5 Kesalahan dalam Pengambilan Keputusan, Salah Satunya Cocokologi

- 22 Agustus 2023, 08:28 WIB
Ilustrasi - Berpikir dalam Pengambilan Keputusan./pixabay @carlosalvarenga
Ilustrasi - Berpikir dalam Pengambilan Keputusan./pixabay @carlosalvarenga /

GALAMEDIANEWS – Siapa pun kita, ada saatnya berada dalam situasi pengambilan keputusan. Dalam situasi ini, tentunya ingin mengambil keputusan yang tepat. Namun, tak sedikit orang yang keliru.

Dalam buku berjudul Principles of Management yang diterbitkan Rice University, disebutkan terdapat beberapa kekeliruan yang cukup sering terjadi dalam pengambilan keputusan. Buku ini bisa diakses di situs OpenStax.

Baca Juga: Jadwal SIM Keliling di Kabupaten Sumedang Pekan Ketiga Bulan Agustus, Buka hingga Pukul 12.00

Nah, apa sajakah kekeliruan itu? Berikut penjelasannya:

1. Keputusan yang Diambil Tak Didukung Penyebab yang Logis

Umpamakan, kita memiliki usaha warung kelontong. Tak jauh dari lokasi warung kita, ada kompetitor yang menjual aneka produk frozen food. Sedangkan di warung kelontong kita, tak menjualnya. Kompetitor ini ramai diserbu pembeli setiap hari.

Terbesit dalam benak kita, ingin menjual produk yang sama. Sebaiknya analisa terlebih dahulu apakah ada penyebab logis mengapa produk frozen food membuat warung kelontong ramai diserbu pembeli.

Bila tak ada penyebab yang logis dan kita menjualnya, maka kita telah mengambil keputusan tanpa ada landasan yang logis.

2. Mengambil Keputusan dari Dua Hal Yang Tak Berkaitan

Mengambil keputusan dari dua hal yang tak berkaitan bisa disebut cocokologi. Umpamakan, seorang teman Anda senang berpakaian kemeja warna biru. Teman Anda cepat sekali naik jabatan dalam perusahaan.

Baca Juga: Indeks Kualitas Udara Hari Ini : Tangerang Selatan Berada di Posisi Pertama dengan Indeks 194!

Anda lalu yakin bahwa mengenakan kemeja biru akan menyebabkan mudah naik jabatan. Anda pun mengenakan kemeja biru juga. Nah, apa kaitan antara baju biru dengan naik posisi?

3. Mengambil Keputusan Berdasarkan Penilaian Orang Lain

Dalam mengambil keputusan, hindari penilaian orang lain terhadap suatu hal. Lebih baik kita yang menilai hal tersebut. Sebabnya, belum tentu penilaian orang lain itu benar.

Umpamakan, kita akan membeli mobil merk X. Menurut seseorang, mobil merk X ini rawan mogok. Nah, apakah kita akan percaya begitu saja? Lebih baik kita yang menilai sendiri mobil tersebut.

Namun, kita sebenarnya boleh-boleh saja percaya dengan penilaian orang lain. Dengan catatan orang tersebut kredibel. Misalnya, memiliki latar belakang pendidikan bidang mesin.

4. Bandwagon Fallacy

Dalam bandwagon fallacy, benar atau tidaknya suatu hal ditentukan dari suara orang kebanyakan. Dalam mengambil keputusan, hal tersebut harus dihindari. Umpamakan, kita ingin membeli smartphone merk X.

Sebagian besar orang menyebut bahwa smartphone merk X ini berkualitas buruk. Nah, apakah kita harus percaya begitu saja dengan suara orang kebanyakan ini?

Baca Juga: 9 SMA Terbaik di Kabupaten Magelang Masuk Top Nasional dengan Nilai UTBK yang Tinggi

5. Mengambil Keputusan Berdasarkan Emosi

Saat sedang marah, hindari mengambil keputusan. Sebabnya, bila mengambil keputusan saat marah, akan menyesali dengan keputusan yang telah diambil.

Contohnya, seorang teman saya pernah ditegur istrinya karena jarang mengajak anak-anak jalan-jalan setelah membeli mobil. Teman saya ini emosional lalu menjual mobil tersebut dengan harga murah.

Teman saya ini berpikir lebih baik menjual mobil, daripada dianggap demikian oleh istrinya. Akhirnya, teman saya ini menyesali keputusan tersebut.

Itulah, kesalahan yang harus dihidari dalam pengambilan keputusan. Semoga tulisan ini membantu kita dalam pengambilan keputusan.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah