Sejauh Apa Hidup Harus Berpura-pura?

- 4 September 2023, 16:55 WIB
Sejauh apa hidup harus berpura-pura?
Sejauh apa hidup harus berpura-pura? /Pexels @Daria Obymaha/

GALAMEDIANEWS - Sudah mendengar kasus selebgram yang suaminya selingkuh dengan laki-laki? Hal ini langsung menjadi polemik dan perbincangan hingga saat ini. Disatu sisi, netizen ikut kesal dan menyayangkan perbuatan sang suami yang membohongi istri dari sebelum menikah.

Disisi lain negara kita memang tidak menerima, bahkan menghujat kelompok LGBT, sehingga mereka harus hidup dalam kebohongan.

Apakah lebih baik kita sebagai negara memberikan ruang untuk mereka membuka identitasnya secara publik dan tidak menyerangnya, atau menekan untuk terus hidup dalam bayang-bayang kebohongan?

Begitupun dengan berpura-pura dalam hidup, sebagian orang bahkan memendam perasaan sedihnya sampai bertahun-tahun dan berusaha menutupi kesedihan yang ia rasakan. Kesedihan ini bisa disebabkan oleh beberapa hal.

Baca Juga: Kebiasaan Mendengkur Bisa Berbahaya! Simak Penjelasan Dokter Spesialis Saraf Berikut Ini

Mulai dari dibuat kecewa, patah hati, merasa tidak dihargai oleh orang yang dicintai, dan masih banyak faktor yang lainnya. Karena tak ingin orang lain tahu bahwa kamu sedang sedih, kamu pun mencari cara supaya bisa tertawa.

Tak jarang kamu harus pura-pura bahagia dengan keadaan yang sedang kamu hadapi saat ini. Pura-pura bahagia lama-kelamaan tentu akan menyiksa diri. Tapi keadaanlah yang memaksamu untuk terlihat bahagia dalam segala momen. Jika situasi ini tengah kamu alami, kata-kata pura-pura bahagia dapat mewakili perasaanmu.

Seperti kata-kata "Kalau merasa sedih, sedihlah, jangan berpura-pura tidak sedih. Kalau memang bahagia, bahagialah. Hidup terlalu singkat untuk dilewati dengan berpura-pura kuat."

Baca Juga: Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah 2023 : Stok Beras di Kabupaten Bandung Masih Aman

"Ketika keadaan mengharuskan untuk menangis, tak usah berpura pura tegar, karena tak semua air mata berarti lemah."

Sebagai manusia, kita mempunyai kapasitas untuk menjadikan diri kita sendiri setidaknya untuk jangka waktu tertentu-seperti orang lain. Kita bisa melakukan ini melalui tindakan kita, tingkah laku kita, suara kita, dan sebagainya.

Jika kamu memang tidak bisa pura-pura secara terus-menerus, maka berhenti untuk membuka media sosial. Istirahat sejenak dari dunia maya dan meninggalkan media sosial bukan hal yang salah.***

Editor: Dicky Aditya

Sumber: Instagram @awkarin


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah