Network
GALAMEDIANEWS - Para ilmuwan di Goddard Institute for Space Studies (GISS) NASA di New York telah mengkonfirmasi bahwa pada bulan Juli 2023 memiliki suhu global terpanas yang pernah tercatat dalam sejarah.
Hal tersebut berdampak jelas pada perubahan suhu yang drastis yang dirasakan beberapa hari terakhir kebelakang.
Perubahan cuaca yang sangat signifikan dapat dirasa di waktu siang hari,dimana matahari terasa begitu terik.
Namun walau begitu suhu udara tetap berada dalam kondisi yang dibawah normal.biasanya perubahan tersebut sangat terasa tatkala di malam hari.
Beberapa kota di tanah air cukup merasakan dampak dari perubahan suhu akhir-akhir ini
Di Kota Bandung pada Juli lalu suhu sempat berada pada titik 15-17 derajat celcius.
Bahkan di kawasan pegunungan Dieng suhu udara mencapai titik terendah pada kisar 0 derajat celcius.
Cukup jelas pada titik ini bahwa kita merasakan dampak perubahan iklim, tetapi apa yang secara khusus berkontribusi paling besar terhadap gelombang panas bulan Juli yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Sepanjang bulan, rekor suhu dipecahkan di berbagai benua, dengan sebagian Amerika Selatan, Afrika Utara, Amerika Utara, dan Semenanjung Antartika merasakan beban terbesarnya. Wilayah ini mengalami kenaikan suhu sekitar 7,2 F (4 C) di atas rata-rata, menurut siaran pers NASA pada hari Senin.
Baca Juga: Mengapa Kita Menguap? Salah Satu Fungsinya Mengatur Suhu Tubuh
Dampak kenaikan suhu jauh melampaui apa yang baru saja dirasakan di luar. Ini dapat menyebabkan tingkat merkuri yang melonjak berkontribusi terhadap tantangan lingkungan yang meluas.
Perubahan iklim terutama didorong oleh peningkatan gas rumah kaca di atmosfer bumi, yang memerangkap panas dan menyebabkan pemanasan berlebihan di planet kita.
Saat planet ini terus mengalami konsekuensi dari iklim yang memanas dengan cepat, panas yang memecahkan rekor pada Juli 2023 berfungsi sebagai peringatan nyata bagi planet yang membutuhkan tindakan segera dari pemerintah dan individu.
Terbaru seperti yang sama-sama diketahui, polusi yang tercemar di ibu kota Jakarta membuat pemerintah akhirnya membuat kebijakan-kebijakan.
Bagaimanapun semua elemen pemerintah dan masyarakat tentunya dapat bersinergi guna menciptakan tatanan lingkungan yang nantinya dapat berdampak baik bagi segala aspek dalam kehidupan.***
