Ingat !!! Mayat Akan Disiksa Jika Kepergiannya Ditangisi

- 20 Agustus 2020, 06:25 WIB
Ilustrasi. (reqnews.com)
Ilustrasi. (reqnews.com) /


GALAMEDIA - Saat berduka karena orang yang disayangi meninggal dunia, tidak sedikit keluarga yang menangis meratapinya. Padahal tangisan itu justru akan menyiksa di mayit tersebut.

Terdapat beberapa hadis yang menunjukkan hal itu, berikut diantaranya,

Hadis dari Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

المَيِّتُ يُعَذَّبُ بِبُكَاءِ الحَيِّ عَلَيْهِ

Mayiit disiksa karena tangisan orang yang hidup untuknya. (HR. Bukhari 1292 & Muslim 930).

Baca Juga: Diduga Tak Bisa Berenang, Anjar Tewas Tenggelam di Curug Teduh Tasikmalaya

Kemudian, hadis dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melewati wanita yahudi yang meninggal dan ditangisi keluarganya.
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّهُمْ لَيَبْكُونَ عَلَيْهَا وَإِنَّهَا لَتُعَذَّبُ فِي قَبْرِهَا

Mereka menangisi wanita itu, sementara si wanita itu disiksa di kuburnya. (HR. Bukhari 1289)

Lantas tangisan seperti apakah yang menyebabkan mayit disiksa?

Ada hadis lain yang menggunakan lafadz berbeda,

Baca Juga: Nekat Beroperasi, Tempat Hiburan di Kota Bandung Kena Semprot Satpol PP

Dari Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ نِيحَ عَلَيْهِ يُعَذَّبُ بِمَا نِيحَ عَلَيْهِ

Siapa yang diratapi maka dia disiksa karena ratapan yang ditujukan kepadanya. (HR. Bukhari 1291 & Muslim 927).

Kemudian, disebutkan dalam hadis Ibnu Umar

Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beberapa sahabatnya pernah menjenguk Sa’d bin Ubadah yang ketika itu sedang dirundung kesedihan seluruh keluarganya.

Baca Juga: Gila! Uang Spesial Rp 75 Ribu Dijual di Toko Online Seharga Rp 50 Juta

Melihat suasana sedih, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Apa dia sudah meninggal?”

’Belum, ya Rasulullah.’ jawab keluarganya.

Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menangis. Para sahabatpun ikut menangis. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَلاَ تَسْمَعُونَ إِنَّ اللَّهَ لاَ يُعَذِّبُ بِدَمْعِ العَيْنِ، وَلاَ بِحُزْنِ القَلْبِ، وَلَكِنْ يُعَذِّبُ بِهَذَا – وَأَشَارَ إِلَى لِسَانِهِ – أَوْ يَرْحَمُ، وَإِنَّ المَيِّتَ يُعَذَّبُ بِبُكَاءِ أَهْلِهِ عَلَيْهِ

Tidakkah kalian mendengar, bahwa Allah tidak menyiksa disebabkan tetesan air mata atau kesedihan hati. Namun Allah menyiksa atau merahmati disebabkan ini, – beliau berisyarat ke lisannya -. Sesungguhnya mayit disiksa disebabkan tangisan keluarganya kepadanya. (HR. Bukhari 1304 & Muslim 924).

Baca Juga: Artis Five Vi Geram Foto Vulgarnya Disebar, Langsung Ambil Jalur Hukum ke Polda Metro Jaya

Dari dua hadis di atas, kita bisa memahami bahwa tangisan yang menyebabkan mayit disiksa adalah tangisan ratapan. Tangisan sebagai ungkapan tidak terima dan tidak ridha terhadap taqdir dan keputusan Allah.

Bukan tangisan karena kesedihan semata. Karena menahan tangisan kesedihan, di luar kemampuan manusia. Sampaipun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau tidak bisa menahan bentuk tangisan itu.

Makna semacam ini, sesuai dengan hadis yang diriwayatkan dari Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا مِنْ مَيِّتٍ يَمُوتُ فَيَقُومُ بَاكِيهِ، فَيَقُولُ: وَاجَبَلَاهْ وَاسَيِّدَاهْ أَوْ نَحْوَ ذَلِكَ، إِلَّا وُكِّلَ بِهِ مَلَكَانِ يَلْهَزَانِهِ: أَهَكَذَا كُنْتَ؟

Ketika ada orang yang mati, kemudian keluarga yang menangisinya itu meratapinya dengan mengatakan, ’Duhai sandaran hidupku, duhai pahlawanku…’ atau semacamnya, maka Allah menyuruh Malaikat untuk mendorong-dorong dadanya sambil ditanya, ”Apa benar kamu dulu seperti itu.” (HR. Turmudzi 1003 dan dihasankan al-Albani).

Baca Juga: Apa yang Terjadi di Tanggal 10 Muharram?

Kalimat semacam ini, ’Wahai pujaanku kenapa kau tinggalkan aku, pahlawanku, sandaran hidupku, ’ dst. merupakan ungkapan yang menunjukkan bahwa keluarganya tidak menerima taqdir Allah dengan kematiannya. Sehingga hukuman yang diberikan Allah adalah dia dipukuli Malaikat, sambil dihina dengan pertanyaan, ”Apa benar kamu seperti yang diucapkan orang itu?.”

Mengapa Mayit Ikut Disiksa?

Permasalahan berikutnya, mengapa mayit turut disiksa karena tangisan mereka yang hidup? Padahal dia tidak melakukan kesalahan apapun. Tangisan itu adalah kesalahan keluarganya yang ditinggal mati.

Baca Juga: Bangkit Setelah Semalaman Terbujur Kaku, Mayat Melarikan Diri Petugas Rumah Sakit Jantungan Massal

Halaman:

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah