“Lebih baik kita punya lisensi, karena kita kan memandu gunung kan nggak sembarangan orang nih, misalnya kan kita harus punya dasar-dasar nya dulu,” tuturnya.
Tetapi meski demikian, tidak menutup kemungkinan untuk guide-guide lokal yang memiliki profesi tersebut tanpa lisensi, bermodal pengalaman.
“Jadi mungkin kelebihannya kalau berlisensi itu lebih tahu apa yang harus diutamakan, SOP dalam membawa tamu seperti itu ya, tapi disarankan aja ya,” jelas Fiersa.
Di akhir perbincangan Fiersa dan Rifky juga mengingatkan, selain pentingnya lisensi dalam memandu gunung, jauh lebih penting untuk mengetahui dan memahami SOP yang berlaku di gunung..
SOP yang berlaku disetiap gunung berbeda, tidak asal mengajak teman untuk mendaki bersama juga salah satu hal yang wajib diperhatikan, “Jangan sampai kita udah naik gunung, terus ngerasa asik, terus kita ngajak temen-temen kita, ada yang fisiknya lebih lemah dari kita, terus dipaksa disamakan dengan fisik kita,” tutur Fiersa.
“Jangan dibiasakan seperti itu, karena fisik setiap orang berbeda, pengalaman mendakinya berbeda-beda” tambahnya.
Informasi terkait organisasi APGI dapat diakses pada https://www.apgimountainguide.