Narasi 1 Muharram kemudian dibawa ke penanggalan Jawa atau 1 Suro ini untuk menyatukan kelompok abangan dan santri.
Kemudian pada saat itu setiap hari Jumat Legi, pemerintah kerajaan menggelar pengajian yang salah satunya bertujuan untuk melaporkan perkembangan dari Negara. Pengajian tersebut dipimpin oleh seorang penghulu kabupaten.
Tradisi tersebut terjadi pada malam 1 Muharram atau Jumat Legi. Akhirnya malam tersebut turut dikeramatkan oleh beberapa golongan.
Malam 1 Suro atau 1 Muharram harus diisi dengan amalan-amalan yang baik sepeti mengaji, berdoa bersama, dan berziarah.
Masyarakat Jawa pada umumnya percaya bahwa jika malam tersebut tidak diisi dengan amalan ibadah, maka akan mendapatkan kesialan atau dalam istilah bahasa Jawa nya disebut dengan Sengkolo.
Biasanya amalan malam 1 Suro atau 1 Muharram dimulai setelah Sholat Maghrib dengan membaca doa akhir tahun dan awal tahun.
Tradisi Malam 1 Suro di Jawa
Baca Juga: Tahun Baru Islam: Inilah Amalan 1 Muharram yang Dianjurkan, Begini Penjelasan Ustadz Adi Hidayat