WHO Ingatkan Masyarakat Global agar Kurangi Asupan Garam sesuai Standar Kesehatan 

- 10 Maret 2023, 13:10 WIB
WHO mendorong penurunan asupan garam
WHO mendorong penurunan asupan garam /pixabay@macroworlds/

GALAMEDIANEWS - Laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa masyarakat global tidak mencapai kondisi sesuai harapan terkait target dunia dalam pengurangan asupan natrium sebesar 30 persen pada 2025. 

Mengutip dari Antara, Jum'at, natrium merupakan nutrisi penting, akan tetapi apabila seseorang mengonsumsinya di atas ambang maka berpotensi meningkatkan risiko penyakit stroke, jantung dan kematian dini. Garam meja adalah sumber utama untuk perolehan natrium. Sementara, bumbu lainnya menyumbang natrium glutamat. 

“Pola makan yang tidak sehat adalah penyebab utama kematian dan penyakit secara global, dan asupan natrium yang berlebihan adalah salah satu penyebab utamanya,” ujar Tedros Adhanom Ghebreyesus selaku Direktur Jenderal WHO. 

Hasil laporan mengungkapkan, sebanyak 73 persen dari total 194 negara anggota WHO tidak mematuhi kebijakan pengurangan natrium wajib. Regulasi tersebut hanya memproteksi 3 persen populasi dunia. 

“Laporan ini menunjukkan bahwa sebagian besar negara belum mengadopsi kebijakan pengurangan natrium wajib, sehingga membuat warga mereka berisiko terkena serangan jantung, stroke, dan masalah kesehatan lainnya," kata Tedros.

 Baca Juga: 15 Tempat Makan Seblak di Cijerah Cimahi Dekat Bandung, Kuahnya Bikin Ngiler

WHO merekomendasikan asupan garam per hari kurang dari 5 gram atau setara dengan satu sendok teh. Sementara, asupan rata-rata secara global ditaksir yakni 10,8 gram setiap hari. Hal ini melebihi batas standar yang ditentukan WHO bahkan lebih dari dua kali lipatnya. Masih dari hasil laporan yang sama, mengonsumsi garam secara berlebihan memiliki keterkaitan dengan gizi, seperti kematian dan faktor risiko utama diet.

Berbagai data lain menunjukkan relasi antara konsumsi tinggi natrium dengan peningkatan risiko kondisi kesehatan seperti penyakit ginjal, osteoporosis, kanker lambung dan obesitas. 

Berdasarkan data dari WHO, penerapan regulasi untuk mengurangi natrium berimbas kepada penyelamatan 7 juta nyawa secara global di tahun 2030. Bonusnya, dapat memberikan dampak pada penghematan biaya. Regulasi tersebut terkait target tujuan pembangunan berkelanjutan, yakni penurunan angka kematian yang diakibatkan penyakit tidak menular. 

Terdata, hanya sembilan negara yaitu Arab Saudi, Spanyol, Uruguay, Republik Ceko, Lithuania, Malaysia, Meksiko, Brazil, dan Chile yang mempunyai paket regulasi menyeluruh dan menjadi rekomendasi terkait pengurangan asupan natrium. 

"WHO menyerukan kepada semua negara untuk menerapkan 'Best Buys' untuk pengurangan natrium, dan kepada produsen untuk menerapkan tolok ukur WHO untuk kandungan natrium dalam makanan," tutur Tedros.

WHO menghimbau untuk mengurangi asupan garam di makanan, semisal dengan menetapkan target natrium dalam makanan dan mengatur cara agar makanan mengandung lebih sedikit garam. Lembaga publik seperti tempat kerja, panti jompo, sekolah dan rumah sakit perlu menetapkan kebijakan terkait pembatasan makanan tinggi natrium dalam pengadaan pangannya. 

WHO mendorong makanan disertai pelabelan informasi agar konsumen bijak memilih produk rendah natrium, kampanye dari media massa perihal pengurangan garam/natrium dan komunikasi perubahan perilaku. Negara pun didorong untuk mengikuti standardisasi natrium global WHO pada makanan olahan serta mengimplementasikannya. 

Untuk diketahui, WHO mengadakan kartu skor negara natrium bagi negara anggota. Pembagian berdasarkan jenis dan jumlah regulasi pengurangan natrium sesuai dengan yang dimiliki masing-masing negara. ***

Editor: Nadya Kinasih

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x