengan kesadaaran penuh untuk menghormatnya. Ia harus bisa meneguhkan niatnya untuk belajar agar tidak terganggu dengan hal-hal keduniawian. Serta, ia hendaknya hadir dalam keadaan suci, bersih dan wangi.
  8. Seseorang ketika belajar atau hadir dalam majelis ilmu,tidak diperkenankan berteriak atau meninggikan nada suara seenaknya. Ia juga tidak diperkenankan untuk tertawa terbahak-bahak, serta tidak banyak bicara (ngomong sendiri).

  9. Seorang murid ketika ia mendapatkan ilmu atau pemahaman yang baru, hendaknya buru-buru menuliskannya. Menekuninya dengan terus menerus (muthala’ah) apa-apa yang  telah ia tulis tadi. Hal ini harus ia lakukan dalam setiap pelajaran yang ia dapatkan. Namun, jika ia tidak mampu, ia cukup memberi perhatiaan terhadap materi yang paling penting dari pelajaran-pelajaran tersebut.
      
  10. Para ulama menegaskan bahwa :“Janganlah kalian belajar kepada seseorang yang dulunya hanya banyak membaca buku, namun tidak memiliki guru. Barang siapa hanya belajar dari tumpukan buku-buku ia akan jatuh pada jurang kesalahpahaman,darinya akan lahir banyak kekeliruan dan penyelewengan pengetahuan.”

Kitab Adabul ‘Alim Wal Muta’alim mengandung nilai pedidikan dalam menumbuhkan akhlak untuk para pencari ilmu. Demikian sekiranya 10  dari 35 etika sebagai penuntut ilmu yang tercantum dalam kitab. Sebagaimana hadits Nabi Muhammad SAW : "Tholabul ilmi faridhotun ala kulli muslim."Hamasah!***

Editor: Nadya Kinasih

Sumber: Kitab Adabul ‘Alim Wal muta’allim oleh Imam Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x