Network
GALAMEDIANEWS - Apa itu Diabetes? Adalah penyakit metabolik yang terjadi ketika terdapat kadar gula tinggi pada tubuh, namun tidak dapat dipergunakan secara maksimal oleh tubuh.
Sebagai salah satu masalah kesehatan yang berbahaya dan banyak ditemukan di tengah masyarakat Indonesia, Diabetes harus mendapatkan penanganan sedini mungkin untuk menghindari berbagai efek yang lebih buruk di kemudian hari.
Salah satu langkah yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk mendapatkan penanganan sedini mungkin adalah dengan mengetahui dan peka terhadap berbagai gejala diabetes melitus yang muncul pada tubuh.
Diabetes adalah kondisi yang termasuk ke dalam kategori penyakit kronis berbahaya, terutama jika sudah terjadi komplikasi
Apa itu Diabetes?
Dikutip dari siloamhospitals.com. Diabetes adalah penyakit metabolik yang terjadi ketika terdapat kadar gula yang tinggi pada tubuh, namun tidak dapat dipergunakan secara maksimal oleh tubuh. Diabetes adalah kondisi yang termasuk ke dalam kategori penyakit kronis berbahaya, terutama jika sudah terjadi komplikasi.
Jenis-jenis Diabetes
Penelitian yang dimuat dalam Introduction to Diabetes Mellitus membagi diabetes dalam tiga jenis, yakni:
1. Diabetes Tipe 1
Pada dasarnya, diabetes tipe 1 adalah gangguan autoimun, yakni kondisi ketika antibodi yang seharusnya bekerja melindungi tubuh terhadap infeksi, malah berbalik menyerang sel tubuh itu sendiri.
Dalam kasus diabetes tipe 1, yang dirusak adalah sel beta yang terdapat pada pankreas. Proses tersebut membuat rusaknya sel-sel beta yang akan memproduksi insulin. Belum diketahui apa penyebab antibodi menyerang sel beta pankreas. Namun, banyak pakar percaya jika faktor genetik dan infeksi virus tertentu merupakan penyebabnya.
Baca Juga: 12 Makanan Penurun Gula Darah untuk mengatasi Diabetes yang Direkomendasikan Ahli Gizi
2. Diabetes Tipe 2
Berbeda dengan penyebab diabetes tipe 1 yang merupakan akibat penurunan produksi insulin, pada diabetes tipe 2 produksi insulin berjalan normal. Namun, sensitivitas tubuh dalam merespons kadar gula darah menurun sehingga penggunaannya menjadi tidak maksimal.
Umumnya kondisi ini lebih sering terjadi pada orang dewasa, terutama mereka yang sudah berusia di atas 30 tahun. Faktor gaya hidup, seperti kurang melakukan aktivitas fisik, stres, dan konsumsi makanan tinggi gula, memainkan peran penting dalam terbentuknya penyakit ini. Selain itu, faktor genetik dan obesitas yang tidak ditangani dengan baik, cukup berpengaruh dalam peningkatan risiko diabetes tipe 2.
3. Diabetes Gestasional
Diabetes gestasional adalah penyakit diabetes yang umumnya bersifat sementara. Penyakit ini akan menyerang pada ibu hamil dan biasanya akan sembuh sendiri setelah melahirkan.
Meski bisa terjadi kapan saja, namun penyakit ini biasanya mulai menyerang di minggu ke-24 usia kehamilan. Walaupun bisa sembuh sendiri, bukan berarti diabetes gestasional tidak berbahaya. Jika tidak ditangani dengan baik, penyakit ini bisa meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat badan berlebih, kelahiran prematur, atau lahir dengan gula darah rendah atau hipoglikemia.
Pola Makanan Sehat untuk Mencegah Diabetes
Sekadar catatan, Anda wajib waspada jika kadar gula darah menyentuh angka di atas 200 mg/dL. Angka itu mengartikan bahwa Anda diabetes. Sedangkan, gula darah normal bila kurang dari 140 mg/dL, dan Anda dikatakan pre-diabetes saat angka gula darah 140-199 mg/dL.
Baca Juga: Tips Masak Nasi Putih Sehat Ala dr Zaidul Akbar, Cocok untuk Penderita Diabetes
Berikut ini adalah beberapa alternatif makanan yang lebih sehat untuk menu harian Anda yang dikutip dari nestlehealthscience.com, yaitu:
- Makanan pokok: nasi merah, kentang, jagung
- Protein hewani: ikan, ayam tanpa lemak, daging tanpa lemak
- Protein nabati: kacang-kacangan, tahu, tempe
- Sayuran: brokoli, wortel, bayam, kangkung, buncis, dan lainnya
- Buah-buahan: apel, pisang, stroberi, bluberi, melon, madu
Khususnya untuk jenis karbohidrat, Anda bisa memilih karbohidrat sederhana. Pemilihan ini bertujuan agar gula dapat diproses cepat menjadi energi di dalam tubuh. Karbohidrat sederhana juga mudah ditemukan dalam berbagai buah dan sayuran.
Menjaga pola makan bukan berarti Anda tidak bisa mengkonsumsi kudapan dengan kadar gula tinggi atau berbagai jenis menu lainnya. Namun, lebih kepada pemahaman untuk memilih asupan yang benar-benar dibutuhkan oleh tubuh. Kebiasaan menyantap camilan tidak harus dihilangkan, tetapi dikurangi atau diganti dengan yang lebih sehat.
Takaran porsi tersebut tidak hanya berlaku saat Anda menyantap kudapan, tetapi juga makanan sehari-hari. Makanlah dengan porsi secukupnya dan berhenti ketika sudah kenyang. Anda juga bisa membiasakan makan dalam porsi kecil dan sering agar terus merasa kenyang, sehingga tidak kalap dalam makan.
Menjaga pola makan dapat pula melindungi berat badan Anda pada batas yang sehat. Berat badan yang meningkat dapat lebih tinggi membuka risiko diabetes.Kebutuhan porsi makanan, termasuk asupan karbohidrat, protein, dan lemak harian dapat dibedakan berdasarkan jenis kelamin dan rentang usia. Anda dapat melihat tabel kecukupan gizi dari Kementerian Kesehatan RI sebagai acuan.
Itulah yang disebut diabetes berikut pola makan sehat bagi penderita diabetes.***
