Network
Pertemuan yang dilakukan di Tokyo tersebut bertujuan untuk melakukan sebuah diskusi terkait dengan peran negara masing-masing di Samudera Pasifik dalam perang Dunia yang sedang terjadi.
Pihak Jepang meminta agar pasokan minyak yang melalui Samudra Pasifik tidak terganggu oleh AS. Jika hal tersebut sampai terjadi, maka pihak jepang mengancam akan melakukan tindakan tegas kepada Amerika Serikat.
Baca Juga: Komika Marshel Widianto Nikahi Eks Personil JKT48 Hingga Umumkan Punya Anak, Berikut Profilnya
Sementara itu, Layton sebagai perwakilan AS juga meminta kepada pihak Jepang agar mereka menghormati posisi strategis AS di Samudera Pasifik.
Empat tahun setelah pertemuan tersebut digelar, Jepang melakukan invasi ke pangkalan pasukan AS Pearl Harbour pada 7 Desember 1941 yang membuat banyak tentara AS meninggal dunia dan pangkalan rusak parah yang selanjutnya memicu terjadinya Perang Dunia II.
Selain itu, Laksamana Yamamoto ternyata juga mengincar Pulau Midway. Dia bahkan membawa empat kapal perang ke pulau tersebut.
Untungnya Komandan Letnan Layton sudah mengetahui rencana Yamamoto tersebut dan melaporkannya ke Gedung Putih, AS.
Meski sedang berada dalam keadaan genting dan berdampak pada kekalahan jika sampai Jepang mengambil alih Pulau Midway, akan tetapi sayangnya para pejabat di Gedung Putih tidak mempercayai begitu saja laporan Letnan Layton.
Layton tetap berusaha meyakinkan para pejabat di Gedung Putih atas masalah tersebut. Namun hal tersebut tidak mudah, hingga pada akhirnya, kriptanalis bernama Joseph Rochefort berhasil memecahkan kode perencanaan serangan Jepang ke Pulau Midway.
Kode yang ditemukan tersebut lantas dapat meyakinkan para pejabat di Gedung Putih untuk memberikan persetujuan perang. Akhirnya armada angkatan laut AS pun ikut dikirimkan menuju Pulau Midway.
