Mencegah Anak Stunting, Upaya Kunci Menuju Indonesia Emas 2045

- 6 Agustus 2023, 17:53 WIB
Ilustrasi menjaga agar tumbuh kembang anak optimal dan bebas stunting, menjadi bagian dari upaya mewujudkan cita-cita bangsa menuju Indonesia Emas 2045.
Ilustrasi menjaga agar tumbuh kembang anak optimal dan bebas stunting, menjadi bagian dari upaya mewujudkan cita-cita bangsa menuju Indonesia Emas 2045. /freepik/jcomp/

GALAMEDIANEWS - Melansir laman antaranews.com, salah satu makna penting dibalik upaya pencegahan stunting, diungkapkan oleh Inspektur Utama (Irtama) BKKBN, Ary Dwikora Tono, bahwa anak-anak yang kini sedang bertumbuh, kelak akan menjadi roda penggerak pembangunan bangsa sebagai bagian dari visi menuju Indonesia Emas 2045.

"Sejak sekarang angka stunting harus diturunkan serendah mungkin, karena bayi dan balita yang hidup saat ini, pada 2045 menjadi kelompok usia produktif yang menentukan keberhasilan pencapaian Indonesia Emas," ujar Ary, Minggu 6 Agustus 2023.

Membangun Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas, papar Ary, adalah upaya kunci menuju masa Emas bangsa yang dicita-citakan terwujud di tahun 2045 nanti. Untuk itu, berbagai program pencegahan stunting serta percepatan penurunannya harus dikejar mulai dari sekarang.

"Tahun emas ini harus betul-betul bisa mencapai Indonesia Emas, Indonesia yang maju dan berdaulat. Ekonominya kuat, pembangunannya merata, serta rakyatnya turut terlibat dan turut merasakan hasil pembangunan,” imbuhnya.

Baca Juga: Sekolah Orang Tua Hebat, Membentuk Pola Asuh Sehat Mencegah Anak Stunting

Saat ini pun BKKBN, tutur Ary, terus mendorong penanganan masalah stunting dari hulu sumber penyebab. Pencegahan dini dilakukan dengan mempersiapkan terbentuknya keluarga yang sehat. Salah satu fokusnya yakni bagi pasangan yang hendak menikah hendaknya memeriksakan kondisi kesehatan mereka tiga bulan sebelum memutuskan berumah tangga. 

Tujuan dari pencegahan dini tersebut, lanjut Ary, agar ketika setelah menikah sang istri kemudian hamil, kondisi ibu dan bayi yang dikandungnya dalam keadaan sehat dan tercukupi kebutuhan gizinya dan terhindar dari stunting. Edukasi tentang pola asuh juga diberikan, untuk menjaga kecukupan nutrisi sang buah hati termasuk dengan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan.

"Kekurangan gizi yang terjadi pada stunting bisa disebabkan karena pola makan dan pola asuh yang keliru, sehingga pertumbuhan anak terhambat," pungkas Ary.

Senada dalam perihal pemberian ASI eksklusif tersebut, Kepala Perwakilan BKKBN Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Andi Ritamariani menambahkan penjelasannya, bahwa kaum wanita memegang peranan penting dalam upaya pencegahan stunting.

Melalui pemberian ASI, dan kandungan nutrisi didalamnya, sangat bermanfaat mengoptimalkan pertumbuhan anak yang membentuk perkembangannya di masa depan kelak, terlebih sebagai visi tercapainya Indonesia Emas 2045.

"Rugi sebetulnya jika tidak memberikan ASI, karena ASI itu tidak perlu beli, gizi dan kebersihan terjamin. Selain itu, ekonomis. Jika rutin menyusui, memperkecil kemungkinan segera hamil lagi. Lagi pula ASI mudah dibawa dan disiapkan, tidak ribet," terang Andi Ritamariani.***

Editor: Nadya Kinasih

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah